Minat Makan Sayur Anak Bisa Diatasi dengan Penyajian yang Menarik
Penyajian yang menarik bisa membantu agar anak lebih mudah mengonsumsi sayur.
Anak-anak sering kali menunjukkan ketidaksukaan terhadap sayuran. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua dan pendidik dalam memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi seimbang yang penting bagi tumbuh kembang mereka. Namun, ada cara efektif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan minat makan sayur pada anak-anak, yaitu melalui penyajian yang menarik.
Dr. Luciana Sutanto, seorang Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia, menegaskan bahwa penyajian sayur yang menarik dapat meningkatkan minat anak untuk mengonsumsinya.
-
Bagaimana membuat anak suka makan sayur? Membiasakan anak makan sayur memerlukan waktu dan kesabaran. Menggunakan kombinasi kreativitas dalam penyajian, edukasi mengenai manfaat, serta melibatkan mereka dalam proses persiapan makanan adalah kunci suksesnya.
-
Bagaimana membuat anak suka sayur? Dengan mengkombinasikan sayuran dengan bahan lain sehingga menjadi terlihat menyenangkan akan membuat anak lahap saat memakannya.
-
Bagaimana libatkan anak makan sayur? Dengan mengizinkan mereka berpartisipasi dalam kegiatan memilih, mencuci, atau bahkan memotong sayuran, anak-anak dapat merasa memiliki peran aktif dalam menyusun hidangan mereka sendiri.
-
Apa yang bisa dilakukan agar anak makan sayur? Mulailah dengan mengubah tampilan sayuran menjadi kreasi yang menarik, misalnya, menyusun potongan sayuran seperti puzzle atau membentuk wajah lucu dari berbagai jenis sayuran.
-
Bagaimana cara membuat makanan sehat menarik untuk anak? Menyajikan makanan sehat dengan menarik dan bervariasi. Anda bisa menghias piring dengan berbagai warna, bentuk, atau tokoh kesukaan anak. Anda juga bisa membuat makanan sehat yang menyerupai junk food, seperti burger sayur, pizza buah, atau kentang panggang.
-
Apa yang harus dilakukan agar anak mau makan sayur? Menyajikan sayuran dengan cara yang menarik adalah langkah pertama yang penting.
"Menyajikan sayur dalam bentuk atau warna yang menarik," kata Luciana dilansir dari Antara.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa faktor visual sangat penting dalam menarik perhatian anak-anak, yang cenderung lebih tertarik pada makanan yang berwarna-warni dan disajikan dengan cara yang kreatif.
Selain penampilan yang menarik, tekstur sayur juga berperan penting dalam meningkatkan minat makan sayur pada anak-anak. Luciana menambahkan bahwa penting untuk memasak sayur dengan tekstur yang sesuai dengan selera anak-anak.
Tekstur yang terlalu keras atau lembek dapat membuat anak-anak enggan untuk mencoba sayuran. Oleh karena itu, penting bagi para orang tua untuk mengetahui preferensi tekstur anak-anak mereka dan menyesuaikan cara memasak sayur.
Luciana juga menekankan pentingnya peran berbagai pihak, termasuk dokter, tenaga kesehatan di Puskesmas, dan layanan kesehatan lainnya dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan orang tua mengenai pentingnya mengonsumsi makanan bergizi, khususnya sayuran. Edukasi mengenai gizi seimbang harus dilakukan secara berkelanjutan dan berpedoman pada arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Selain itu, dukungan dari orang dewasa seperti guru, orang tua, atau petugas lain juga sangat diperlukan dalam membimbing anak-anak untuk mengonsumsi sayur. Kehadiran orang dewasa yang mendampingi dan makan bersama anak-anak dapat memberikan contoh positif dan mendorong anak-anak untuk mengonsumsi sayur.
"Perlu edukasi untuk siswa pentingnya makan sayur, dan akan lebih baik jika ada orang tua murid di rumah juga mendukung dengan makan sayur," ujar Luciana.
Salah satu inisiatif yang relevan dengan upaya meningkatkan minat makan sayur pada anak-anak adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah diuji coba di beberapa daerah.
Program ini merupakan bagian dari program Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Periode 2024-2029 dan bertujuan untuk memberikan edukasi kepada anak-anak mengenai pentingnya pemenuhan gizi seimbang.
Namun, meskipun program ini telah diterapkan, masih ditemui tantangan, di mana beberapa anak-anak menunjukkan ketidaksukaan terhadap sayur dan buah-buahan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun program edukasi telah dilaksanakan, masih diperlukan pendekatan yang lebih kreatif dan persuasif untuk mengatasi ketidaksukaan ini.
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Jenderal TNI (Purn) Wiranto, menegaskan bahwa pelaksanaan uji coba MBG merupakan langkah penting untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang berpotensi muncul selama pelaksanaan program di tingkat nasional.
"Jadi hasil evaluasi dalam pelaksanaan uji coba akan dibawa ke tim pusat untuk dibahas dan dicarikan solusi, termasuk masukan dari berbagai pihak," ujar Wiranto.