Seorang Pengawas dan Petugas KPPS di Pilkada Solo Meninggal Dunia
Usai perhelatan akbar Pilkada serentak, Rabu 9 Desember lalu, dua TPS (Tempat Pemungutan Suara) di Kota Solo meninggal dunia. Petugas pertama yang meninggal bernama R Bagus Budiono (56) warga Nayu Timur, RT. 05 RW. 18, Kelurahan Nusukan.
Usai perhelatan akbar Pilkada serentak, Rabu 9 Desember lalu, dua TPS (Tempat Pemungutan Suara) di Kota Solo meninggal dunia. Petugas pertama yang meninggal bernama R Bagus Budiono (56) warga Nayu Timur, RT. 05 RW. 18, Kelurahan Nusukan. Pengawas TPS 31 tersebut meninggal dunia pada Kamis (9/12) kemarin akibat gangguan pernapasan.
Ketua Bawaslu Budi Wahyono mengatakan, Bagus mengalami gangguan kesehatan saat tahapan penghitungan dan sempat dibawa ke RS Brayat Minulyo.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
-
Mengapa Pilkada Serentak diadakan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
"Dia tiba tiba lemas dan jatuh, kemudian langsung kita bawa ke rumah sakit Brayat Minulyo. Hasil diagnosa dari rumah sakit ada kerusakan di saluran pernapasan," ujar Budi, Jumat (11/12).
Menurut Budi, dari awal perekrutan sampai bimbingan teknis, almarhum mengikuti semua kegiatan dengan baik dan tidak ada keluhan.
Sementara itu seorang petugas lainnya yang meninggal dunia bernama Ardani Dharmawan (44). Saat Pilkada Ardani bertugas sebagai Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 18 Kelurahan Kerten, Kecamatan Laweyan. Almarhum mengembuskan napas terakhir usai bertugas di TPS, Rabu (9/12) lalu.
Ketua KPU Solo, Nurul Sutarti, mengatakan saat pagi bertugas di TPS, Ardani dalam kondisi baik. Bahkan, saat melakukan perhitungan suara juga tidak ada tanda-tanda sakit dan bekerja seperti biasanya.
"Sekitar pukul 17.00 WIB dia pulang ke rumah setelah proses rekapitulasi di TPS selesai," terang Nurul, Jumat (11/12).
Nurul mengaku kaget saat diberi tahu anggota KPPS lainnya, bahwa Ardani meninggal dunia di rumahnya pukul 21.00 WIB. Ia pun datang melayat di rumah duka serta memberikan santunan pada keluarga yang ditinggalkan.
"Saya sempat melayat ke rumah duka pada hari Kamis. Dari keluarga memberitahu saya kalau memang almarhum memiliki riwayat penyakit jantung dan hipertensi," jelasnya.
Status almarhum sebagai anggota KPPS, dikatakannya, seharusnya berakhir pada tanggal 23 Desember. Ia mengucapkan terima kasih atas jasanya yang telah membantu menyukseskan Pilkada Solo.
Ketua KPPS 018 Kelurahan Kerten, Maryani Elok Sayekti, membenarkan adanya anggotanya meninggal duni usai bertugas di TPS Pilwakot Solo. Menurutnya, almarhum sudah dua kali ini menjadi anggota KPPS.
"Dia bertugas sangat baik, cekatan dan cerdas. Kami merasa kehilangan," pungkas dia.
Baca juga:
CEK FAKTA: Video Ini Bukan Konvoi Pendukung Gibran Usai Menang Pilkada Solo
Gibran-Teguh Unggul di Quick Count, Puluhan Karangan Bunga Penuhi Posko Pemenangan
Beban Gibran dan Bobby Setelah Menang Pilkada
PDIP: Strategi Negatif Politik Dinasti Tak Mampu Hambat Gibran dan Bobby
Kalah Versi Hitung Cepat Pilkada Solo, Bajo Siap Kritisi Pemerintahan Gibran-Teguh