Seniman Tanah Air minta kepala negara bahas bahaya narkoba di KAA
Dari tahun ke tahun, narkoba sulit dikendalikan dan belakangan semakin menjadi-jadi di negara-negara Asia dan Afrika.
Seniman-seniman Tanah Air membuat surat terbuka kepada para kepala negara dalam Konferensi Asia Afrika yang akan digelar dari tanggal 19-24 April 2014. Mereka berharap kepada pemimpin-pemimpin negara dan delegasi Konfrensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Jakarta dan Bandung agar menjadikan isu narkoba sebagai agenda penting dan mendesak dalam pertemuan yang bersejarah itu.
"Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 menjadi momentum penting untuk membicarakan masalah penyalahgunaan narkoba. Dengan berkumpulnya pemimpin negara Asia dan Afrika diharapkan tak hanya membahas masalah masalah kerjasama di bidang ekonomi, politik maupun ancaman terorisme," kata salah satu seniman, Abdee Negara dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (17/4).
Menurut Abdee, penyalahgunaan narkoba semakin hari kian mencemaskan. Dari tahun ke tahun, narkoba sulit dikendalikan dan belakangan semakin menjadi-jadi di negara-negara Asia dan Afrika.
"Secara tulus kami berharap kepada pemimpin dan kepala negara peserta KAA 2015, agar dalam 'Bandung Message' ini dinyatakan tekad dan komitmen bersama untuk memerangi narkoba di kawasan Asia-Afrika. Tekad itu, dalam harapan kami, segera diikuti dengan aksi-aksi konkrit pemberantasan narkoba," jelasnya.
Abdee menambahkan, penyalahgunaan narkoba telah menjadi ancaman global. Muncul produksi gelap metafetamin (sabu) di Afrika Barat dan Tengah, dan Asia Barat Daya.
Asia Timur telah menjadi pasar yang besar bagi metafetamin. Barang haram tersebut sebagian berasal dari dalam kawasan setempat, sebagian lagi dari Afrika Barat dan Timur, dan Asia Barat Daya. Tempat-tempat rehabilitasi pengguna amfetamin (ATS), seperti ekstasi dan metafetamin, terus tumbuh di Kawasan Asia dan Oceania, yang mengindikasikan jumlah pecandu yang terus meningkat.
"Penanaman illegal kanabis (ganja) semakin merajalela di Kawasan Asia dan Afrika. Situasi ini membuat negara-negara Afrika harus mengeluarkan perhatian ekstra untuk merehabilisasi para pecandunya. Afrika Timur telah menjadi transit bagi pergadangan gelap heroin dengan tujuan Eropa, bersamaan dengan itu heroin juga diperdagang kan secara illegal ke Asia Tenggara dan Asia Timur," tandasnya.