Soekarwo: Warga ikut Gafatar hanya karena minum segelas air putih
Para pengikut Gafatar harus secepatnya ditolong, agar bisa kembali menjalani hidup normal bersama masyarakat umumnya.
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengaku mendapat informasi kalau para pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dipengaruhi inisiatornya melalui media air minum. Untuk itu, orang nomor satu di Jawa Timur ini, meminta aparat kepolisian untuk segera menangkap pimpinan organisasi sempalan Alqiyadah Islamiyah pimpinan nabi palsu Ahmad Musaddeq tersebut.
Gubernur akrab disapa Pakde Karwo ini mengatakan, informasi tersebut dia dapat dari Pembantu Rektor III Universitas Negeri Jember (Unej), Prof Saleh. "Waktu ketemu beliau (Saleh) beberapa waktu lalu, saya dikasih tahu kalau para pengikut Gafatar lebih dulu diberi segelas air putih untuk diminum. Mereka ini mayoritas, orang berkecukupan dan berpendidikan tinggi," aku Soekarwo di kantornya Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (21/1).
"Polisi harus usut itu inisiatornya, yang mengajak masyarakat bergabung Gafatar. Termasuk mendalami informasi aliran uang yang disetorkan para pengikut Gafatar. Polisi harus mengecek benar kalau memang ada uang yang disetor, ke mana uang itu berjalan."
Menurut gubernur dua periode ini, para pengikut Gafatar harus secepatnya ditolong, agar bisa kembali menjalani hidup normal bersama masyarakat umumnya. "Mereka ini hanya korban yang harus segera ditolong. Inisiatornya juga jangan angkat tangan, dan malah menyalahkan pemerintah. Saya harap, polisi segera menemukan aktor intelektual gerakan ini, agar kejadian serupa tidak terulang," ucapnya.
Sementara terkait penyambutan ratusan eks-Gafatar asal Jawa Timur yang dipulangkan pemerintah dari Mempawah, Kalimantan Barat, Soekarwo mengaku, pihaknya sudah menyiapkan semua fasilitas penyambutan.
Kata mantan Sekdaprov Jawa Timur ini, ratusan eks-pengikut Gafatar akan ditampung di Gedung Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Timur, di Jalan Margorejo, Surabaya.
"Semua sudah siap. Semuanya (para anggota Gafatar asal Jatim), akan tinggal di sana (Disnakertrans Jatim) untuk sementara waktu. Mereka akan didata, dibina dan disadarkan agar kembali ke jalan yang lurus," katanya.
Soekarwo juga mengaku, telah meminta Kementerian Sosial (Kemensos) agar 315 pengikut Gafatar asal Jawa Timur langsung dipulangkan melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, tanpa harus berhenti dulu di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
"Sesuai nama dan alamat, terdata 315 orang asal Jatim. Nanti akan menyusul 194 orang lagi. Mereka akan segera dikembalikan ke daerahnya masing-masing dengan difasilitasi pemerintah," pungkasnya.
Seperti diketahui, data dari yang diterima Pemprov Jawa Timur, 315 orang pengikut Gafatar asal Jawa Timur itu terdiri; 88 warga Surabaya, Gresik 14 orang, Blitar 21 orang, Sidoarjo 18 orang, Jombang 16 orang, Jember 2 orang, Kediri 19 orang, Lamongan 3 orang, Malang 14 orang, Madiun 14 orang, Magetan 7 orang, Mojokerto 21 orang, Nganjuk 1 orang, Ngawi 1 orang, Pasuruan 30 orang, Pacitan 3 orang, Probolinggo 6 orang, Ponorogo 9 orang, Tuban 7 orang, Trenggalek 9 orang, dan warga Jawa Timur yang sudah ber-KTP Mempawah ada 10 orang.