Siswi tewas saat MOS, Bantul hapus semi militer di sekolah
Tujuannya adalah agar kasus tersebut tidak menimpa siswa lain.
Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, segera membentuk tim investigasi untuk mengungkap kasus kematian siswi SMK 1 Pandak saat mengikuti masa orientasi siswa (MOS) di sekolah tersebut. Tim investigasi tersebut merupakan gabungan dua unsur.
"Tim Investigasi itu berasal dari unsur Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal (Dikmenof). Tim akan mulai melakukan penyelidikan minggu depan," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul, Riyantono usai peringatan Hari Jadi Bantul ke-182, Sabtu (20/7).
Anindya Ayu Puspitasari siswi baru SMK 1 Pandak Bantul dilaporkan jatuh pingsan usai menjalani hukuman 'squat jump' saat mengikuti kegiatan MOS pada Jumat (19/7). Anindya meninggal dunia ketika dibawa ke rumah sakit.
Riyanto mengatakan, selain menyelidiki kasus kematian Anindya siswa baru SMK 1 Pandak, tim investigasi tersebut juga harus bisa merekomendasikan langkah apa yang bisa diambil untuk pelaksanaan MOS di masa yang akan datang.
"Kami juga akan melakukan evaluasi secara menyeluruh pelaksanaan MOS terhadap siswa baru di Bantul. Kalau bisa dihapuskan kemungkinan akan kami hilangkan," katanya seperti dilansir Antara.
Riyanto menambahkan yang dihilangkan adalah sistem semi militer seperti baris berbaris dan perpeloncoan yang masih diterapkan para siswa dalam pelaksanaan MOS. Tujuannya adalah agar kasus tersebut tidak menimpa siswa lain.
Panitia MOS SMK 1 Pandak, Bantul, Deni Dion, mengatakan Anindya jatuh pingsan disela kegiatan baris-berbaris dalam penutupan MOS pada Jumat (19/7). Saat itu Anindya mendapatkan hukuman karena tidak mengenakan kaos olahraga.
"Ada sebanyak 20 siswa yang melanggar peraturan MOS, dan semuanya dihukum 'squat jump' sepuluh kali. Tetapi dia tidak kuat sampai sepuluh kali, kemudian balik lagi ke barisan," katanya.
Hanya saja, kata Deni, pihaknya tidak menduga jika hukuman tersebut mengakibatkan siswa kelelahan serta jatuh pingsan dan akhirnya meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit.
Sementara itu, guru olahraga SMK 1 Pandak, Eddy Sutoro, membenarkan sekolahnya telah menggelar kegiatan baris-berbaris dalam penutupan MOS, Jumat (19/6) yang mengakibatkan seorang siswa baru tiba-tiba jatuh pingsan di sela kegiatan. Mendengar kabar tersebut, kemudian pihaknya membawa Anindya ke Puskesmas 1 Pandak Bantul, namun dokter di Puskesmas tersebut minta agar pasien dirujuk ke rumah sakit (RS) PKU Muhammadiyah Bantul.
Akan tetapi, sesampainya di RS PKU Muhammadiyah Bantul sekitar pukul 16.10 WIB, tim medis sudah tidak menemukan adanya detak jantung serta nafas dari Anindya sehingga dinyatakan meninggal dunia.