Tips Sehat dan Tepat Konsumsi Air Putih Berdasarkan Usia Seseorang
Menjaga kesehatan diri kita bisa sangat ditentukan dari konsumsi air putih kita sehari-hari.
Menjaga kesehatan diri kita bisa sangat ditentukan dari konsumsi air putih kita sehari-hari.
-
Bagaimana cara minum air putih dengan sehat? Minum air putih secara cukup dan teratur sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Meski begitu, minum air putih tetap harus memperhatikan aturan yang aman dan sehat.
-
Bagaimana air putih mencegah penuaan dini? Dengan kata lain, mengonsumsi air putih yang cukup bisa menjadi langkah yang tepat sebagai cara mencegah penuaan dini.
-
Bagaimana air putih mempengaruhi kesehatan? Terlepas dari asal katanya, ternyata air putih ini memiliki segudang manfaat untuk kesehatan tubuh lho
-
Bagaimana cara mendapatkan manfaat air putih? Mengonsumsi air yang cukup membantu proses pengeluaran racun dari dalam tubuh melalui urine, sehingga kebersihan tubuh dapat terjaga.
-
Berapa gelas air putih yang direkomendasikan? Banyak ahli kesehatan merekomendasikan untuk minum air putih sebanyak delapan gelas per hari, atau sekitar dua liter, untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
-
Bagaimana air putih membantu tubuh? Air putih membantu menjaga fungsi tubuh seperti pencernaan, sirkulasi, dan regulasi suhu tubuh.
Tips Sehat dan Tepat Konsumsi Air Putih Berdasarkan Usia Seseorang
Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI) dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH memberikan rekomendasi konsumsi air mineral dengan takaran yang tepat berdasarkan usia.
“Minum itu sangat berpengaruh bagi tubuh, asupan cairan harus cukup, melalui minum air putih, namun tentu ada takaran dan batasan tertentu, agar tidak merusak ginjal,” kata Pringgodigdo dilansir dari Antara.
Menurut dr. Pringgodigdo, minum air putih memiliki peran vital dalam menjaga fungsi tubuh dan kesehatan ginjal. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami takaran yang sesuai dengan usia mereka agar terhindar dari risiko kerusakan ginjal.
Dalam keterangannya, dr. Pringgodigdo mengungkapkan bahwa minum air mineral bukan hanya sekadar pemenuhan kebutuhan cairan tubuh, tetapi juga berkontribusi pada pemeliharaan keseimbangan cairan, penyediaan nutrisi, pembersihan racun, menjaga keseimbangan elektrolit dan pH tubuh, mempertahankan kesehatan kulit, mendukung fungsi otak, hingga mencegah dehidrasi dan berbagai penyakit.
Pentingnya memahami takaran yang sesuai dengan usia menjadi aspek kunci dalam menjaga kesehatan tubuh. dr. Pringgodigdo menjelaskan bahwa kebutuhan cairan tiap individu dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti tingkat aktivitas fisik, iklim, kondisi kesehatan, dan yang paling utama, usia.
Untuk kelompok remaja dan dewasa, dr. Pringgodigdo merekomendasikan kebutuhan air rata-rata sebanyak dua liter per hari. Namun, ia menegaskan bahwa konsumsi air mineral melebihi jumlah tersebut juga tidak dianjurkan.
"Rata-rata orang dewasa dua liter (air mineral) cukup. Kalau masih sehat biasanya dua liter cukup. Karena bisa kalau kelebihan tidak bagus juga, bisa jadi tubuh terlalu banyak mengeluarkan cairan, jadi buang air kecil terus, dan yang baik kita harus menjaga kesimbangan," papar dr. Pringgodigdo.
Sementara itu, untuk kelompok usia lanjut (di atas 60 tahun), dr. Pringgodigdo menyarankan konsumsi air mineral sebanyak 1,5 liter per hari. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan cairan dapat berkurang seiring dengan bertambahnya usia, sehingga perlu penyesuaian dalam pola konsumsi air.
Adapun, rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa bayi usia 0–6 bulan memerlukan cairan sebanyak 700 mL per hari, bayi 7–12 bulan memerlukan cairan sebanyak 800 mL per hari, anak usia 1–3 tahun memerlukan cairan sebanyak 1,3 liter, dan anak usia 4–8 tahun memerlukan cairan sebanyak 1,7 liter.
Selain memberikan penekanan pada aspek konsumsi air yang seimbang, dr. Pringgodigdo juga menyoroti pentingnya pemeriksaan kesehatan ginjal secara berkala. Menurutnya, pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sedini mungkin, khususnya oleh mereka yang telah menginjak usia 15 tahun ke atas.
“Penyakit ginjal bisa menyerang usia muda, di atas 15 tahun itu sudah harus segera pemeriksaan diri. Gejala penyakit ginjal hingga saat ini juga belum bisa terdeteksi, hanya saja salah satu gejalanya itu kalau urin berbusa, tapi kalau sudah berbusa itu sudah terlambat, kalau yang belum parah biasanya tidak ada tanda-tandanya, makanya perlu pemeriksaan rutin ke dokter,” imbuh Pringgodigdo.
Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018 menunjukkan bahwa faktor risiko seperti kurangnya konsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, merokok, obesitas sentral, dan obesitas umum cenderung meningkat pada penduduk usia 15 tahun ke atas.
Oleh karena itu, menjaga kesehatan ginjal dan mengadopsi gaya hidup sehat menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko penyakit ginjal di tengah masyarakat.
Dengan demikian, konsumsi air yang tepat berdasarkan usia menjadi bagian integral dari upaya pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan secara menyeluruh. Upaya ini tidak hanya mencakup pemahaman terhadap kebutuhan cairan tubuh, tetapi juga kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin sebagai langkah preventif yang efektif.
Dengan menjaga keseimbangan asupan air dan menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, setiap individu dapat berkontribusi pada pemeliharaan kesehatan ginjal dan kesejahteraan tubuh secara optimal.