Senyum dalam gelap, kisah Menpora saat mengunjungi mantan atlet Soeharto
Bertepatan dengan lokasi kunjungan kerjanya, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berkesempatan mengunjungi kediaman Soeharto. Imam mengatakan Kemenpora terus berkomitmen untuk memberi apresiasi terhadap pejuang olahraga yang telah mengharumkan nama bangsa.
Seorang mantan atlet Soeharto (68 tahun) yang pada SEA Games 1976 lalu mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia pada cabang olahraga tolak peluru dan lari 100 meter, kini kondisinya bernasib kurang baik.
Tanpa anak dan cucu, pahlawan olahraga ini hanya hidup bersama sang istri Astuti (75 tahun) dalam kondisi kedua matanya tidak bisa melihat dengan jelas. Ditambah, istrinya juga sedang sakit-sakitan, menderita tumor otak. Saat ini kesadarannya menurun dan dibantu alat pernapasan.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Siapa yang memimpin peresmian Masjid Al-Akbar Surabaya? Kemudian diresmikan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 10 November 2000.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Kapan wabah kelaparan terjadi di Semarang? Pada tahun 1901, muncul wabah kelaparan di Semarang dan Demak.
Padahal dulu, Soeharto adalah atlet andalan Indonesia. Tercatat prestasinya selama membela merah putih yakni meraih emas olahraga lempar lembing dalam Kejuaraan Asia Pasifik, meraih perunggu olahraga panca lomba pada 1977.
Selang dua tahun, Soeharto meraih perak olahraga lempar lembing dalam kejuaraan tingkat dunia di Inggris. Atas prestasi itulah, pada 1986 Presiden Soeharto memberi tanda bintang penghargaan untuk dirinya.
Kini, bentuk penghargaan yang sedang dibutuhkan Soeharto bukanlah bintang dari lempengan besi dan tembaga. Ia hanya berharap segera dirawat di rumah sakit secara gratis. Selain itu, dia juga ingin ada orang-orang yang merawatnya dan istrinya.
Bertepatan dengan lokasi kunjungan kerjanya, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berkesempatan mengunjungi kediaman Soeharto. Imam mengatakan Kemenpora terus berkomitmen untuk memberi apresiasi terhadap pejuang olahraga yang telah mengharumkan nama bangsa.
Menpora Imam Nahrawi bersama mantan atlet Soeharto ©2018 Merdeka.com
“Apa yang terjadi dengan Bapak Soeharto, mantan atlet kita hari ini bukanlah tentang membagi kisah sedih, tapi justru ia memberi inspirasi kepada kita semua agar tidak kehilangan semangat dan tidak kehilangan harapan," ujarnya seraya tetap tersenyum menatap kondisi Soeharto kini, Selasa (24/7), Surabaya.
Kehadiran Menpora sendiri untuk memberikan bantuan senilai 40 juta kepada keluarga Soeharto. Ia berharap bantuan yang diberikan tidak semata dinilai dari jumlah yang diberikan. Ia ingin bantuan ini menjadi pendorong bagi pihak lain di luar sana agar lebih banyak lagi yang memberikan bantuan untuk keluarga Soeharto.
"Bantuan yang kami berikan hari ini, murni karena kami mendengar informasi ini dan langsung berinisiatif mengunjungi Bapak Soeharto di rumahnya. Kebetulan Saya sedang melakukan kunjungan kerja di sini," ujar Imam Nahrawi.
Meski dalam gelap, ia tetap tersenyum lebar saat dikunjungi oleh Menpora. Seolah beban hidupnya berkurang meski hanya sesaat. Selama ini, orang-orang baik menghampiri dirinya. Ada donatur yang memberinya sembako, ada yang sukarela membayar tanggungan listrik rumahnya, ada juga tetangganya yang datang untuk memberinya makan. Dari pihak Dinas Sosial sendiri, Soeharto dirawat dengan cara memberi makan setiap hari.
Menpora berjanji kementerian yang dipimpinnya akan membuat standarisasi pemberian bonus dan penghargaan kepada atlet berprestasi dalam turnamen yang bersifat single event, dan juga kepada para legenda olahraga dalam bentuk regulasi yang permanen.
Menpora Imam Nahrawi bersama mantan atlet Soeharto ©2018 Merdeka.com
"Kami akan mendorong DPR untuk membuat undang-undang soal pemberian penghargaan kepada atlet berprestasi, mantan atlet dan para legenda olahraga, agar kebijakannya menjadi permanen. Pemberian bonus, penghargaan dan sejenisnya harus betul-betul diberikan berdasarkan aturan dan regulasi yang mengikat, kami tidak ingin publik menilai bahwa pemerintah memberikan bantuan karena tekanan publik atau hanya kebijakan menteri saja," jelas Imam.
Selama ini, menurutnya, Pasal 86 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional sudah mengatur tentang pelaku olahraga, organisasi olahraga, lembaga pemerintah atau swasta yang diberi penghargaan oleh pemerintah. UU itu juga sudah diteruskan dengan Peraturan Presiden No 44/2014 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga dan Permenpora No 1684/2015.
"Namun ke depan, harus ada standarisasi yang jelas mengenai kompetisi tingkat mana yang layak diberi hadiah dan berapa besaran bonus yang diberikan, dan forum pembahasan yang melibatkan para pemangku kepentingan di bidang olahraga, praktisi dan akademisi menuju pembuatan undang-undang ini juga harus segera dimulai saat ini," tutupnya.
Baca juga:
Fans Games masuk babak final, ini 20 besar atlet favorit #PesonaAsianGames2018
Jelang Asian Games, Menpora ajak masyarakat jaga fasilitas olahraga
Bersinar di dunia, Menpora beri bonus ke Fauzan, Samantha dan Jevon
Menpora minta PP PTSI perbanyak kompetisi penjenjangan junior
Wapres JK: Api obor simbol semangat bangsa Indonesia sukseskan Asian Games 2018
Bertemu presiden, Zohri janji akan bekerja keras untuk Asian Games