Soal juru parkir liar Samarinda, polisi gertak tembak di tempat
Namun, polisi mengaku tak bisa bekerja seorang diri menertibkan juru parkir liar.
Kepolisian di Samarinda, Kalimantan Timur, ikut dibikin gerah dengan aksi juru parkir liar mengarah kepada tindakan premanisme membikin resah warga setempat. Mereka menggertak bakal membuat jera para juru parkir liar dengan aksi tembak di tempat.
"Kalau ada juru parkir liar mengarah premanisme, saya tembak. Saya ambil tindakan tegas," kata Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Setyobudi Dwiputro, kepada merdeka.com, Kamis (25/2).
Setyobudi mengakui, persoalan tukang parkir liar sudah mengarah ke tindakan premanisme. Warga pun tak nyaman dengan kondisi itu.
"Untuk yang mengancam warga yang parkir (karena tidak diberi uang parkir) dan menggores kendaraan yang diparkir, sejauh ini belum ada laporan masuk ke kita," ujar Setyobudi.
"Yang jelas, kita koordinasikan bersama dengan Pak Wali Kota (Syaharie Jaang), Kejari Samarinda, Dandim 0901 Samarinda, Ketua DPRD, bentuk tim penertiban bersama. Sekarang tinggal menunggu Pak Wali Kota," tambah Setyobudi.
Dikatakan Setyobudi, kepolisian tidak bisa berjalan sendiri melakukan tindakan, melainkan melibatkan banyak pihak. Maraknya keluhan masyarakat terkait tukang parkir liar terus dipantau.
"Diperlukan keterlibatan banyak pihak, yang harus kita perhatikan. Kepolisian tidak bisa berjalan sendiri untuk menata dan menangani ini," ucap Setyobudi.
"Tetap dan terus kita pantau. Saya sudah perintahkan Kasatlantas, untuk koordinasi dengan Dinas Perhubungan, di mana saja kantong-kantong parkir liar karena berkaitan dengan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Samarinda," lanjut Setyobudi.
Setyobudi menambahkan, dia telah memberikan saran kepada Wali Kota Samarinda perihal penanganan juru parkir liar.
"Semua ditata, semua parkir harus masuk ke PAD. Sudah kita sarankan dengan Wali Kota, menyediakan banyak lokasi parkir dan bangunan (untuk parkir), untuk R2 dan R4," imbuh Setyobudi.
Ulah juru parkir liar dikeluhkan warga Samarinda. Selain memasang tarif seenaknya, mereka tidak segan mengancam pemilik kendaraan menolak membayar. Modus mereka di antaranya membalik papan pemberitahuan parkir gratis supaya tidak diketahui warga.
"Saya seringkali pulang kerja nongkrong dengan teman-teman kantor di kafe mini di Jalan Wijaya Kesuma. Nah, saya pastikan itu jukir liar, saya enggak kasih uang parkir karena mintanya maksa. Eh, ternyata dia ancam, menandai saya, seperti mau mengapa-apain saya. Bikin khawatir ini jukir, mirip preman begal," kata salah seorang karyawan swasta, Mina.