Sering Cekcok, Seorang Istri di Bengkalis Sewa Pembunuh Bayaran Habisi Nyawa Suami
Kepada polisi, Rifna mengarang cerita, korban sempat keluar rumah bermain kartu. Kemudian korban pulang pukul 01.30 WIB dan masuk kamar. Kemudian saat akan sahur, Rifna mengaku melihat suaminya tewas bersimbah darah.
Seorang ibu rumah tangga bernama Rifna di Jalan Pelita, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis tega membunuh suaminya, Salman. Alasannya, dia mengaku hubungan rumah tangganya sudah lama tidak harmonis dan sering cekcok dengan sang suami.
Polisi menyebut ada unsur perselingkuhan yang dilakukan istri korban dalam kasus ini. Rifna mengajak dua orang pria bernama Avwita dan Honas Saputra. Mereka bertiga membuat perencanaan yang mematang untuk menghabisi nyawa Salman.
-
Kapan Betandak Dangkong dipertunjukkan? Tarian tersebut biasanya akan ditampilkan ketika peringatan hari-hari besar Islam dan hari peringatan nasional.
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Kenapa Ngarak Panganten dilakukan di Bekasi? Tradisi Ngarak Panganten sendiri memiliki maksud yang baik bagi kedua pengantin, yakni mengenalkan pernikahan mereka sehingga tidak timbul fitnah.Ini sekaligus untuk menjunjung budaya lokal Betawi yang kental dan agamis.
-
Kapan Benteng Pendem di Cilacap dibangun? Benteng pendem ini merupakan benteng peninggalan Belanda yang sudah ada sejak tahun 1861. Ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang bisa mengedukasi tentang sejarah terutama ketika penjajahan Belanda.
-
Kapan Curug Bengkawah dapat diakses? Dari pusat Kota Pemalang, air terjun ini dapat ditempuh selama 45 menit hingga 1 jam.
"Alat yang digunakan untuk membunuh oleh para pelaku berupa batu gilingan cabai dan pisau dapur. Ada juga bantal, tiga buah HP milik para tersangka serta kain lap bercak darah," kata Kapolres Rokan Hulu AKBP Yusup kepada merdeka.com, Kamis (16/5).
Jasad Salman ditemukan tak bernyawa dan bersimbah darah di kamar rumahnya Senin (13/5). Awalnya, Rifna berteriak histeris dan mengadukan ke tetangganya bahwa suaminya dibunuh orang. Dia membuat drama seolah-olah sang suami memang dibunuh orang lain.
"Istri korban juga membuat laporan ke Polsek Mandau, dia berdalih suaminya dibunuh orang," ujarnya.
Kepada polisi, Rifna mengarang cerita, korban sempat keluar rumah bermain kartu. Kemudian korban pulang pukul 01.30 WIB dan masuk kamar. Kemudian saat akan sahur, Rifna mengaku melihat suaminya tewas bersimbah darah.
Pelaku mengaku kamarnya diacak-acak orang tak dikenal yang membunuh suaminya. Untuk meyakinkan cerita, Rifna berdalih perhiasan emas miliknya dibawa perampok. Atas laporan itu, petugas melakukan penyelidikan.
"Petugas tak percaya begitu saja, lalu melakukan olah tempat kejadian perkara. Ada kecurigaan dari kejadian itu," ucapnya.
Anggota Polsek Mandau banyak menemukan kejanggalan. Tak puas, anggota Polres Bengkalis turun tangan untuk kembali melakukan olah TKP. Beberapa barang bukti lain ditemukan polisi di sekitaran rumah korban.
"Ada kain lap bercak darah di tong sampah belakang rumah. Saat olah TKP pertama, kain lap itu tidak ada. Tapi ketika olah TKP kedua, kok ada. Dari situ kita mulai curiga," paparnya.
Saat diperiksa, kata Yusup keterangan yang diberikan Rifna selalu berubah dan menjawab berbelit-belit. Petugas akhirnya mengamankan Rifna untuk diinterogasi lebih dalam. Dia menghentikan dramanya hingga mengakui telah membunuh sang suami bersama dua orang saudaranya.
"Jadi pelakunya ada tiga, Rifna, Avwita dan Honas. Kalau si Honas ini merupakan teman selingkuhan Rifna, pria inisial An yang masih kita cari," jelasnya.
Polisi menyelidiki apakah An terlibat dalam pembunuhan ini atau tidak. Sebab, selama ini Rifna mengaku berselingkuh dengan An. Hal itu diungkapkan Rifna kepada polisi.
"Rifna selingkuh karena sering dikasari suaminya, itu pengakuan dia. Sedangkan tersangka Avwita ikut membunuh korban karena juga memiliki dendam dengan korban," kata Yusup.
Pelaku eksekutornya adalah Honas, pria ini dibayar Rp500 ribu untuk membunuh korban. Setelah pekerjaan selesai, Rifna menjanjikan akan membayar Rp2,5 juta lagi. "Honas ini pembunuh bayaran istri korban," ungkap dia.
Untuk membayar Honas, Rifna menjual emasnya. Padahal sebelumnya, dia mengaku emasnya hilang dicuri ketika korban ditemukan tewas. Awalnya Honas meminta Rp10 juta, tapi Rifna tidak memiliki uang seperti permintaan Honas.
"Akhirnya sepakat Rp3 juta, bayar di depan Rp500 ribu. Sedangkan sisanya akan dibayar kalau santunan kematian suaminya dibayar," ucap Yusup.
Ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 340 subsider 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana dengan ancaman pidana mati atau seumur hidup. Mereka terlibat pembunuhan berencana.
Baca juga:
Anggota TNI Pembunuh Fera Oktaria Masih Buron
Jejak Pelaku Mutilasi di Malang, Pernah Potong Lidah Pacar & Bakar Rumah Tetangga
Tinggalkan Teman dalam Lubang Tambang hingga Tewas, 2 WN China Diciduk Polisi
Sugeng Santoso Memutilasi Korban di Malang Gunakan Gunting
Sri Tewas Mengenaskan, Warga Cerita Perilaku Suami yang Alami Gangguan Jiwa