Seperti Kartini, wanita Indonesia harus berkarya tanpa lupa kodrat
Seperti Kartini, wanita Indonesia harus berkarya tanpa lupa kodrat. Perempuan Indonesia harus mandiri, kuat, berkarya dan bermanfaat bagi masyarakat lainnya. Namun tentu tanpa melupakan kodratnya sebagai perempuan.
Perempuan Indonesia harus mandiri, kuat, berkarya dan bermanfaat bagi masyarakat lainnya. Namun tentu tanpa melupakan kodratnya sebagai perempuan.
Kalimat tersebut diucapkan oleh salah satu wanita hebat Kota Solo Hermin Istiariningsih atau akrab disapa Ibu Ning (58). Pelukis wanita kelahiran Jombang ini hingga di usia senja masih terus berkarya demi kecintaannya pada seni lukis wayang beber.
"Seperti Raden Ajeng Kartini, perempuan Indonesia harus bisa mandiri, kuat, terus berkarya dan bermanfaat bagi masyarakat lainnya. Tetapi perempuan Indonesia juga tidak boleh melupakan kodratnya sebagai perempuan," ujar Bu Ning, saat ditemui merdeka.com, Kamis (20/4).
Nama Bu Ning mungkin tak setenar pelukis-pelukis lain di tanah air, namun karyanya tak kalah moncer. Hasil lukisan wayang beber yang ditekuni sejak tahun 1985 tersebut, banyak menghiasi ruangan hotel tanah air, bahkan hingga sampai ke Prancis, Pakistan, Belanda, Suriname dan kolektor di Indonesia.
Satu yang patut diteladani dari sosok Bu Ning adalah adalah dedikasinya pada dunia seni khususnya wayang beber yang hampir punah. Kecintaan terhadap wayang beber tersebut menjadi alasan dia tetap bertahan untuk melukis. Meskipun banyak masyarakat era sekarang yang tak mengenal atau bahkan tak menyukai wayang beber. Apalagi hasil karyanya yang sebenarnya bernilai tinggi, kadang kurang dihargai oleh masyarakat.
Tak sedikit, hasil lukisan istri Sutrisno (75) ini dihargai murah. Bahkan ada beberapa pejabat yang telah memesan lukisannya, namun setelah diambil pejabat tersebut lupa membayarnya. Padahal untuk mengerjakan satu lukisan, ibu Ning harus meluangkan waktu hingga beberapa hari.
"Satu wayang ini melukisnya bisa seminggu, atau bisa setahun dua tahun. Tergantung kondisi kesehatan saya juga," ucap Bu Ning yang saat ini menderita penyakit stroke.
Di rumahnya yang sangat sederhana di Kampung Wonosaren Jagalan, Jebres, Solo, wanita ini tetap bertahan melukis wayang beber yang dipelajari secara autodidak untuk menghidupi keluarganya. Penjualan lukisan wayang beber tak semudah lukisan pada umumnya.
Lukisan wayang beber kurang diminati pecinta seni. Kondisi ini membuat perekonomian mereka semakin sulit dan hidup pas-pasan. Meski hidup serba pas-pasan ibu Ning tak lantas mau menerima uluran tangan sesama. Ia bahkan selalu menolak bila mendapat bantuan.
"Saya lebih senang kalau ada membeli lukisan saya, dari pada dibelaskasihani atau diberi sesuatu secara cuma-cuma," kata Bu Ning.
Ibu Ning menjual karya lukisan wayang beber, dengan kain kanvas seharga Rp 2,5 juta untuk ukuran dua meter untuk lukisan dengan pewarna yang bagus bisa mencapai Rp 15 juta.
Bu Ning mengatakan, seni wayang beber muncul dan berkembang di Jawa pada masa pra Islam. Seni tersebut saat ini masih berkembang di daerah-daerah tertentu di Pulau Jawa. Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran-lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi tokoh-tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupun Ramayana.
Ia prihatin, hingga saat ini belum ada yang mau meneruskan seni lukis wayang beber. Meskipun tak sedikit akademisi, mahasiswa yang belajar kepadanya.
Baca juga:
Mengapa Kartini?
Sambut Hari Kartini, Polwan di Kediri bagi-bagi bunga dan permen
Hari Kartini, Pence sebut Indonesia jadi contoh bagi AS
-
Kapan Hari Kartini dirayakan? Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini yang sarat perjuangan.
-
Apa yang dirayakan di Hari Kartini? Puisi Hari Kartini mencerminkan penghormatan dan apresiasi terhadap dedikasi sosok Kartini.
-
Bagaimana cara memperingati Hari Kartini? Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April. Tak hanya memperingati harinya, namun banyak pula jejak tokoh perempuan itu yang masih dapat dijumpai hingga kini.
-
Siapa Kartini Hermanus? Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Raden Ayu Kartini Hermanus merupakan sosok yang patut diperhitungkan dalam sejarah militer Indonesia. Ia memegang predikat sebagai jenderal wanita pertama di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, sebuah prestasi yang mengilhami banyak wanita di tanah air.
-
Apa makna dari ucapan selamat hari Kartini? Ucapan Selamat Hari Kartini untuk Wanita Indonesia, Penuh Makna Inspiratif
-
Kenapa Raden Adipati Djojoadiningrat berani melamar Kartini? Karena gagasannya ini, pada awal abad ke-20 Kartini mampu mendirikan sekolah perempuan pertama di rumahnya yang berada di Kabupaten Rembang untuk memberdayakan perempuan sehingga bisa membaca, berhitung, dan menulis.