Suku Anak Dalam tewas kelaparan, pemerintah cuma kasih sembako
Suku Anak Dalam butuh lahan buat melanjutkan hidup secara berpindah.
Keadaan salah satu suku di Indonesia, Suku Anak Dalam, saat ini ternyata memprihatinkan. Suku bermukim Taman Nasional Bukit Duabelas Jambi itu semakin terdesak lantaran kehilangan lahan mereka dan mengalami kelaparan.
Alhasil, karena kelaparan sebelas orang Suku Anak Dalam atau kerap disebut orang rimba wafat. Kenyataan itu membuat publik tersentak lantaran pemerintah setempat nampak abai terhadap hal itu.
Pemerintah Provinsi Jambi juga ternyata turut andil dalam bencana kelaparan dialami orang rimba. Sebab, lahan Suku Anak Dalam semakin berkurang lantaran pemprov menerbitkan izin Hutan Tanaman Industri bagi PT Wana Printis, PT Agro Nusa Alam Sejahtera, PT Jebus Maju, PT Tebo Multi Agro, PT Lestari Asri Jaya, PT Malaka Agro Perkara, dan PT Alam Lestari Makmur. Tanah mereka bersinggungan dengan milik Suku Anak Dalam, maka dari itu mereka tidak bisa berpindah tempat secara bebas seperti dulu. Padahal, ritme hidup orang rimba adalah Melangun (berpindah tempat) secara teratur bila bahan pangan menipis atau ada kematian anggota suku. Mereka semakin kesulitan mencari bahan pangan dari berburu dan meramu hasil hutan buat bertahan hidup.
Hingga saat ini, jumlah Suku Anak Dalam mencapai 1.775 jiwa. Mereka dipimpin 13 tumenggung atau pemimpin kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 20 sampai 30 kepala keluarga.
Kematian karena kelaparan itu terjadi dalam tiga kelompok dipimpin Tumenggung Marituha, Tumenggung Ngamal dan Tumenggung Nyenong. Kematian beruntun paling banyak terjadi pada Januari hingga Februari 2014 dengan enam kasus, yaitu empat anak-anak dan dua orang dewasa.
Dalam beberapa bulan terakhir, orang rimba setidaknya sudah berpindah ke tujuh lokasi baru sebagian besar merupakan daerah pinggir desa dan juga perkebunan masyarakat. Tetapi karena bahan makanan pas-pasan, mereka banyak jatuh sakit. Sebagian mencoba berobat ke rumah sakit terdekat, seperti di Sarolangun, tapi orang rimba enggan dirawat dan akhirnya beberapa wafat. dan kemudian melangun lagi.
Tengganai orang rimba kelompok Terap, Mangku Balas, mengatakan banyaknya orang rimba jatuh sakit disebabkan kurang makanan. "Kami kekurangan pemakon (makanan). Kalau 'melangun' seperti ini kami tidak bisa berburu, tempatnya juga susah, makanya banyak yang sakit, kami takut," kata Mangku Balas seperti dilansir dari Antara, Rabu (18/3).
Pemerintah pusat didesak turun tangan mengatasi masalah ini. Utamanya mencari jalan keluar soal berkurangnya lahan orang rimba dan bencana kelaparan.
Namun, pemerintah Kementerian Sosial malah memberi solusi jangka pendek. Yakni memberikan bantuan sembilan bahan pokok dan duit tunai.
"Bantuan itu diberikan dalam bentuk sembako, karena kalau kita beri uang tunai mungkin bisa dibelikan rokok oleh mereka, jadi yang lebih tepat adalah dalam bentuk pemberian sembako," kata Kasubdit Kerja Sama Kelembagaan Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Kementerian Sosial Laude Taufik.
Koordinator Unit Kajian Suku-Suku Komunitas Konservasi Indonesia WARSI, Kristiawan, mengatakan saat ini dibutuhkan peran serta semua pihak untuk membantu orang rimba keluar dari masalah dan bencana dialami.
"Untuk saat ini yang dibutuhkan bantuan langsung berupa beras dan sembako serta juga posko kesehatan yang dekat dengan lokasi mereka melangun," kata Kristiawan.
Baca juga:
Sindiran Ahmad Dhani supaya Jokowi dan PDIP tak lupa sejarah
Traktor diangkut lagi usai pidato, Jokowi bohongi petani
Petani, mahasiswa hingga guru mulai rongrong kewibawaan Jokowi
Di era Jokowi, muncul lagi wacana PNS pensiun hanya dikasih pesangon
Potret turis asing asyik berjemur dan berselancar di Pantai Kuta
Sahabat Olla Ramlan, sosialita hijabers super mewah
Jangan lewatkan:
Ketakutan Ical Golkar diambil alih, sampai gugat Agung cs tiga kali
Awas, 6 infeksi kulit ini mengintai halusnya kulit bayi!
4 Cerita miris Mbah Harso dan Nenek Asyani gugat keadilan
5 Pelatih yang terancam di pecat akhir musim ini
Foto kemesraan palsu Ahok dan lawan politiknya
Wanita Paling 'Subur' Di Dunia, Telah Melahirkan 15 Bayi dan Kini Hamil Bayi Kembar!
-
Di mana kejadian penganiayaan anak SD di Jombang terjadi? Penganiayaan yang melibatkan dua anak di bawah umur itu terjadi di belakang salah satu SD di Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, pada Sabtu (24/6).
-
Apa yang terjadi pada anak SD di Jombang? Di Jombang, seorang bocah sekolah dasar (SD) tega menganiaya temannya hingga babak belur,. Aksi penganiayaan itu direkam dan videonya viral di media sosial.
-
Apa itu kejang demam pada anak? Kejang demam pada anak atau yang sering disebut penyakit step terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh alias demam yang tinggi. Pada umumnya, demam tinggi itu disebabkan oleh adanya inveksi virus ataupun bakteri.
-
Apa makna dibalik Hari Memeluk Anak? Momen ini digunakan untuk menunjukkan betapa pentingnya memberikan kasih sayang kepada anak.
-
Apa pengertian anak sulung? Anak sulung adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang lahir pertama atau yang tertua dalam suatu keluarga.
-
Apa yang ditemukan di kuburan anak-anak itu? Enam patung terakota dan pin perunggu berbentuk kaki kuda diletakkan di dalam kuburan ini. Patung-patung ini menggambarkan dua penari yang mengenakan hiasan kepala Frigia, salah satunya adalah seorang wanita yang memainkan alat musik petik kecapi, dan tiga wanita lainnya berdiri dengan kostum Timur yang dapat dikaitkan dengan pemujaan Dionysus, dewa anggur Yunani.