Siswa Indonesia raih emas Olimpiade Kimia-Fisika di Portugal
Kepala SMA Cindera Mata Bekasi Ros Hayati menjelaskan tentang penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk pengembangan peserta didik di bidang sains dan teknologi.
Tim Olimpiade Sains Indonesia mengukir prestasi internasional bidang kimia dan fisika dengan masing-masing meraih medali emas pada International Chemistry Olympiad (IChO) Ke-50 di Republik Ceko dan International Physics Olympiad (IPhO) Ke-49 di Lisabon, Portugal.
Medali emas untuk bidang kimia diraih oleh Ong Christoper Ivan Wijaya, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen YSKI Semarang, sedangkan untuk bidang fisika diraih oleh Johanes, siswa SMA Kristen Frateran Surabaya.
-
Siapa yang menginspirasi dengan semangatnya mengajar ngaji? Meski berada dalam keterbatasan, semangatnya berbagi ilmu agama kepada anak-anak benar-benar menginspirasi. Syarif, menjadi contoh sosok yang kuat menjalani kehidupan meski fisiknya berbeda dari kebanyakan.
-
Siapa saja yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Siapa yang menjadi pendakwah muda inspiratif? Jeffry Al-Buchori memiliki nama populer Uje, adalah seorang pendakwah atau ustad yang tampil dengan mengemas bahasa dakwahnya dengan bahasa-bahasa anak muda.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Siapa yang bisa menjadi inspirasi bagi kita? "Jadilah seseorang yang memberikan inspirasi kepada orang lain."
-
Siapa yang mengunjungi Indah Permatasari di Jakarta? Mertua Indah Permatasari beberapa waktu lalu datang ke Jakarta mengunjungi anak, menantu dan cucu mereka.
Tim IChO Indonesia juga berhasil meraih satu medali perak oleh Abdullah Muqoddam, siswa Madrasah Aliyah (MA) Negeri Insan Cendekia Serpong dan dua medali perunggu oleh Rizki Kurniawan, siswa SMA Negeri 1 Metro, Lampung serta Muhammad Syaiful, siswa SMA Cindera Mata Bekasi. Keempat siswa tersebut mewakili Indonesia bersaing dengan 309 siswa dari 80 negara peserta IChO pada 2018.
Tim IPhO Indonesia meraih medali perak oleh Jason Jovi Brata, siswa SMAK 1 BPK Penabur Jakarta dan medali perunggu masing-masing diraih Ahmad Aufar Thoriq, siswa SMA Semesta BBS Semarang, Bryant Juspi, siswa SMA Darma Yudha Pekanbaru, dan Raditya Adhidarma Nugraha, siswa SMA Negeri 1 Yogyakarta. Lima remaja yang mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional itu mampu bersaing dengan 670 siswa dari 90 negara peserta IPhO 2018.
Direktur Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Purwadi Sutanto menyatakan bangga atas prestasi yang diraih para siswa yang merupakan hasil seleksi berjenjang mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional, yakni ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Pekanbaru, Riau, pada 2017.
"Prestasi ini, kado ulang tahun hari kemerdekaan Republik Indonesia Ke-73. Tim IChO, alhamdulillah berhasil membawa empat medali dan tim IPhO raih satu emas, satu perak, dan tiga perunggu. Ini prestasi luar biasa. Ini membanggakan buat kita semua bangsa Indonesia," kata dia. Seperti dilansir Antara, Selasa (31/7).
Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik, setiap siswa yang berprestasi dalam ajang internasional akan mendapatkan penghargaan berupa beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Peraih medali emas pada ajang IChO Ke-50, Ong Chritopher Ivan Wijaya (17), mengaku bersyukur bisa bertemu guru yang dapat memotivasinya hingga bisa bersaing di ajang internasional.
"Awalnya saya suka matematika, puji Tuhan waktu SMA kebetulan ketemu guru kimia yang sebenarnya bukan mengajarnya yang bagus, tetapi guru saya itu pintar memotivasinya. Membuat saya menjadi suka kimia," ujar Ivan.
Rekannya, Abdullah Muqoddam, yang kini kuliah di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia itu, menyampaikan bahwa saingan terberat tim Indonesia adalah para siswa dari negara-negara maju.
"Saingan terberat kebanyakan dari negara-negara maju, seperti Amerika, Rusia, dan China. Mereka itu dapat medali emasnya dengan nilai paling tinggi," katanya.
Kepala SMA Cindera Mata Bekasi Ros Hayati menjelaskan tentang penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk pengembangan peserta didik di bidang sains dan teknologi.
"Di sini BOS kami manfaatkan untuk pembinaan anak-anak, pengembangan anak-anak. Setiap kompetisi kami dorong anak-anak untuk ikut, dan alhamdulillah pada OSN 2017 dan 2018 kami berturut-turut mendapat emas di bidang kimia dan biologi, dan sekarang kami bangga atas prestasi siswa kami yang telah ikut IChO di Ceko," katanya.
Baca juga:
Siswa SD Indonesia raih emas dalam kompetisi matematika internasional di Bulgaria
Berguru ke markas Apple, Andika ingin bantu Indonesia di bidang teknologi
Dari keluarga kurang mampu, kisah 4 anak Indonesia ini bikin haru
Pelajar di Sidoarjo rakit kursi roda berbasis android khusus difabel
Cerita perjuangan anak penjual angkringan hingga menjadi lulusan terbaik UMY
2 Pelajar di Tangerang ubah limbah rambut jadi cat besi antikarat