Serda Herdi Diduga Meninggal Tak Wajar, Keluarga Tulis Surat Terbuka ke Jokowi
Menurut Sahrani, sejak 14 April 2023, keluarga tidak mendapatkan kejelasan terkait penyebab kematian Serda Herdi di Yonarhanud 16/Makassar.
Prajurit Yonarhanud 16/Makassar Serda M Herdi Fitriansyah (20) diduga meninggal tak wajar akibat penganiayaan. Keluarga menyampaikan surat terbuka meminta TNI transparan mengusut kematian prajurit dari Kutai Kartanegara itu.
Kakek dari Serda Herdi, M Sahran membacakan surat yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, hingga Ketua DPR RI Puan Maharani.
-
Kenapa Presiden Jokowi mendukung Timnas Indonesia? Dalam unggahan yang sama, Jokowi menyisipkan doa dan harapan agar Timnas Indonesia mampu melaju hingga ke babak berikutnya. “Selangkah lagi untuk melaju ke fase kualifikasi babak ketiga Piala Dunia 2026, Teruslah berjuang dengan penuh semangat” ungkapnya.
-
Siapa yang diusulkan Presiden Jokowi sebagai calon Panglima TNI? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan Jenderal TNI Agus Subiyanto sebagai calon Panglima TNI.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Mengapa Presiden Mesir kagum dengan TNI? Menurut Bung Karno, Nasser kagum melihat kemampuan pasukan TNI. Di era Orde Lama, TNI membangun kekuatan besar-besaran. Bung Karno Bercerita Nasser Marah Sekali Saat Dikalahkan Israel "Saat perang banyak tentara Mesir adalah bekas tentara kerajaan, mereka takut mati saat perang. Disiplinnya rendah, karena masih ingin melihat tari perut."
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
Menurut Sahrani, sejak 14 April 2023, keluarga tidak mendapatkan kejelasan terkait penyebab kematian Serda Herdi di Yonarhanud 16/Makassar.
"Ketika jenazah meninggal disebut karena bunuh diri, gantung diri pada 14 April 2023, kemudian tiba di Kalimantan Timur pada 15 April 2023, ada banyak kejadian dirasakan keluarga sangat janggal," kata Sahrani dalam konferensi pers di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Senin (1/5) sore.
Ketika penjemputan jenazah pada Sabtu (15/4), oknum kesatuan Yonarhanud, meminta ambulans kepada keluarga yang tinggal di Desa Perjiwa, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan.
"Setahu kami, menurut kami, ketika ada anggota TNI meninggal dunua, ada pengawalan dari TNI dan disediakan ambulans dari kesatuan TNI," ujar Sahrani.
"Namun kami keluarkan jenazah dari petinya, banyak luka lebam, kami rasakan dugaan penganiayaan. Sampai detik ini, tidak ada selembar surat pun terkait fakta sebab meninggalnya almarhum Serda Herdi. Perkembangan terkait hasil autopsi, kami pihak keluarga juga tidak mendapat informasi," tambah Sahrani.
Masih dalam surat itu, menurutnya, sampai detik ini juga, keluarga belum menerima barang-barang dan alat pribadi milik almarhum Serda Herdi.
"Sampai detik ini kami kebingungan dan tidak tahu mengadu ke mana terkait perkembangan informasi penanganan almarhum. Kami tidak bisa mengakses, dan dapatkan informasi sebab meninggalnya almarhum," sebut Sahrani.
"Kami mohon perlindungan dan bantuan Bapak Presiden Joko Widodo, Panglima TNI, Kapolri, Kasad, Kapolri, Ketua DPR RI. Di mana dari 14 April sampai sekarang kami tidak mendapatkan kejelasan sebab meninggalnya almarhum Serda Herdi," ujar Sahrani kembali menegaskan.
Sahrani juga meminta agar keluarga almarhum bisa mendapatkan keadilan seadil-adilnya kepada Presiden Jokowi.
"Kami keluarga besar, memohon dengan sangat Bapak Presiden, pimpinan aparat penegak hukum, menolong kami agar keluarga kami mendapatkan keadilan seadil-adilnya. Saya mohon Bapak Presiden, kami orang tidak mampu. Kami mohon dibantu, tegakkan hukum seadil-adilnya," kata Sahrani di akhir surat terbuka itu.
Ayah kandung almarhum Serda Herdi, Hatta Ardiansyah (59) menerangkan, sebelum meninggal pada Jumat (14/4), lewat komunikasi WhatsApp, almarhum sempat mengungkapkan keinginannya.
"Saya sedih sekali, sakit sekali hati saya. Ternyata banyak luka-luka lebam di badan anak saya. Kalau boleh memilih, saya lebih baik dikirim tugas di Papua saja. Itu kata anak saya waktu awal puasa kemarin," kata Hatta saat konferensi pers.
Muhibin Ali (47), paman dari almarhum Serda Herdi menggarisbawahi, tidak ada izin waktu dan tempat autopsi tertulis keluarga kepada Yonarhanud Makassar, yang diketahui dilangsungkan di RS Bhayangkara Makassar. Muhibin juga memperlihatkan foto-foto memar pada bagian tubuh jenazah Serda Herdi, sebelum dimakamkan.
"Pemberitahuan autopsi hanya melalui komunikasi di WhatsApp Messenger. Keluarga hanya menyetujui soal autopsi. Tapi tidak ada persetujuan soal waktu dan tempat autopsi. Tidak ada izin tertulis," tegas Muhibin.
Juli Arianto, kuasa hukum keluarga almarhum Serda Herdi mengatakan dia telah bersurat pada 28 April 2023 ke Kodam XIV Hasanuddin yang membawahi tugas Yonarhanud Makassar untuk menjelaskan gamblang sebab kematian Serda Herdi
"Karena semakin diam, semakin banyak pertanyaan keluarga korban. Kami juga sudah surati Denpom Makassar, supaya keluarga mengetahui apakah korban ini dibunuh, atau gantung diri," kata Juli.
Dari autopsi yang dilakukan di RS Bhayangkara di Makassar, lanjut Juli Arianto, keluarga juga meminta agar hasilnya segera diketahui keluarga. Tujuannya agar tidak muncul dugaan-dugaan liar sebab kematian korban.
"Kami yakin RS Bhayangkara transparan. Kalau hasilnya dinyatakan tidak ada pembunuhan, langkah selanjutnya keluarga meminta dilakukan autopsi ulang," ujar Juli.
Sebelumnya, Serda M Herdi Fitriansyah, meninggal dunia Jumat (14/4). Sehari kemudian jenazahnya diautopsi dan dipulangkan ke Desa Perjiwa, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Serxa Herdi dimakamkan secara militer dari Kodim 0906/Kutai Kartanegara pada Minggu (16/4).
Sebelum dimakamkan, oleh personel Yonarhanud sempat bilang ke keluarga bahwa Serda Herdi meninggal karena bunuh diri. Meski demikian keluarga tidak percaya begitu saja, dan menemukan luka memar pada bagian-bagian tubuhnya sehingga mencuatkan dugaan Serda Herdi meninggal usai dianiaya.
(mdk/ray)