Kisah di Balik Kemegahan Masjid Al Akbar Surabaya, Gagal Dibangun dalam Waktu Singkat
Ikon Kota Surabaya ini memiliki beragam keunikan dan menjadi salah satu destinasi wisata religi favorit.
Sebanyak 28 mahasiswa asing dari Jepang, Filipina, Thailand, Laos, Amerika, Swedia, Kanada, Mesir, dan Uzbekistan melakukan studi banding tentang kerukunan umat beragama di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS). Mereka merupakan peserta program "CommTECH (Community and Technological Camp)" ITS Surabaya.
Haris Gigih Pratama dari International Office ITS menuturkan, Masjid Al-Akbar dianggap komunitas penting untuk belajar tentang kerukunan umat beragama, karena Indonesia adalah negara mayoritas Muslim.
-
Kenapa pembangunan Masjid Raya Sumatera Barat lama selesai? Bangunan masjid ini memakan waktu pembangunan yang cukup lama lantaran terbatasnya anggaran yang dimiliki pemerintah daerah.
-
Apa yang membuat masjid di Surabaya viral? Masjid Pemuda Indonesia di Surabaya, Jawa Timur mendadak viral dan jadi perbincangan di media sosial. Hal ini dikarenakan masjid tersebut menawarkan berbagai fasilitas cuma-cuma untuk para jamaah setiap harinya.
-
Mengapa Gereja Tua Kaliceret nyaris roboh? 'Karena ukurannya hanya 10x20 meter saja. Dulu waktu miring kami sempat gelisah. Namun puji Tuhan bisa tegak sendiri. Penyebabnya juga sama, tertiup angin dari arah yang berlawanan,' kata Pendeta Agus dikutip dari liputan6.com.
-
Bagaimana Masjid Al-Mahmudiyah Suro dibangun? Pembangunan masjid ini selesai dibangun tahun 1891, keunikannya adalah memiliki ciri khas nuansa Melayu yang cukup kental.
-
Kapan masjid itu dibangun? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
"Mereka ingin tahu bagaimana upaya Masjid Al-Akbar merawat kerukunan umat beragama," ujar Haris, dikutip dari ANTARA.
Ketua Badan Pelaksana Pengelola (BPP) MAS, Kiai Sudjak menjelaskan MAS memiliki tagline "Masjid Ramah untuk Semua" atau Islam Rahmatan lil alamin.
"Masjid Al-Akbar itu ramah untuk semua, karena itu masjid ini memiliki komunitas lansia, komunitas ibu-ibu atau emak-emak, komunitas GenZI (Generasi Z Islami), dan komunitas semua usia, termasuk ramah untuk Non-Muslim," terang Sudjak.
Masjid Ramah untuk Semua
Umat non muslim bisa bertamu dengan leluasa di Masjid Al Akbar. Syaratnya, mereka harus mengenakan pakaian yang sesuai norma-norma Islam.
Masjid Al-Akbar yang bertetangga dengan Gereja Katolik Mahakudus. Kedua rumah ibadah beda agama ini sering menjalin kerja sama.
"Kerja sama dengan pihak gereja antara lain dalam hal parkir. Kalau Idulfitri, parkir di Masjid Al-Akbar tidak cukup, sehingga perlu lokasi parkir cadangan dengan meminjam halaman gereja. Sebaliknya kalau gereja punya acara besar juga bisa pinjam parkir di Masjid Al-Akbar," ungkap Kiai Sudjak, dikutip dari ANTARA.
Masjid Al-Akbar sebagai masjid nasional juga tidak membedakan golongan dalam Islam, apakah NU, Muhammadiyah, dan lainnya. Bahkan juru khotbah bisa berasal dari semua kalangan, asalkan inti ceramah adalah rahmatan lil alamin dan fokus pada materi ukhuwah (persaudaraan), termasuk ukhuwah wathoniyah (cinta Tanah Air).
Sejarah
Masjid Al Akbar dibangun pada 4 Agustus 1995 atas gagasan Mantan Wali Kota Surabaya, Soenarto Soemoprawiro. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Wapres Try Sutrisno. Kemudian diresmikan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 10 November 2000.
Masjid ini diidirikan di atas tanah seluas 11,2 hektare dengani luas bangunan 28.509 meter persegi. Masjid yang mampu menampung 36.000 jemaah ini berlokasi di kawasan Pagesangan Surabaya Selatan, tepatnya di tepi jalan tol Surabaya-Malang.
Sejak awal, pembangunan masjid ini direncakanan selesai dalam waktu singkat. Mengutip situs masjidalakbar.or.id, saat itu pelaksana proyek berani melakukan pembangunan dengan sistem fast track, di mana perencanaan diselesaikan bersamaan dengan pelaksanaan di lapangan. Sayangnya, cita-cita membangun masjid megah dalam waktu singkat ini gagal.
Daya Tarik
Salah satu daya tarik Masjid Al-Akbar Surabaya kubahnya memiliki bentuk dan warna berbeda dari kebanyakan masjid lain di Indonesia. Rancangan kubah MAS menggunakan teknologi baru yang jarang digunakan dalam proses pembangunan masjid di Indonesia.
Masjid Al Akbar juga memiliki banyak ornamen ukir dan kaligrafi sebagai pelengkap struktur utama masjid. Saat hendak memasuki masjid, pengunjung disambut 45 pintu ukir dari kayu jati.
Pada bagian serambi ada beduk besar dan kentongan dengan ukiran khas. Saat memasuki masjid, pengunjung akan disuguhi ornamen ukir dan kaligrafi yang sangat dominan pada dinding-dinding masjid.
Pada bagian mihrab, relung imam, dinding-dinding utama, hingga rak Al-Qur’an yang tersebar di seluruh penjuru masjid, ukiran-ukiran bernuansa khas indonesia tampak cantik dan anggun.
Ada pula ornamen di bagian atap dengan kaligrafi Al-Qur’an sepanjang 180 meter. Semua elemen ukir dan kaligrafi ini menambah keagungan dan keteduhan Masjid Al-Akbar Surabaya.