Seorang napi di Malang gantung diri pakai sarung di lapangan futsal
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Lowokwaru Malang, Krismono mengatakan, korban menempati Blok 14 Kamar 11. Begitu pintu blok dibuka, korban langsung lari seolah hendak menuju masjid.
Seorang narapidana penghuni Lapas Klas I Lowokwaru Malang, gantung diri di tiang panggung hiburan di lapangan futsal. Tubuh napi bernama Imam Slamet bin Pramu (47) itu ditemukan rekan sesama narapidana tergantung sudah tidak bernyawa.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Lowokwaru Malang, Krismono mengatakan, korban menempati Blok 14 Kamar 11. Begitu pintu blok dibuka, korban langsung lari seolah hendak menuju masjid.
"Begitu keluar kamar menuju ke arah masjid. Setelah melewati masjid ke panggung, langsung di lapangan futsal. Mengaitkan ke tiang panggung hiburan," kata Krismono di Lapas Lowokwaru Malang, Rabu (21/12).
Jasad Imam ditemukan menggantung oleh teman-temannya sekitar pukul 13.30 WIB. Kemungkinan memang sudah menyiapkan tali, berupa tampar yang dibuat dari sobekan kain.
"Bunuh dirinya dengan menggunakan kain sarung yang sudah dibuat menyerupai tali," tegasnya.
Iman sendiri adalah terpidana kasus uang palsu dengan vonis hukuman 1 tahun 4 bulan. Korban dijadwalkan bebas Agustus 2017 mendatang.
Petugas tidak mengetahui penyebab pastinya korban melakukan bunuh diri. Beberapa rekan satu sel yang dimintai keterangan mengaku tidak melihat korban tengah dalam masalah.
"Setelah dilakukan penyelidikan di kamarnya, bertanya ke teman-temanya, tidak diketahui tanda-tanda akan bunuh diri," katanya.
Kata Krismono, korban hanya dikunjungi beberapa kali saja oleh keluarganya sejak menjalani masa hukuman. Namun tidak diketahui pasti penyebab korban bunuh diri di tiang setinggi dua meter itu.
"Tidak ada yang tahu. Justru petugas baru tahu dilapori narapidana, karena juga baru peralihan," tegasnya.
Korban selanjutnya dikirim ke kamar mayat rumah sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Sesuai prosedur korban harus menjalani autopsi.
Sementara itu, Kapolsek Blimbing Kompol Gatot Setyawan mengungkapkan hasil olah TKP diketahui korban benar-benar bunuh diri. Secara umum tanda-tanda bunuh diri ditemukan di lokasi kejadian.
"Ditemukan tanda-tanda, lidah menjulur, keluar air mani dan kencing dari kemaluannya. Menggunakan sobekan tali dengan ikatan simpul hidup," katanya.
Tidak ditemukan saksi mata yang mengetahui korban gantung diri. Rekan-rekannya baru tahu saat sudah meninggal tergantung.