Suasana haru iringi pemulangan jenazah polisi yang tertembak di Poso
Kontak senjata itu juga menewaskan seorang anggota kelompok Santoso bernama Bado alias Osama.
Jenazah AKP (anumerta) Bryan Theopany Tatontos, perwira Polri dari Brimobda Sulawesi Tengah, yang tewas setelah aksi baku tembak dengan kelompok teroris pimpinan Santoso, diterbangkan ke Manado dari Bandara Mutiara Palu, untuk dikebumikan di kampung halamannya.
Kapolda Sulteng Brigjen Pol Idham Azis memimpin upacara penyerahan jenazah kepada keluarga dan pelepasannya ke Manado di Ruang Torabelo, Mapolda Sulteng, setelah jenazah tersebut disemayamkan sejak Kamis (20/8) malam.
Upacara pelepasan jenazah ini disaksikan Asisten Operasi Kapolri Irjen Pol Unggung Tjahyono. Suasana haru yang diwarnai tangisan anggota keluarga dan teman-teman korban mengiringi mengusung peti jenazah yang tertutup bendera merah putih tersebut ke peti jenazah.
Kapolda Sulteng atas nama kapolri menyampaikan penghargaan kepada almarhum atas semua jasanya kepada bangsa dan negara, dan salah satu bentuk penghargaan dari pimpinan Polri, Bryan Theopany Tatontos, alumni Akademi Kepolisian 2012 dan PTIK 2013 tersebut dianugerahi kenaikan pangkat satu tingkat menjadi Ajun Komisaris Polisi (AKP).
Ibunda almarhum Kompol Telly Lombontariang mengaku pasrah dan tampak tegar menyaksikan peti jenazah diusung keluar ruang Torabelo Mapolda Sulteng menuju Bandara Mutiara.
"Saya terakhir kali bertemu anak saya yakni pada Mei 2015 saat dia datang mengambil kendaraan pribadinya di Manado," ujar Telly, Jumat (21/8).
AKP (Anumerta) Byan Theopany Tatontos tewas setelah terlibat aksi baku tembak dengan kelompok teroris di Pegunungan Langka, sekitar Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, kabupaten Poso, Rabu (19/8) malam.
Kontak senjata itu juga menewaskan seorang anggota kelompok Santoso bernama Bado alias Osama, yang diduga warga Poso dan jenazahnya masih dalam proses autopsi dan identifikasi di Rumah Sakit Umum Bhayangkara Palu.
Kapolda Sulteng Brigjen Pol Idham Azis mengemukakan, bahwa polisi menemukan sejumlah barang bukti kegiatan terorisme di lokasi baku tembak itu. Barang bukti tersebut antara lain berupa senjata anti-tank jenis Barreta M-60 buatan Amerika Serikat berikut amunisinya serta puluhan bom lontong.
Menurutnya, dengan ditemukannya senjata anti-tank di lokasi baku tembak itu semakin meyakinkan polisi adanya keterlibatan pihak luar Pulau Sulawesi dalam kegiatan terorisme di Poso.
"Kami masih menyelidiki dari mana mereka mendapatkan senjata itu," ujar Kapolda yang memimpin langsung evakuasi jenazah AKP (anumerta) Bryan di Poso, Kamis (20/8).
Hingga kii sekitar 300 personel Polda Sulteng yang dibantu Brimob Kelapa Dua Jakarta terus melakukan penyisiran di Pegunungan Langka dan Gunung Biru untuk mengejar para teroris. Menurut rencana, katanya, Polri akan kembali menggelar operasi pengejaran teroris di Poso dengan sandi 'Camar maleo III' pada awal September 2015.
Baca juga:
Antisipasi teroris balas dendam, Kapolri kirim 140 personel ke Poso
Seorang polisi & satu terduga teroris tewas usai baku tembak di Poso
Perwira polisi tewas usai baku tembak lawan teroris poso
-
Di mana Posong terletak? Posong Temanggung, tersembunyi di antara Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.
-
Kenapa Mayjen Moestopo membentuk pasukan Terate? Alih-alih menertibkan para pembuat onar di masyarakat, Mayjen Moestopo justru memberdayakan mereka untuk ikut berjuang dalam perang revolusi.
-
Siapa yang meneliti keanekaragaman hayati Danau Poso? Seorang peneliti bernama Kurniawan Bandjolu sudah melakukan penelitian di kawasan Danau Poso sejak tahun 2019.
-
Apa yang diharapka Terry Putri? Terry Putri & Derly Darmawan Jalin LDR Karena itu, Terry sangat mengharapkan untuk bisa tinggal bersama suaminya di Indonesia.
-
Apa yang ditampilkan oleh Tari Landok Sampot? Sesuai dengan namanya "Landok Sampot" tarian ini menampilkan gerakan perkelahian antar 2 pemuda dengan senjata berupa sebilah bambu. "Landok" yang berarti Tari, sedang "Sampot" berarti libas atau pecut.
-
Siapa yang diduga terlibat dalam sindikat TPPO? Berdasarkan hasil penelusuran BP2MI para mafia besar diduga berkomplot dengan orang-orang yang diberikan kekuasaan oleh negara, seperti aparat penegak hukum atau APH.