Sopir bus rombongan pengajian tewaskan 16 orang mengaku rem blong
Husen mengaku tidak bisa mengendalikan bus hingga terguling setelah melompati garis tengah atau marka di Tol Jatingaleh.
Sopir bus maut Sang Engon bernopol B 7222 KGA, Mohammad Husen (56) yang terguling di Tol Lingkar Jatingaleh, menuju arah Tembalang km 9.300 Lingkar Jangli, Kota Semarang, Jawa Tengah mengaku sebelum busnya terguling rem busnya mengalami blong.
"Remnya blong, rasanya seperti kebanting. Kecepatannya pelan. Direm tidak bisa," kata Husen di Ruang Flamboyan, RS Bhayangkara, Kawasan Kabluk, Pedurungan, Kota Semarang Jumat (20/2) malam ini.
Husen mengaku tidak bisa mengendalikan bus hingga terguling setelah melompati garis tengah atau marka di Tol Jatingaleh tersebut.
Sampai saat ini, Husen mengaku belum mengetahui bagaimana kondisi puluhan penumpang yang dibawanya dari Bojonegoro menuju ke Perkalongan untuk mengikuti pengajian di rumah Habieb Luthfi dan kemudian mengalami kecelakaan di Semarang saat hendak pulang kembali ke Bojonegoro.
Husen hanya mengalami luka lecet di kepala dan tangan kiri. Husen dalam kondisi sadar dan bisa diajak komunikasi. Husen saat ditemui wartawan dalam posisi terbaring, tangannya di borgol. Belum lama ngobrol dengan wartawan tiba-tiba pihak RS Bhayangkara mengusir wartawan untuk keluar dari bangsal Flamboyan tempat Husen dirawat.
"Mohon keluar mas, sopir masih dalam pengawasan kami. Kalau mau meliput, silakan izin dulu sama Kabid Humas," teriak Kepala RS Bayangkara, Kombes Glenn saat mengusir wartawan.
Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Pungky Buwana Santoso pihaknya belum meminta keterangan sopir karena mendahulukan penanganan medis terhadap sopir nahas tersebut. "Pengemudi, Mohammad Husen belum kami mintai keterangan lebih lanjut. Masih dalam pengawasan kami," ungkapnya.
Pungky juga menambahkan, bus selain dalam kecepatan tinggi 110 kilometer per jam, juga mengangkut penumpang melebihi kapasitas maksimal muatan penumpang alias over load atau berlebihan.
"Kapasitas 52, tapi berpenumpang 67. Kelebihan 15 orang penumpang. Dampak semakin berat kendaraan sehingga pengereman semakin daya kuat remnya berkurang," pungkasnya.
Sampai malam ini, tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri masih melakukan upaya identifikasi di RS Bhayangkara, Kawasan Kabluk, Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah.