Soeharto malu baru disunat umur 14 tahun
Kehidupan masa kecil Soeharto melarat. Untuk biaya sunat pun harus menabung lama.
Dari bayi hingga remaja, Soeharto kecil hidup berpindah-pindah. Kebanyakan menumpang pada keluarga atau kenalan ayahnya. Masa kecil Presiden Republik Indonesia ke-2 ini pun lekat dengan kemelaratan.
Setelah tamat sekolah rendah lima tahun di daerah Wuryantoro, Yogyakarta, Soeharto kemudian melanjutkan ke sekolah lanjutan rendah (schakel school) di Wonogiri. Dia dan Sulardi, sepupunya, menumpang hidup di rumah kakak perempuannya di Selogiri, 6 Km dari Wonogiri.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Kenapa Soeharto selalu tersenyum? Presiden Indonesia Kedua Soeharto dikenal dengan sebutan ‘The Smiling General’ atau Sang Jenderal yang Tersenyum. Ini karena raut mukanya senantiasa tersenyum dan ramah.
-
Bagaimana Soeharto menghadapi serangan hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto. Meski sering diserang hoaks, Presiden Soeharto memilih berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah dengan senyum dan canda tawa.
-
Kapan Soeharto bertugas di Sulawesi Selatan? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Siapa yang diserang oleh hoaks selain Soeharto? Selain Presiden Soeharto, hoaks juga menimpa keluarganya.
Nah pada masa itu pula Soeharto disunat. Kira-kira tahun 1935, saat usianya sudah 14 tahun. Agak malu juga karena sudah terbilang tua untuk sunat.
"Terhitung sudah agak tua waktu saya disunat, yakni pada umur 14 tahun. Mungkin sebabnya cuma karena tidak gampang mengumpulkan biaya," kenang Soeharto dalam biografi 'Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya' yang ditulis G Dwipayana dan Ramadhan KH.
Seperti lazimnya sunatan di Jawa, maka diikuti dengan syukuran. Namun karena keterbatasan dana, syukuran yang digelar sangat sederhana. Peristiwa itu sangat berkesan untuk Soeharto.
"Bagaimana pun rasanya saya merasa gembira. Dan memang saya mesti bersyukur," kata Soeharto.
Setelah disunat, Soeharto merasakan pertumbuhan fisiknya melesat. Badannya tumbuh tinggi besar.
"Padahal apa yang disediakan untuk saya tetap sama. Makanan yang tersedia tidak bertambah," kenangnya.
Setelah disunat, Soeharto kembali harus berpindah tumpangan. Kakak perempuannya bercerai. Maka terpaksa Soeharto pindah ke Wonogiri dan menumpang pada teman ayahnya, seorang pensiunan pegawai kereta api bernama Hardjowijino. Di rumah ini Soeharto ikut membersihkan rumah, belanja ke pasar, hingga menjual hasil kerajinan tangan Ibu Hardjo. Soeharto pun memasak saat sore hari atau saat tidak bersekolah.
"Saya tidak mengeluh. Saya mendapat didikan yang bermanfaat, sangat bermanfaat di rumah Pak Hardjowijono. Saya jadi pekerja, jadi tukang yang akan bisa berdiri sendiri jika keadaan memaksa. Dan rasa-rasanya saya bisa belajar dengan cepat melakukan hal itu," kata Soeharto.
Tak ada yang menyangka, bocah yang telat disunat karena kurang biaya itu akhirnya menjadi seorang pemimpin pasukan dan akhirnya menjadi Presiden Republik Indonesia selama 32 tahun.
Baca juga:
5 Prinsip hidup kunci sukses Soeharto
Probosutedjo: Pak Harto aktor Serangan Umum 1 Maret
Serangan Umum 1 Maret dan kisah Soeharto tak mempan ditembak
Enak sekarang atau zaman Soeharto?
Pemerintah harus disalahkan soal gambar Soeharto