Mengapa Air Putih Terasa Begitu Segar saat Diminum Ketika Kehausan
Menenggak segelas air putih di kala kehausan dan cuaca panas bisa memberi kenikmatan dan rasa segar yang luar biasa bagi tenggorokan.
Bayangkan Anda sedang berolahraga di bawah terik matahari. Tubuh Anda berkeringat, dan rasa haus mulai tak tertahankan. Anda meraih botol air, meminum seteguk besar, dan tubuh Anda langsung merasakan sensasi lega serta kenikmatan. Momen tersebut, saat air putih terasa begitu segar, adalah hasil dari serangkaian reaksi biokimia kompleks yang terjadi di dalam tubuh.
Dilansir dari Live Science, menurut Patricia Di Lorenzo, seorang profesor emeritus psikologi di Binghamton University, "Ada reaksi hedonik terhadapnya. Ketika Anda benar-benar haus dan minum air, rasanya sangat enak." Namun, mengapa meminum air saat haus dapat memberikan rasa yang begitu nikmat?
-
Manfaat apa yang didapat dengan minum air putih hangat? Minum air putih hangat saat perut kosong sangat dianjurkan. Ini akan memberikan beberapa manfaat baik untuk tubuh.
-
Apa manfaat utama dari air putih? Manfaat minum air putih bagi kesehatan sangatlah penting. Beberapa manfaatnya antara lain: Mencegah Dehidrasi Minum air putih secara cukup dapat mencegah tubuh dari kekurangan cairan atau dehidrasi.
-
Bagaimana cara mendapatkan manfaat air putih? Mengonsumsi air yang cukup membantu proses pengeluaran racun dari dalam tubuh melalui urine, sehingga kebersihan tubuh dapat terjaga.
-
Bagaimana air putih membantu tubuh? Air putih membantu menjaga fungsi tubuh seperti pencernaan, sirkulasi, dan regulasi suhu tubuh.
-
Kenapa air minum disebut air putih? Diketahui bahwa penamaan air minum sebagai air putih di Indonesia mendapatkan pengaruh kebudayaan dari Tionghoa. Dalam bahasa Mandarin, orang-orang Tionghoa menyebut air minum mereka sebagai bai kai shui. Kosa kata ‘bai’ di sini dapat diartikan sebagai ‘putih’.
-
Apa manfaat utama minum air putih bagi tubuh? Menurut dr. Pringgodigdo, minum air putih memiliki peran vital dalam menjaga fungsi tubuh dan kesehatan ginjal.
Kerja Otak dalam Memproses Rasa Haus
Ketika kita berkeringat atau mengonsumsi makanan asin, volume darah dalam tubuh menurun. Bagian otak tertentu, yang tidak dilindungi oleh penghalang darah-otak, dengan cepat mendeteksi perubahan ini dan memicu rasa haus.
"Respons yang cepat ini sangat penting untuk bertahan hidup," jelas Yuki Oka, profesor biologi di Caltech. Jika tubuh tidak cepat merespons rasa haus, dehidrasi dapat mengancam kesehatan.
Tiga bagian otak yang terlibat dalam pemrosesan rasa haus adalah organ subfornical (SFO), organ vasculosum lamina terminalis (OVLT), dan nukleus preoptik median (MnPO). SFO dan OVLT, yang berada di luar penghalang darah-otak, memiliki neuron yang, ketika diaktifkan, mendorong perilaku minum. MnPO berperan sebagai penghubung yang menyampaikan sinyal dari SFO dan OVLT ke bagian otak lain untuk memicu rasa haus.
Dopamin yang Menciptakan Rasa Puas
Saat Anda meminum air, bahkan sebelum air tersebut diserap sepenuhnya oleh tubuh, otak langsung memberikan sinyal rasa puas. Ini terjadi karena dengan seteguk pertama, otak melepaskan neurotransmitter yang disebut dopamin. Dopamin dikenal sebagai zat kimia yang terlibat dalam motivasi, penghargaan, dan gerakan. Oka menjelaskan bahwa pelepasan dopamin mendorong kita untuk mengulangi perilaku yang memberikan penghargaan, seperti makan dan minum.
Studi pada tikus yang dilakukan oleh Oka menunjukkan bahwa minum air secara langsung memicu pelepasan dopamin, sedangkan tikus yang diberikan air melalui saluran pencernaan tidak mengalami pelepasan dopamin yang sama. Ini menunjukkan bahwa tindakan meminum air, bukan hanya sekadar memuaskan rasa haus, adalah yang memicu pelepasan neurotransmitter ini. Hal ini juga menjelaskan mengapa pasien yang mengalami dehidrasi dan menerima cairan melalui infus tidak merasakan kepuasan yang sama seperti saat mereka minum air dingin secara langsung.
Proses Berlapis dalam Meredakan Rasa Haus
Selain pelepasan dopamin, tindakan menelan air juga mengirimkan sinyal ke neuron di MnPO, memberi tahu tubuh bahwa air sedang diterima. Neuron MnPO kemudian menonaktifkan neuron rasa haus di SFO, memberikan sensasi kepuasan. Namun, ini bukan satu-satunya mekanisme yang menghentikan rasa haus. Setelah air mencapai usus, tubuh mendeteksi penurunan rasio garam terhadap air dalam darah, yang menyebabkan peningkatan hormon peptida usus vasoaktif (VIP). Hormon inilah yang berperan dalam memberi tahu otak bahwa tubuh telah cukup terhidrasi.
Menariknya, proses ini bekerja cepat untuk mencegah overhidrasi—terlalu banyak air dalam tubuh. Oka menduga bahwa evolusi sistem ini mungkin bukan hanya untuk melindungi individu, tetapi juga untuk mempertahankan kelangsungan hidup kelompok. Dengan cepat menghilangkan rasa haus, individu dapat berbagi sumber daya air yang terbatas dalam situasi yang kritis, sehingga mendukung kelangsungan hidup spesies secara keseluruhan.
Dalam situasi apapun, baik setelah berolahraga atau sekadar dalam kondisi panas, seteguk air yang segar mampu memberikan rasa kenikmatan yang nyata. Rangkaian reaksi di otak dan tubuh kita menjelaskan mengapa air putih terasa begitu menyegarkan dan memuaskan, terutama ketika kita haus.