Sistem rating tak pedulikan pasar lokal
Rating di Indonesia menggunakan sistem nasional. Hal itu menyebabkan banyak media lokal tidak bisa memanfaatkannya.
Beragam media dewasa ini semakin banyak tumbuh di Indonesia. Hal ini dinilai merupakan imbas dari adanya reformasi yang menjadi penyubur kebebasan pers.
Namun demikian, media membutuhkan rating untuk dapat terus bertahan dan bertumbuh menjadi semakin besar. Sayangnya, hal itu tidak dilirik oleh lembaga rating media.
"Sistem rating sekarang tidak berlaku dan semakin tidak memedulikan pasar lokal," ujar Komisioner bidang Isi Siaran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nina Mutmainnah Armando dalam dialog publik bertajuk 'Quo Vadis Rating dalam Dunia Pertelevisian Indonesia?' yang digelar KPI di Gedung Kemenkominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (27/6).
Nina mengatakan, rating yang ada di Indonesia menggunakan sistem nasional. Hal itu menyebabkan banyak media lokal tidak bisa memanfaatkan rating untuk mengembangkan diri.
"Pasarnya nasional dan pelanggan rating adalah perusahaan-perusahaan nasional," kata Nina.
Lebih lanjut, Nina menjelaskan, sistem rating yang berlaku sekarang ini mengundang keraguan. Ini karena lembaga rating ternyata tidak transparan terkait metode dalam menentukan rating.
"Apalagi pemainnya tunggal," pungkas Nina.