Sudirman Said Sebut Pihak Kalah Pemilu Harus Jadi Penyeimbang Pemerintah
Kata Sudirman, situasi saat ini lebih kompleks ketimbang pada masa lalu.
Menurutnya, perlu ada penyeimbang di setiap kekuasaan.
Sudirman Said Sebut Pihak Kalah Pemilu Harus Jadi Penyeimbang Pemerintah
- Sudirman Said Nilai Syarat Jadi Pemimpin Indonesia Terlalu Longgar: Tidak Heran Ada Pengingkaran Etika
- Sudirman Said Sebut Pertemuan 01 dan 03 Bakal Lebih Intens: Supaya Indonesia Kembali ke Jalan yang Benar
- Sudirman Said Dengar Ada Skenario Bangun Koalisi Besar Permanen: Ini Itikad Sangat Buruk
- Sudirman Said Nilai Pernyataan Jokowi soal Presiden Boleh Memihak Bisa Merusak Norma Bernegara
Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) menilai, pemenang Pemilu 2024 harus dihormati. Meski begitu, pihak yang memegang kekuasaan dipandang cenderung selalu melahirkan penyimpangan.
"Siapapun yang naik sebetulnya yang punya potensi untuk tadi dikatakan power tends to corrupt, absolute power corrupt (kuasa untuk merusak)," kata Co-captain Timnas AMIN Sudirman Said di TWS House, Jakarta, Kamis (7/3).
Ketua Institut Harkat Negeri (IHN) ini menyatakan, perlu ada penyeimbang di setiap kekuasaan. Menurutnya, pihak yang kalah mesti jadi penyeimbang pemerintah.
"Itu harus kita suarakan terus menerus. Mungkin itu dianggap terlalu naif tetapi harus kita suarakan, itu pandangan saya," ucap Sudirman.
Kata Sudirman, situasi saat ini lebih kompleks ketimbang pada masa lalu. Dulu, ujar Sudirman mudah untuk sekadar membedakan antara sektor swasta dan negara.
"Sekarang ini kompleksitasnya luar biasa begitu, siang hari mengungkap policy, malam hari ini merangkap bisnis, bagaimana menggunakan policy itu sebagai kesempatan dia, gitu ya. Tapi mungkin subuhnya mengundang rombongan Lembaga Swadaya Masyarakat yang didanai," jelasnya.
Sudirman menyampaikan, pemerintah harus mulai membedah keadaan politik sekarang untuk kepentingan di masa yang akan datang. Dia menyarankan, agar pemerintah hati-hati menata pergerakan ke depan dengan berkaca dari masa lampau.
"Kalau kita tidak nyaman dengan keadaan sekarang, ya harus terus-menerus mengatakan ini salah, dekonstruksi dalam istilahnya," ujar dia.