SMAN 1 Makassar diancam bom, diduga pengalihan isu
Polisi sempat menyisir seluruh sekolah. Namun hasilnya nihil.
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Makassar, Sulawesi Selatan, mendapat ancaman bom. Teror itu dikirim melalui sebuah pesan singkat pada Minggu (28/2) dini hari.
Pesan pendek berisi ancaman itu berasal dari nomor 089624663853. Isinya menyebutkan, 'agar berhati-hatilah di SMA 1 Makassar pada 28 Februari pukul 08.30 WITA telah dipasang bom, cabang Jakarta akan diledakkan pada pagi nanti'.
Kepala Unit Reskrim Polsek Bontala, Iptu Ramli, membenarkan hal itu. Kemudian mereka mengontak tim Gegana dan Jihandak Brimob Polda Sulselbar, buat mensterilkan dan melakukan penyisiran di sekolah terletak di Jalan Gunung Bawakaraeng Makassar, saat itu juga.
Penyisiran dilakukan selama hampir dua jam, meliputi ruang kelas, kantor kepala sekolah, perpustakaan, dan sekitar sekolah. Namun hasilnya nihil.
Bahkan, sejumlah pengendara terlihat menepikan kendaraannya agak jauh dari lokasi, sekedar melihat aksi tim penjinak bom menyisir di berbagai sudut salah satu sekolah terfavorit di Makassar itu.
"Saat mendengar adanya informasi adanya teror bom di SMAN 1 kami langsung bergerak cepat merespon laporan itu. Tapi, setelah penyisiran tim penjinak bom hasilnya nihil dan tidak ditemukan apa-apa. Kami berupaya melacak pemilik nomor tersebut melalui sistem IT," kata Ramli, seperti dilansir dari Antara.
Hanya saja, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, menyatakan teror bom itu cuma pengalihan isu terkait lelang jabatan Kepala Sekolah.
"Teror itu hanya pengalihan isu saja. Mungkin adanya hubungan dengan lelang Kepsek, dan tawuran antarpelajar kemarin di sekolah tersebut," kata Ramdhan.
Menurut Ramdhan, cara-cara seperti itu sangat tidak terpuji dan meresahkan masyarakat. Dia menilai dengan kejadian seperti ini, maka sektor pendidikan sudah tidak beres. Ada dugaan pihak tertentu sengaja menebar kebencian terkait lelang jabatan.
"Selama ini kami tidak salah melakukan revolusi mental dengan melakukan lelang jabatan, karena ini menandakan bahwa pendidikan kita harus dibenahi, makanya dilakukan revolusi sistem pendidikan," ujar Ramdhan.
Ramdhan berharap polisi segera mengungkap pelaku penebar ancaman itu.
"Menyikapi teror itu harus tenang, mari kita lawan teror-teror seperti itu, kami tidak takut. Saya berharap dan menyakini polisi bisa mengungkap serta menangkap pelaku penyebar teror tersebut secara cepat melalui sistem IT," tutup Ramdhan.