Sudah setahun tabir gelap kematian Akseyna belum terungkap
Keluarga menanti titik terang pembunuh anaknya yang sudah 365 hari tak kunjung terungkap.
Tepat setahun yang lalu, 26 Maret 2015, Akseyna Ahad Dori alias Akseyna (18) ditemukan tak bernyawa, mengambang di Danau Kenanga, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Akseyna ditemukan pertama kali oleh mahasiswa bernama Fauzi, yang curiga dengan penampakan tangan mengambang di pinggir danau. Akseyna menggendong ransel berisi batu seberat 14 kilogram.
Awalnya, pihak kepolisian menduga Akseyna bunuh diri setelah ditemukan surat berisi pesan terakhir yang intinya dia akan pergi jauh. Hasil autopsi menemukan adanya luka lebam pada jenazah Akseyna. Lagi-lagi polisi menduga itu akibat pembuluh darah yang berhenti ketika seseorang meninggal. Tidak bisa dipastikan karena ulah orang lain.
-
Apa yang dilakukan mahasiswa UGM dalam KKN mereka di Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Siapa saja yang hadir di acara MA Goes To Campus di UIN Jakarta? MA Goes To Campus yang hadir di UIN Jakarta tersebut dihadiri sederet tokoh penting. Mulai dari Rektor UIN Prof. Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D., Kepala Biro Hukum dan Humas MA Dr. H. Sobandi, S.H., M.H, Wakil Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta Prof. Dr. Kamarusdiana, M.H., Hakim Yustisial Kepaniteraan MA RI Dr. Abdurrahman Rahim, SH., MH, Hakim Yustisial Biro Hukum dan Humas MA Dr. Riki Perdana Raya Waruwu, S.H., M.H., serta Pimpinan Redaksi Liputan6 Irna Gustiawati.
-
Siapa saja mahasiswa UGM yang melakukan penelitian di Kasepuhan Ciptagelar? Keunikan pemanfaatan teknologi pada masyarakat Ciptagelar menarik lima mahasiswa UGM, Dimas Aji Saputra (Filsafat), Berliana Intan Maharani (Sosiologi), Ilham Pahlawi (Antropologi), Gita Dewi Aprilia (Psikologi), dan Masiroh (Ilmu Komunikasi) untuk mengadakan penelitian di desa tersebut.
-
Kapan MA Goes To Campus di UIN Jakarta diadakan? Acara ini sendiri berlangsung di Auditorium Hasan Nasution, Kampus I UIN Jakarta, Rabu (27/09/2023) lalu.
-
Apa yang dibahas dalam acara MA Goes To Campus di UIN Jakarta? Mengusung tema 'Hukum, Profesi Jurnalistik & Etika Sosial Media', MA Goes To Campus hadir dengan tujuan untuk mengedukasi para mahasiswa baru agar lebih tertarik dalam berkarier di bidang hukum. Khususnya menjadi hakim di Mahkamah Agung.
-
Kapan Najwa Shihab menyelesaikan pendidikan di Universitas Indonesia? Dilahirkan di Ujungpandang, Sulawesi Selatan, pada 1977, Najwa menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1996.
Beberapa bulan setelah kematian Akseyna, Polda Metro Jaya turun tangan dan mengambil alih kasus tersebut. Polda memulai dari awal, termasuk pemeriksaan ulang sakis-saksi. Meski awalnya tidak ingin menyebut ada kejanggalan, kenyataannya memang ditemukan hal ganjil dari kematian Akseyna.
Pertama, analisa tulisan tangan pada surat terakhir Akseyna yang menurut Grafolog atau ahli analisa tulisan tangan, Deborah Dewi. Terdapat kejanggalan. Disebutkan bahwa surat itu ditulis dua orang. Pertama, Akseyna dan kedua masih diselidiki polisi.
Kedua, hasil autopsi ulang dilakukan tim dokter Rumah Sakit Polri Kramat Jati menyebutkan, Akseyna mengalami tindak kekerasan sebelum meninggal. Terdapat luka lebam di bagian telinga, bibir dan kepala, bekas penganiayaan.
Temuan lain dari tim dokter RS Kramat Jati, Akseyna belum meninggal saat tenggelam di danau. Analisa itu diperoleh setelah didapati pasir dan air pada tubuh korban. Artinya, korban masih bernafas saat tenggelam di danau. Selain itu, sepatu di bagian alas, tumit robek di kanan dan kiri. Hasil analisa kepolisian, tubuh Akseyna sempat diseret pelaku.
Direktur Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti semakin yakin, Akseyna tidak bunuh diri, melainkan dibunuh. "Yang bersangkutan (Akseyna) mati tidak wajar. Jadi indikasi korban mati tidak sendiri tapi mati oleh pihak lain," kata Krishna pada pertengahan Mei 2015.
Akhir tahun lalu, Krishna Murti menuturkan, polisi sudah menemukan titik terang kematian Akseyna. Namun dia tidak ingin menjelaskan lebih detail. Polisi mengantongi alat bukti baru setelah melakukan penyelaman di danau UI. Pernyataan itu seolah ingin menepis anggapan polisi menghentikan kasus ini. Krishna berjanji akan membuka tabir gelap kematian mahasiswa Biologi UI itu tahun ini.
Sejumlah saksi terus diperiksa untuk menemukan jawaban atas tanda tanya kematian Akseyna. Termasuk Edi Sukardi, penjaga kos tempat Akseyna tinggal, Wisma Widya di Jalan Kabel, Beji, Depok. Sudah berulang kali dia diperiksa. Berulang kali pula dia membantah tak terlibat dan tak tahu perihal kematian Akseyna. Dia merasa disudutkan.
"Kemarin saya tantang, waktu ada bapaknya (Akseyna), bukan nantang sih, kalau masih curiga saya, saya bilang 'Ayo Pak kita sumpah pocong saja'," kata Edi.
"Bapaknya (Akseyna) jawab jangan begitu juga pak Edi. Kalau orang yang lain nuduh saya dia yang kena, kalau saya bohong saya yang kena. Polisinya bilang itu kalau orang salah suka begitu, saya nggak usah sumpah Al-quran, pocong ayo deh. Ini cobaan dari Allah," tambahnya.
Tak terima, dia mengarahkan polisi memeriksa teman-teman Akseyna. Termasuk Jibril yang disebutnya sering pergi kuliah bersama Akseyna. Kini Jibril disebut-sebut sudah pindah indekos yang semula berada tak jauh dari indekos Akseyna. Alasannya lelah harus menghindar dari wartawan dan terus diperiksa polisi.
Hingga saat ini, tabir gelap pembunuhan Akseyna belum juga terbuka. Polisi selalu mengatakan bahwa pihaknya bekerja keras dan akan disampaikan pada waktunya nanti. Krishna juga meminta masyarakat tidak skeptis dengan investigasi yang dilakukan anak buahnya. "Kami kerja tapi kan kerja enggak perlu diomongin," tegasnya.
Keluarga menanti titik terang pembunuh anaknya yang sudah 365 hari tak kunjung terungkap.
Baca juga:
Hampir setahun, kenapa Kombes Krishna irit bicara kematian Akseyna?
Dicurigai pembunuh, penjaga kos Akseyna bikin pengakuan mengejutkan
Penjaga kos minta polisi juga periksa teman-teman Akseyna
Tak terima dituduh bunuh Akseyna, penjaga kos siap sumpah pocong
Penjaga kos ngaku capek sering diperiksa terkait kematian Akseyna