Anak Hanya Sahur Menggunakan Mie Instan, Begini Tanggapan Ketua IDAI
Sahur mie instan kerap menjadi solusi di tengah waktu yang sempit, bagaimana jika hal ini dilakukan pada anak?
Sahur mie instan kerap menjadi solusi di tengah waktu yang sempit, bagaimana jika hal ini dilakukan pada anak?
-
Apa saja yang direkomendasikan IDAI untuk cemilan anak? Menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), cemilan bagi anak sebaiknya menjadi bagian yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga memastikan asupan gizi yang dibutuhkan.
-
Kenapa IDAI menekankan protein hewani untuk cemilan anak? "Anak membutuhkan nutrisi makro dan mikro. Makro dari karbohidrat, lemak, dan protein. Untuk protein, utamakan protein hewani. Protein nabati bonus saja,“ ungkap dr. Lucia Nauli Simbolon, Sp.A, M.Sc., beberapa waktu yang lalu dilansir dari Antara.
-
Gimana mi instan mempengaruhi perilaku anak? Terlalu sering konsumsi mi instan dapat dihubungkan dengan perubahan suasana hati dan gangguan perilaku pada anak.
-
Bagaimana memenuhi kebutuhan gizi anak saat berpuasa? Untuk memastikan kebutuhan gizi terpenuhi, Piprim menyarankan agar saat sahur dan berbuka puasa, anak-anak diberi makanan yang tinggi nutrisi. Ia juga menyarankan untuk mengisi setengah piring dengan sayuran dan buah-buahan, serta setengahnya lagi dengan makanan pokok dan lauk pauk.
-
Makanan apa yang baik untuk anak saat berpuasa? 'Sayangnya, banyak yang membombardir anak dengan makanan junk food. Junk food itu kan tinggi kalori tapi miskin nutrisi nanti larinya ke diabetes. Jadi usahakan makanan kaya nutrisi supaya anak tidak mengalami malnutrisi,' papar Piprim.
-
Bagaimana cara agar anak tetap sehat saat puasa? Dengan memperhatikan asupan nutrisi yang baik dan memberikan dukungan yang tepat, anak-anak dapat belajar puasa dengan lancar dan tanpa mengganggu kesehatan mereka.
Anak Hanya Sahur Menggunakan Mie Instan, Begini Tanggapan Ketua IDAI
Mie instan sering menjadi pilihan menu sahur bagi sebagian orang, termasuk anak-anak. Kehangatan kuah mie yang praktis terasa cocok disantap di dini hari. Namun, apakah sahur hanya dengan mie instan sudah cukup sebagai bekal berpuasa seharian?
Menyikapi hal ini, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso, memberikan tanggapannya. Menurutnya, sahur dengan mie instan cenderung membuat gula darah naik dengan cepat dan kemudian turun dengan cepat pula.
"Sahur pakai mie instan, mie instan itu kan gula ya, namanya karbohidrat cepat serap dia akan bikin sugar crash (kadar gula darah) naik cepat dan kemudian juga akan cepat turun," terang Piprim.
“Pada saat sugar crash itulah laparnya timbul, jadi ketika anak diberi junk food atau snack yang karbohidratnya tinggi, atau gula tinggi, dia memicu laparnya cepat,” lanjutnya.
Dia menjelaskan bahwa pada saat terjadi penurunan gula darah yang cepat itulah timbul rasa lapar, sehingga ketika anak diberi makanan seperti junk food atau makanan ringan dengan kandungan karbohidrat tinggi, atau gula tinggi, akan memicu lapar dengan cepat.
Sebaliknya, sahur dengan menu seperti nasi dan omelet, atau nasi dengan opor ayam, akan membuat rasa kenyang bertahan lebih lama. Ini karena protein tidak memicu lonjakan dan penurunan gula darah yang cepat. Jika memang terpaksa sahur dengan mie instan, Piprim menyarankan untuk menambahkan jumlah protein dalam sahur, seperti menambah telur lebih banyak dari biasanya.
“Telurnya mungkin lebih banyak dari komposisi mi instannya,” saran Piprim.
Sebelumnya, Piprim juga mengingatkan bahwa anak-anak yang hendak belajar berpuasa Ramadan perlu mendapatkan asupan nutrisi yang baik saat sahur dan berbuka. Menu-menu yang baik untuk disantap anak saat berbuka dan sahur adalah menu yang tinggi nutrisi.
Piprim menekankan bahwa anak sedang dalam masa pertumbuhan, sehingga penting untuk mencegah terjadinya malnutrisi. Nutrisi yang cukup penting, terutama bagi anak-anak yang masih di bawah dua tahun, karena malnutrisi dapat menyebabkan stunting.
“Nah, stunting ini kan kuncinya kecukupan protein hewani. Lagi-lagi nutrisinya itu dari karbohidrat, protein hewaninya, lemak esensial, sayur, buah, itulah nutrisi esensial yang dibutuhkan anak," jelasnya.
Nutrisi esensial yang diperlukan oleh anak-anak, termasuk yang sedang menjalankan puasa, adalah protein hewani, karbohidrat, lemak esensial, serta asupan dari sayur dan buah yang kaya akan nutrisi. Piprim menegaskan bahwa dengan asupan nutrisi yang cukup baik, anak-anak tidak akan mengalami malnutrisi selama menjalani puasa Ramadan.