Sempat membaik, udara di Palembang kembali berbahaya
Kabut itu juga mengandung abu sisa pembakaran, dan berbahaya jika terhirup.
Setelah sempat membaik selama satu hari, kualitas udara di Palembang kembali meningkat ke level berbahaya. Tercatat, indeks standar pencemaran udara (ISPU) di kota itu mencapai 489 PSI.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Palembang Thabrani mengatakan, memburuknya kualitas udara itu lantaran kabut asap kembali pekat, terutama pada siang hingga malam. Kabut ini masih bercampur abu bekas kebakaran hutan dan lahan.
"ISPU di Palembang kembali meningkat. Lebih tinggi seminggu terakhir, sekarang di level berbahaya, di titik 489 PSI. Sebelumnya di titik 286 PSI," kata Thabrani, Rabu (7/10).
Sementara abu yang menempel di rumah-rumah warga, menurut Thabrani, berasal dari sisa kebakaran hutan dan lahan terbawa angin.
"Abu itu terbawa angin ke Palembang," ujar Thabrani.
Oleh karena itu, BLH mengimbau warga mengurangi aktivitas di luar ruangan, atau bila terpaksa keluar rumah supaya mengenakan masker dan pelindung mata.
"Utamakan kesehatan, jangan paksakan keluar rumah, terutama bagi anak-anak," lanjut Thabrani.
Berdasarkan pantauan merdeka.com, kabut asap di kota Pempek itu belum ada penurunan sama sekali sejak terjadi dua bulan terakhir. Bahkan, jarak pandang semakin memburuk pada 300 hingga 500 titik.