Suami-suami ini tega bunuh istri karena persoalan sepele
Akibat perbuatannya, para suami ini harus mendekam di dalam bui.
Dalam membina sebuah keluarga sosok suami merupakan panutan yang juga bertanggung jawab terhadap kenyamanan istri dan anaknya. Penyebab suami berbuat demikian dipengaruhi berbagai faktor.
Salah satunya masalah ekonomi dan rasa cemburu yang berlebihan. Namun bagaimana jika para suami ini justru dengan tega membunuh istri mereka hanya karena persoalan sepele.
Tidak sedikit berita mengabarkan banyak suami atau istri tewas akibat KDRT. Meski demikian, kadang hal itu tidak cepat terungkap.
Berikut catatan merdeka.com, para suami tega bunuh istri karena persoalan sepele:
-
Apa yang dimaksud dengan KDRT? Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang sering terjadi di Indonesia. KDRT dapat berupa kekerasan fisik, psikis, seksual, atau ekonomi yang dilakukan oleh anggota keluarga terhadap anggota keluarga lainnya.
-
Kapan korban melapor kasus KDRT? Laporan yang dilayangkan korban pada 7 Agustus 2023 lalu telah diterima Unit PPA Polres Metro Bekasi dan masih dalam proses penyelidikan.
-
Apa dampak KDRT pada anak? Anak-anak yang terpapar kekerasan juga berisiko mengalami gangguan mental yang serius di kemudian hari.
-
Siapa yang menjadi korban KDRT? Bagaimana tidak, seorang gadis di Sulawesi Utara menjadi korban KDRT oleh sang suami.
-
Siapa saja yang bisa menjadi korban KDRT? Kekerasan ini tidak terbatas pada satu gender atau usia tertentu; sebaliknya, ia merajalela di berbagai lapisan masyarakat, merusak kehidupan individu yang terjebak di dalamnya.
-
Mengapa penting untuk melaporkan kasus KDRT? Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang sering terjadi di Indonesia. KDRT dapat berupa kekerasan fisik, psikis, seksual, atau ekonomi yang dilakukan oleh anggota keluarga terhadap anggota keluarga lainnya. KDRT dapat menimbulkan dampak negatif bagi korban, seperti luka, trauma, depresi, stres, atau bahkan kematian.
Usai tikam istri hingga tewas, suami ini serahkan diri ke polisi
Kepolisian Resor Blitar Kota, Jawa Timur, menangani kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang suami pada istrinya sendiri di Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar. Kepala Polres Blitar Kota AKBP Yossy Runtukahu mengemukakan kasus tersebut terungkap setelah pelaku menyerahkan diri ke polisi.
"Pelaku lapor telah membunuh istrinya, lalu anggota datang ke TKP (tempat kejadian perkara) dan melakukan pemeriksaan," kata Yossy di Blitar, Kamis (24/3).
Dari berbagai laporan yang diterimanya, pasangan itu diketahui sering bertengkar. Terakhir, keduanya bertengkar hebat, hingga si suami yang bernama Yoni Prihadi ini kalap dan menusuk dada istrinya dengan senjata tajam sampai tembus dada bagian belakang.
Ia menyebut, terdapat dua luka tusukan di dada korban akibat tusukan benda tajam di tubuh perempuan yang bernama Titik Mugiarti itu. Korban meninggal dunia di lokasi kejadian dengan berlumuran darah.
Setelah menyerahkan diri, polisi masih memproses kasus yang melibatkan suami korban ini. Pria yang bekerja sebagai sipir di Lapas Anak Kelas II C Blitar tersebut diperiksa intensif terkait dengan kejadian yang dilakukannya.
Sementara itu, sejumlah tetangga mengaku memang sering mendengar pasangan itu bertengkar. Namun, mereka tidak mengetahui dengan pasti penyebab mereka bertengkar.
"Kalau bertengkar sering mendengar, tadi pagi seperti ada suara orang menahan rasa sakit. Tidak tahunya ada kejadian ini," kata Yuda Septasari, salah seorang tetangga. Seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, proses evakuasi korban dilakukan dengan sigap oleh anggota. Mereka datang membawa kantong mayat untuk memasukkan jenazah korban. Jenazah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo untuk keperluan 'visum et repertum'.
Para tetangga juga memadati rumah korban yang terletak di Perumahan Pakunden, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, tersebut. Mereka kaget dengan kejadian itu. Selama ini, korban yang juga dikenal sebagai guru sebuah sekolah menengah pertama (SMP) di Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar, ini dikenal pendiam.
Saat ini, pelaku yang juga suami korban ditahan di markas Polres Blitar Kota, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Selain harus dipenjara akibat perbuatannya, ia juga terancam kehilangan pekerjaanya sebagai sipir.
Bertengkar karena cemburu, suami tikam istri lalu bunuh diri
Seorang pria diduga tewas bunuh diri setelah menikam istrinya di rumah kontrakan mereka, Jalan Bandar Setia Gang Buntu, Dusun VIII, Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Kamis (24/3) malam. Peristiwa itu terjadi setelah keduanya terlibat pertengkaran.
Pria bernama Indra Gunawan (33) tewas dengan luka tusuk di bagian perut. Sementara istrinya Yusiana (30) kritis akibat sejumlah luka tikam di tubuhnya.
Seorang warga sekitar, Bastian (32), mengaku mendengar pasangan itu bertengkar. Pertengkaran diduga dipicu cemburu. "Kami dengar teriakan dari rumah kontrakan korban," kata Bastian.
Warga kemudian mendengar Yusiana berteriak minta tolong. Mereka pun mendatangi kontrakan pasangan itu. Waktu kami datangi rupanya dua-duanya sudah tergeletak berdarah-darah," sambung Bastian.
Kuat dugaan, Indra menikam istrinya sebelum menusukkan pisau ke bagian perutnya. Usus laki-laki itu sampai keluar. Dia ditemukan sudah tidak bernyawa.
Kejadian itu pun dilaporkan ke polisi. Petugas Polsek Percut Sei Tuan pun tiba di lokasi. Yusiana yang sekarat langsung dilarikan ke RS Haji.
Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol L Zendrato belum bisa memastikan motif kasus itu. "Kasus ini masih kita lidik," sebutnya.
Kerap cekcok, Bripta Triono bunuh istri sendiri
Minggu (27/3) malam rumah di Jalan Perjuangan RT 002/RW 008 Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok dibanjiri air mata. Sebab, salah satu penghuninya bernama Ratnita Handriani (37) ditemukan tewas bersimbah darah di kamarnya.
Awalnya tidak ada kecurigaan dari penghuni rumah, yang saat itu hanya ada pembantu rumah tangga dan dua anak korban. Namun, lantaran Ratnita seharian tidak keluar dari kamar, mereka pun mulai curiga. Terlebih lagi, ketika pembantu rumah tangganya mengetuk pintu Ratnita tak memberikan jawaban. Dia kemudian mencoba melihat kondisi majikannya, tetapi nampak tertidur.
"Korban tidur seharian di rumahnya," kata Ketua RT setempat, Waras, kemarin.
Karena terlihat bersimbah darah, pembantu rumah tangga melapor ke Ketua Rukun Tetangga setempat. Akhirnya ketua RT dan anak korban mencoba membangunkan, tapi tidak ada jawaban.
"Saya ke rumahnya sudah tidak bergerak," ujar Waras.
Saat ditemukan, Ratnita sudah dalam keadaan kaku dengan posisi terlentang. Keluarga sempat memanggil dokter buat memastikan apakah benar korban meninggal.
"Dokter memastikan sudah tewas. Dokter memperkirakan tewas sudah dua jam," lanjut Waras.
Waras langsung melaporkan peristiwa itu ke polisi. Tak berapa lama, polisi menangkap pelaku pembunuhan terhadap Ratnita. Dia ternyata dihabisi oleh suaminya yang seorang polisi. Dia adalah Bripka Triono (34). Saat melakukan aksinya, pelaku dibantu seorang temannya, R.
"Kedua pelaku sudah ditahan," kata Kapolresta Depok, Kombes Pol Dwiyono.
Konon, kehidupan keluarga itu memang kurang harmonis. Namun keterangan itu belum bisa dikonfirmasi karena keluarga memilih bungkam.
"Saya baru berusaha kuat ini mbak. Mohon maaf ya," kata salah satu kerabat korban saat ditemui di rumah Ratnita.
Saat ini, polisi tengah menyelidiki motif pembunuhan tersebut. "Sekarang kita proses, Kapolres Depok tadi lapor kepada saya, awalnya dikatakan bahwa itu meninggal, saya bilang cek dulu ada tanda kekerasan atau tidak. Setelah kita cek autopsi dan diperiksa, akhirnya yang bersangkutan mengakui perbuatannya. Ada permasalahan hubungan rumah tangga," ujar Kapolda Metro Jaya, Irjen Moechgiyarto, kepada wartawan di kantornya, kemarin.
"Itu (motif) sedang didalami, didalami dan diperiksa, tapi yang jelas masalah keluarga. Untuk yang bersangkutan kita juga belum tahu ada catatan pelanggaran atau tidak, semua masih didalami," tutup Moechgiyarto.