Solusi krisis Air di Nusa Penida Bali
Krisis air bersih terjadi di Kecamatan Nusa Peninda, Bali. Potret ini menggambarkan sisi lain dari kawasan wisata internasional di daerah tersebut.
krisis air bersih sudah lama terjadi di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali.
Ubah Air Laut Jadi Air Tawar
Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum menikmati aliran air bersih, sehingga mau tidak mau mereka membeli air bersih. Harganya bisa mencapai Rp1 juta lebih per bulan.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati akan mencoba teknologi Jerman yang bisa mengubah air laut menjadi air tawar, sebagai solusi krisis air bersih di Nusa Penida
"Ada teknologi Jerman yang menyampaikan, katanya air laut bisa bisa diubah menjadi air minum dan menjadi air tawar. Saya, persilakan ke Klungkung. Kita cari apapun caranya untuk mengatasi persoalan ini," kata Cok Ace.
Cok Ace mengaku belum mengetahui berapa banyak warga Nusa Penida yang terdampak krisis air bersih. Menurutnya krisis air bersih memang rutin terjadi, apalagi masuk musim kemarau.
"Secara statistik saya belum bisa menjawab, tapi itu sudah menjadi masalah rutin khususnya nanti kalau sudah mulai musim-musim kemarau," imbuhnya.
Selain air bersih, persoalan di Nusa Penida adalah kemacetan di beberapa ruas jalanan. Pemprov Bali menyebutkan ke depannya akan meningkat infrastruktur yang ada di Nusa Penida.
"Ini memang satu dampak ketika berhasil membangun pariwisata di Nusa penida dan tentu juga harus sejalan dengan ditingkatkan kelengkapan lainnya seperti infrastruktur, dan lain sebagainya. Ini kecepatan dari pertumbuhan pariwisata dan kecepatan persediaan infrastruktur mungkin jalan-jalannya di Nusa penida ini belum seimbang," ujarnya.
Sementara itu, Fraksi Partai Gerindra DPRD Provinsi Bali, meminta Pemprov Bali untuk membantu warga di Nusa Penida yang mengalami krisis air. Ketua Praksi Partai Gerindra I Ketut Juliartha memohon kepada Gubernur Bali Wayan Koster untuk membantu warga.
"Sampai saat ini masih banyak rumah masyarakat yang belum dialiri air bersih, sehingga mau tidak mau mereka membeli air bersih dari luar," kata I Ketut Juliartha.
Fraksi Gerindra juga mengusulkan untuk pengoptimalan pengelolaan sumber mata air yang dikelola Pemprov Bali seperti sumber mata air Guyangan di Nusa Penida, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas.
"Betapa mahalnya uang yang harus dikeluarkan masyarakat hanya untuk memenuhi air bersih yang menjadi kebutuhan untuk menunjang hidup. Lalu, bagaimana peran kita sebagai pemangku kebijakan, sampai saat ini permasalahan air belum juga bisa diatasi," imbuhnya.