Sempat Misteri, Pembunuhan Fani Amalia Terungkap Berkat Boneka Teddy Bear
Warga Jember dikejutkan penemuan sesosok mayat perempuan dengan kondisi mengenaskan. Korban yang bernama Fani Amalia Herniati ditemukan di kamar tidurnya dalam kondisi perut tertusuk pisau.
Warga di Perumahan Karyawan PTPN XII Dusun/Desa Kawangrejo, Kecamatan Mumbulsari, Jember, Minggu (27/10) dikejutkan penemuan sesosok mayat perempuan dengan kondisi mengenaskan. Korban yang bernama Fani Amalia Herniati ditemukan di kamar tidurnya dalam kondisi perut tertusuk pisau.
Polisi bergerak cepat untuk membongkar siapa dalang dari pembunuhan Fani. Hanya butuh waktu kurang dari 24 jam, polisi bisa menetapkan bahwa pelaku pembunuhan tersebut adalah Rendi Setiawan (28 tahun) yang tidak lain adalah suami korban.
-
Dimana pembunuhan sadis itu terjadi? Diberitakan sebelumnya, seorang ibu muda berinisial MSD (24) tewas digorok oleh NKW (24), suaminya sendiri di dalam rumah kontrakan Jalan Cikedokan RT01 RW04, Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Di mana Jenang Gempol Bu Tum berjualan? Dilansir dari Jogjakota.go.id, salah satu penjual jenang gempol yang masih bertahan dan eksis adalah Jenang Gempol Bu Tum yang berlokasi di Pasar Pathuk Yogyakarta.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan Jokowi meninjau posko pengungsian banjir di Sumbar? Jokowi mengunjungi posko tanggap darurat dan pengungsian banjir lahar dingin di Lapangan Batu Taba, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5).
-
Apa yang terjadi pada rombongan pesepeda di Jalan Jenderal Sudirman? Rombongan pesepeda ditabrak oleh pengendara motor trail merek Kawasaki KLX 150 dengan pelat nomor B 3700 PCY di jalur sepeda kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat pada Sabtu (22/7) kemarin.
Ada fakta menarik dari terungkapnya kasus pembunuhan yang dilakukan seorang suami kepada istrinya. Berikut ulasannya:
Pertama Kali Ditemukan Adik Ipar Korban
Fani tewas dengan sangat mengenaskan. Ia ditemukan di kamar tidurnya dalam kondisi perut tertusuk pisau. Pisau yang menancap di bagian perut atas pusar sebelah kiri itu tembus hingga bagian punggung korban dan juga tertancap di kasur.
Tewasnya perempuan itu, pertama kali ditemukan oleh Frenda yang merupakan adik ipar korban. Saat itu, Frenda hendak mengunjungi korban bersama sang bibi, Srihartatik.
"Korban ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa sekitar pukul 7.45 WIB. Posisi korban saat itu dalam kondisi terlentang di atas kasur tempat tidur," ujar Kapolsek Mumbulsari AKP Heri Supadmo saat dikonfirmasi wartawan.
Saksi langsung histeris mendapati perempuan itu dalam kondisi tak bernyawa. Teriakan mereka mengundang kedatangan warga ke rumah korban. Awalnya warga mengira teriakan itu karena di dalam rumah terdapat ular. Namun ternyata, korban sudah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
"Saat itu di rumah tersebut hanya ada korban sendirian. Suaminya sedang pergi ke desa sebelah, juga untuk membeli obat," papar Heri.
Alibi Pelaku Membunuh Korban
Fani diketahui ditemukan oleh kerabatnya yakni Frenda (adik ipar korban) dan Suhartatik (bibi korban). Kedua orang tersebut datang atas permintaan suami korban, Rendi Setiawan. Kepada kedua kerabatnya itu, Rendi meminta tolong melalui pesan WA agar dibantu mengirimkan obat untuk korban.
Saat itu, Rendi beralasan sedang berada di luar rumah, yakni untuk membeli obat. Rendi juga mengaku khawatir karena pesan WA yang dikirim ke istrinya tidak kunjung dibalas.
"Jadi pelaku R sengaja membuat beberapa alibi, salah satunya meminta dua orang saksi ini datang ke rumahnya untuk membawakan obat. Tujuannya agar yang menemukan jenazah pertama kali adalah seolah-olah adalah dua kerabatnya itu dan seolah-olah suami korban tidak tahu apa-apa," jelas Kapolres Jember, AKBP Alfian Nurrizal
Untuk mendukung skenario Alibi itu, Rendi yang kini sudah ditetapkan menjadi tersangka, sengaja menaruh kunci rumah di sepeda motor yang diparkir dekat rumah.
Polisi yang melakukan olah TKP dan memeriksa beberapa saksi, mulai curiga kepada Rendi. "Saat jenazah ditemukan, pelaku R beralasan sedang berada di sebuah apotek. Setelah kita cek, ternyata tidak ada karyawan di sana yang mengaku melihat pelaku R pada rentang waktu tersebut. Di situ kita mulai curiga," tutur Alfian.
Setelah alibi berada di apotek terbantahkan, polisi juga mulai curiga soal kunci rumah. Kunci rumah hanya ada satu dan dikuasai oleh suami korban, yang ditaruh di sepeda motor. Di sisi lain, tidak ada tanda-tanda kerusakan pada pintu maupun jendela. Fakta ini mematahkan kemungkinan bahwa pembunuhan dilakukan oleh orang luar yang tidak mengenal korban.
Setelah beberapa fakta terungkap, polisi lantas mengarahkan fokus pemeriksaan kepada suami korban. "Kita periksa secara maraton hingga akhirnya pelaku mengakui perbuatannya," jelas Alfian.
Faktor Ekonomi
Kepada polisi, tersangka Rendi mengaku tersulut emosi hingga spontan menusukkan pisau ke perut istrinya. Pasangan muda itu terlibat cekcok pada Sabtu malam atau Minggu pagi. "Pelaku R secara spontan mengambil pisau yang ada di tembok untuk kemudian ditusukkan ke perut istrinya. Setelah itu, dia juga sempat membekap muka korban dengan bantal," ujar Kapolres Jember, AKBP Alfian Nurrizal.
Faktor ekonomi dan komunikasi disebut Rendi sebagai pemicu cekcok keduanya. "Setelah pembunuhan, pelaku keluar rumah pada Minggu (27/10) sekitar pukul 04.00 WIB," kata Alfian.
Terungkap Berkat Boneka Teddy Bear
Rendi Setiawan, sang suami, diduga sempat menyusun skenario agar pembunuhan terhadap Fani Amalia Herniati dikesankan sebagai kasus bunuh diri. Salah satunya dengan memberi boneka Teddy Bear berwarna biru di sekitar perut korban. Namun justru dari boneka imut dan lucu itulah, yang menjadi kunci bagi polisi untuk mampu mengungkap kasus ini, hanya dalam waktu beberapa jam saja.
"Boneka ini yang menjadi kunci awal. Karena kalau bunuh diri, tidak mungkin (si pelaku bunuh diri) sempat mengambil boneka untuk menutupi pisau. Ketika perut tertusuk 5 sampai 10 cm saja, pasti akan sakit," ujar Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal, di Mapolres Jember pada Senin (28/10).
Adapun pisau yang menancap di perut korban, memiliki panjang sekitar 39 centimeter. Pisau menancap sangat dalam, dari ujung hingga mencapai hampir gagang pisau. Dari situ, polisi mulai curiga bahwa boneka tersebut diletakkan oleh orang lain. Artinya, ini bukan kasus bunuh diri, melainkan pembunuhan.
(mdk/dan)