Serabut Kelapa Asal Banyuwangi Laku Diekspor ke Tiongkok
Kabupaten Banyuwangi memiliki peluang baru untuk eksportir Cocofibre (serabut kelapa) ke Tiongkok. Ekspor serabut kelapa dari Banyuwangi tahun ini sebanyak 95 ton dengan nilai Rp 200 juta.
Kabupaten Banyuwangi memiliki peluang baru untuk eksportir Cocofibre (serabut kelapa) ke Tiongkok. Ekspor serabut kelapa dari Banyuwangi tahun ini sebanyak 95 ton dengan nilai Rp 200 juta.
Ekspor serabut kelapa dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian dari Banyuwangi oleh PT. Sumber Makmur Bakti Mulya ke Tiongkok, Kamis (5/9).
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi menjelaskan, serabut kelapa tersebut akan digunakan untuk bahan baku matras atau jok mobil.
Serabut kelapa selama ini seringkali hanya menjadi bahan bakar memasak rumah tangga bahkan hanya menjadi limbah.
"Serabut kelapa digunakan sebagai bahan campuran membuat matras dan jok mobil, sedangkan kompos dimanfaatkan sebagai media tanam. Awalnya tidak ada yang mengira kalau produk samping yang disangka limbah tersebut bernilai ekonomi bahkan diekspor ke mancanegara," ujar Fauzi di sela pelepasan ekspor serabut kelapa di Banyuwangi.
Dia melanjutkan, ekspor serabut kelapa telah dilakukan sejak 2016. Selain dua komoditas tersebut Banyuwangi juga melakukan ekspor Buah Naga, Manggis, Kopi, dan Tembakau ke berbagai negara.
Menurut data tahun 2018 periode Januari - Agustus ekspor serabut kelapa dan Cocopeat (serabut kelapa olahan) mencapai 6.772 ton senilai Rp 19 miliar dan pada periode yang sama di tahun 2019 mencapai 11.333 ton senilai Rp 33 miliar.
"Ini menunjukkan kenaikan jumlah dan nilai ekonomi yang signifikan yaitu lebih dari 50 persen. Dengan kata lain, komoditas yang dulunya sering dianggap limbah ternyata saat ini mampu menyumbangkan devisa bagi negara," katanya.
Pihak Kementan sendiri terus berupaya meningkatkan peluang ekspor terutama di sektor pertanian, salah satunya melalui aplikasi Indonesian Maps of Agricultural Commodities Exports (Mace). Aplikasi tersebut, berisi informasi kegiatan ekspor di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian di seluruh Indonesia.
"Seiring dengan kebijakan tersebut, Badan Karantina Pertanian meluncurkan program Ayo Galakkan Ekspor Generasi Milenial Bangsa (Agrogemilang) pada tahun 2019, Membuka layanan inline inspection, dan meluncurkan aplikasi Imace," ujarnya.
(mdk/hhw)