Soal kasus Setnov, Bibit Samad Riyanto sebut langkah KPK benar
Seorang politisi, kata Bibit, harus memiliki integritas dan tetap menghadapi proses hukum apapun yang terjadi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah resmi menahan Ketua DPR, Setya Novanto yang juga tersangka dalam kasus korupsi e-KPK sejak Jumat (17/11). Penahanan itu dibantarkan karena saat ini Setnov masih dirawat di RSCM setelah kecelakaan pada Kamis (16/11) malam.
Langkah KPK dalam memproses Setnov ini dinilai mantan Komisioner KPK, Bibit Samad Rianto telah benar dan tepat. Ia pun berpesan agar KPK tetap melangkah dalam menuntaskan megakorupsi e-KTP yang telah merugikan negara hingga triliunan rupiah.
Seorang politisi, kata dia, harus memiliki integritas dan tetap menghadapi proses hukum apapun yang terjadi.
"Kalau kita punya integritas kita hadapi saja apa yang terjadi. Tapi apapun yang terjadi, yang ada, latar belakang yang ada, kemudian dijemput orang itu siapa enggak penting yang jelas dia harus hadapi itu. Saya pikir yang jelas KPK juga harus tetap dan langkah KPK sudah benar," jelasnya ditemui di Kantor DPP PSI, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (19/11).
Melihat kondisi Setnov yang saat ini terbaring di rumah sakit, Bibit tak berani berspekulasi bahwa apa yang dialami Ketum Golkar itu adalah sebuah rekayasa. "Wah saya enggak tahu ya rekayasa, harus saya selidiki dulu," ujarnya.
Penahanan yang dilakukan KPK juga dinilai sah. Ada beberapa alasan harus dilakukan penahanan seperti melarikan diri. "Kan dia (Setnov) ada indikasi melarikan diri," ujarnya.
Penahanan juga dilakukan untuk memudahkan pemeriksaan. Karena selama ini ada upaya dari Setnov mempersulit pemeriksaan. "Jadi bagi saya sah saja (penahanan) asal ditandatangani oleh orang yang sah juga," sebutnya.
Kasus serupa pernah dialami Bibit saat masih duduk di kursi komisioner dimana sulitnya menangkap tersangka kasus korupsi. "Bahkan ada yang sampai lari ke Hongkong. Ada dua kali kalau enggak salah. Anggoro itu lari juga. Terus ada lagi yang kaitannya dengan Miranda Goeltom itu malah lari ke Thailand. Itu ada. Terus ada Nazaruddin," sebutnya.