Strategi DVI Polri Identifikasi Korban SJ-182 Tanpa Timbulkan Klaster Baru Covid-19
"Kami tidak mau ada klaster di kamar jenazah. Kami juga melaksanakan 3 M. Kemudian kami melaksanakan sistem shift, sehingga dengan sistem shift tersebut setiap hari personel yang melakukan pemeriksaan itu relatif berganti," jelasnya.
Komandan DVI Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Kombes Hery Wijatmoko mengatakan proses identifikasi jenazah kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 mengalami kendala di masa pandemi Covid-19. Hery menuturkan, ada penyesuaian kapasitas jenazah yang akan diperiksa dalam satu ruangan.
"Karena kita menghindari kerumunan jadi kemampuan kami melakukan pemeriksaan tidak kami laksanakan secara full," ucap Hery, Selasa (19/1).
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Kapan Air Rumi lahir? Air Rumi, anak dari pasangan Irish Bella dan Ammar Zonni lahir pada 17 September 2020.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Kapan Tarian Gending Sriwijaya resmi ditampilkan? Resmi Ditampilkan Setelah melewati rangkaian percobaan, Tari Gending Sriwijaya resmi dibawakan pada tanggal 2 Agustus 1945 dalam rangka menyambut pejabat Jepang dari Bukittinggi.
Hery menjelaskan penyesuaian kapasitas autopsi yaitu, jika sebelum pandemi 1 ruangan berisi 20 meja untuk jenazah, maka saat ini hanya empat meja saja yang dipakai. Satu meja, kata Hery, terdiri dari lima orang yang akan mengautopsi.
Namun, ia menegaskan proses autopsi tetap dilakukan optimal meski ada penyesuaian kapasitas jenazah.
"Kami tidak mau ada klaster di kamar jenazah. Kami juga melaksanakan 3 M. Kemudian kami melaksanakan sistem shift, sehingga dengan sistem shift tersebut setiap hari personel yang melakukan pemeriksaan itu relatif berganti," jelasnya.
Menurut Hery, adanya shift kerja autopsi jenazah dengan jumlah banyak membantu konsentrasi para tim dokter dalam melaksanakan tugasnya.
"Pemeriksaan di kamar jenazah itu memerlukan waktu sehingga kami harus refreshing untuk timnya," tuturnya.
Sementara itu, di hari ke-11 proses identifikasi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mengaku telah mengidentifikasi 34 korban. Sebanyak 23 korban telah diserahkan kepada pihak keluarga.
"Sampai hari ini kami sudah berhasil mengidentifikasi 34 korban dan 23 korban sudah diserahkan kepada keluarga," kata Hery.
Hery menerangkan saat ini pihaknya lebih mengutamakan pemeriksaan menggunakan DNA. Pasalnya menurut Hery seiring dengan berjalannya waktu pemeriksaan menggunakan sidik jari kurang efektif lantaran rusaknya jaringan tubuh korban.
"Pemeriksaan yang saat ini digunakan, kami lebih menitikberatkan pada pemeriksaan DNA forensik karena semakin lama semakin ada keterbatasan untuk pemeriksaan yang lain termasuk sidik jari," tutur dia.
Baca juga:
Jenazah Pramugari Sriwijaya Air Dimakamkan di Bandung
Jasa Raharja Serahkan Santunan ke 30 Ahli Waris Korban Sriwijaya Air SJ-182
Viral Video Kapten Afwan Traktir Kru Bandara di Minimarket, Sikapnya Banjir Doa
Hari ke-11 Kecelakaan Sriwijaya Air, 34 Korban Sudah Teridentifikasi
Sri Mulyani Sebut Pemerintah Tambah Fasilitas Isolasi untuk Pasien Covid-19
Dua Kapal SAR Pencarian Pesawat Sriwijaya Air Berbenturan Akibat Cuaca Buruk