Soal Milenial Tak Boleh Dimanja, Megawati Sebut untuk Memacu Anak Muda
Presiden RI Kelima ini pun teringat bahwa pernyataannya tersebut pernah ia sampaikan dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda di kalangan kader PDIP.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjelaskan permintaan dirinya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tidak memanjakan generasi milenial. Menurutnya, hal itu guna memacu semangat anak muda untuk berkontribusi di negara ini.
Hal itu disampaikannya dalam webinar dengan tema Dialog Kebangsaan Pembudayaan Pancasila dan Peneguhan Kebangsaan Indonesia di Era Milenial, yang diadakan oleh Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Selasa (10/11).
-
Siapa yang memuji kemampuan Megawati di lapangan? Bahkan, pelatih dari tim lawan mengakui betapa sulitnya menghadapi Megawati.
-
Siapa pacar Megawati Hangestri? Dalam unggahannya itu, ia menandai akun bernama Dio Novandra yang merupakan kekasihnya.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Dimana Megawati memulai karir profesionalnya di Indonesia? Di awal tahun 2023, ia menjadi andalan klub Jakarta Pertamina Fastron di Proliga sebelum melanjutkan karirnya bersama klub bola voli Korea Selatan, Daejeon CheongKwanJang Red Sparks.
-
Bagaimana Megawati menampilkan sisi femininnya? Memiliki Sisi Feminim Meski terlihat tomboi, wanita 24 tahun ini juga memiliki sisi feminin yang menarik. Ia mengombinasikan blouse dengan ikat pinggang berwarna pink. Penampilannya terlihat cantik dan keren dengan tambahan kacamata di atas hijabnya.
-
Siapa yang ingin bertemu dengan Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Menurut saya, kalau kita berpikiran jernih itu adalah hal yang sangat memacu. Menanyakan kepada para generasi muda bangsa saat ini, apa sebenarnya yang telah saya lakukan bukan buat diri sendiri tetapi bagi negeri," katanya, Selasa (10/11).
Presiden RI Kelima ini pun teringat bahwa pernyataannya tersebut pernah ia sampaikan dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda di kalangan kader PDIP.
"Saya mungkin semua melihat ketika saya juga diminta untuk memberikan pengarahan di kader partai kami mengenai waktu itu sumpah pemuda," kata dia.
"Saya memang bilang kan begini kepada Pak Jokowi, bapak sebagai presiden tolong kalangan milenial ini jangan dimanjakan karena saya ingin bertanya apa bakti kepada negeri kita ini," tuturnya.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan maksud dari pesan Megawati menanyakan sumbangsih kaum milenial yang menimbulkan polemik. Menurutnya, pesan Megawati mengandung semangat dari sosok seorang ibu pejuang yang terus memikirkan masa depan Indonesia.
"Ibu Mega berpesan bahwa pemuda penentu masa depan bangsa, harus dilihat kekinian, bagaimana para pemuda-pemudi Indonesia menggembleng diri dan kesemuanya digerakkan oleh semangat untuk membawa kemajuan bagi Indonesia Raya. Dengan demikian inti sari peringatan Sumpah Pemuda adalah bagaimana para pemuda-pemudi Indonesia saat ini, dalam seluruh alam pikir dan alam rasanya, sudah memikirkan perbuatan terbaik bagi masa depan bangsanya," ujar Hasto dalam pernyataan tertulis, Jumat (30/10).
Dia menyebut, untuk memahami pernyataan Megawati mesti dengan perspektif sekarang. Hasto bilang, jika saat ini bangsa Indonesia memiliki kaum muda yang hebat-hebat, akan lebih optimistis menatap masa depan.
"Kunci dari kemajuan bangsa adalah pendidikan dan kebudayaan. Semua dijalankan dengan penuh semangat, dengan energi juang kaum muda yang menyala-nyala," kata Hasto.
Hasto menambahkan, PDIP menegaskan bahwa hidup dalam perjuangan kepartaian itu diisi dengan perjuangan.
"Menjadi kader muda Partai harus menjadi kader pembelajar dengan kedepankan sikap kenegarawanan, artinya berjuang bagi kemajuan peradaban bangsanya sebagai sikap hidup dan ditempatkan di atas kepentingan pribadi atau golongan," kata Hasto.
"Dalam seluruh rekam jejak kehadiran pemimpin di PDI Perjuangan, sejak Bung Karno, Bu Mega, Pak Jokowi, hingga saat ini seperti Mas Prananda Kepala Situation Room, Mbak Puan Ketua DPR, Ganjar Jateng, Bu Risma Surabaya, Azwar Anas Banyuwangi, Hendi Semarang, Eka Tabanan, hingga Gus Mis, Adian, Putra Nababan, dan begitu banyak tokoh muda lainnya yang sekarang menjadi pimpinan Partai, pimpinan dewan dan juga calon kepala daerah, semua menunjukkan tradisi yang sama, menggembleng diri dan kemampuan menjemput tugas panggilan sejarah," tuturnya.
PDI Perjuangan, kata Hasto, mengajarkan pada setiap kader muda untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, bangga dengan jati diri kebudayaan bangsa, dan punya vision terhadap arah masa depan bangsa, serta jadikan semangat juang (geist), tekad juang (will), dan perbuatan bagi kepentingan umum, bangsa dan negara (daad) sebagai elemen penting yang harus dimiliki kaum muda.
"Sebab tidak ada pemimpin lahir tanpa gemblengan hidup dan kehidupan," kata Hasto.
Baca juga:
Megawati Sebut Jakarta Amburadul, Seharusnya Bisa Jadi Kota Mahasiswa
Megawati Cerita Pernah Diajak Debat Soal Pancasila oleh Mahasiswa Indonesia di AS
Hari Pahlawan, Megawati Cerita Revolusi Jihad Santri pada 22 Oktober 1945
Megawati Kritik Demo Libatkan Anak-Anak
Megawati ke Pembullynya: Kalau di Tempat Sama Belum Tentu Dia Bisa
Partai Demokrat Kecewa Atas Pernyataan Megawati