Seorang Pengungsi Gempa Majene Ditandu Sejauh 2 KM untuk Melahirkan di Puskesmas
Halima harus ditandu menggunakan batang pohon dan sarung sejauh dua kilometer melalui jalan rusak berbukit dengan penerangan seadaanya oleh sejumlah warga dan relawan karena akses jalan utama dari serta menuju dusun tempat tinggal Halima terputus akibat longsoran pasca-gempa bumi 6,2 Magnitudo pada 15 Januari 2021 lalu
Halima (50) ibu hamil penyintas gempa bumi yang hendak melahirkan asal Dusun Tamerimbi, Desa Kabiraan, Kecamatan Ulumanda, Majene, Sulawesi Barat terpaksa ditandu untuk mendapatkan pertolongan medis pada Selasa malam 9 Februari 2021 lalu.
Halima harus ditandu menggunakan batang pohon dan sarung sejauh dua kilometer melalui jalan rusak berbukit dengan penerangan seadaanya oleh sejumlah warga dan relawan karena akses jalan utama dari serta menuju dusun tempat tinggal Halima terputus akibat longsoran pasca-gempa bumi 6,2 Magnitudo pada 15 Januari 2021 lalu.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Bagaimana Bunga Jeumpa diperbanyak? Perbanyakan Bunga Jeumpa ini dapat dilakukan dengan melalui biji yang tumbuh kurang lebih 3 bulan sesudah biji disebar.
-
Berapa kekuatan gempa yang terjadi? Gempa 4,9 Magnitudo mengguncang Bali, Sabtu (7/9).
-
Di mana gempa terjadi? Mengutip informsi BMKG, pusat gempa berada di 8.52 LS,115.35 BT atau 2 km timur laut Gianyar, Bali dengan kedalaman 10 km.
-
Bagaimana dampak gempa bumi bagi warga? Getaran yang cukup kuat seketika membuat warga berhamburan ke luar rumah. Mereka juga berteriak untuk mengingatkan para tetangga agar segera menyelamatkan diri.
-
Apa yang menyebabkan gempa bumi? “Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan,”
Ibu hamil itu ditandu hingga Dusun Salutakkang, Desa Lombang, Lecamatan Malunda, Mejene kemudian dibawa menggunakan mobil ambulans menuju puskesmas darurat di pusat Kecamatan Malunda, karena puskesmas di daerah Halima roboh saat gempa mengguncang pada dini hari itu.
Karmila Bakri salah seorang relawan yang turut mengantar Halima mengatakan, ibu paruh baya itu hendak melahirkan anaknya yang kedelapan. Ia terpaksa ditandu karena kondisinya yang sudah sangat lemah
"Kemarin itu, kondisinya ibunya sudah sangat lemas karena sudah dua hari pecah ketuban," kata Karmila kepada Liputan6.com, Kamis (11/02/2021).
Karmila menjelaskan, Halima bersama keluarganya sempat tinggal di posko pengungsian bersama warga lainnya usai gempa bumi. Namun, sejak beberapa hari terakhir, setelah merasakan gejala akan melahirkan, Halima dibawa kembali ke rumah, karena khawatir akan kondisi ibu hamil itu jika terus di tenda pengungsian.
"Dia tadi (berangkat) di rumahnya, tapi ada juga tendanya di lokasi pengungsian," ujar Karmila.
Perhatian untuk Ibu Hamil di Pengungsian
Kepala Dinas Kesehatan Majene, dr Rahmat Malik mengatakan, ibu hamil itu sudah mendapatkan penanganan dengan baik.
Sejak gempa bumi terjadi, pihaknya sudah melakukan pendataan ibu hamil yang ada di tenda-tenda pengungsian, sehingga tenaga kesehatan sudah siap memberikan pelayanan.
"Saya rasa sudah tertangani dengan baik, apa lagi sudah ada fasilitas kesehatan yang dekat di sekitar posko pengungsian. Selama gempa bumi ini sudah ada 15 ibu hamil dibantu oleh bidan-bidan yang melahirkan di tenda pengungsian," kata Rahmat.
Rahmat juga mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diberikan oleh sejumlah relawan gempa bumi. Menurut Rahmat, mereka sudah sangat membantu para tenaga kesehatan di tengah kondisi bencana ini.
"Terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada relawan yang sudah membantu masyarakat," tutup Rahmat.
Reporter: Abdul Rajab Umar
Sumber: Liputan6.com