Sumarti Ningsih, WNI yang dimutilasi di Hong Kong bukan PSK
Berikut ini cerita Sumarti, anak yang berbakti kepada orangtuanya, seperti dirangkum merdeka.com:
Meninggalnya Sumarti Ningsih, warga negara Indonesia (WNI) yang dimutilasi Rurik Jutting, warga negara Inggris di Hongkong, meninggalkan luka mendalam bagi orangtua dan anaknya.
Ayahanda Sumarti, Ahmad Kaliman, bahkan sangat geram dengan pembunuhan keji yang dilakukan Rurik. Dia mengaku tak habis pikir anak nomor tiganya harus mengalami nasib tragis.
"Kalau saya melihatnya (Rurik Jutting) langsung, saya bisa membalas kekejaman yang dilakukannya kepada anak saya," ujarnya kepada merdeka.com, Jumat (7/11)
Kaliman mengemukakan, anaknya yang menjadi tulang punggung keluarga ini merupakan anak yang berbakti kepada orangtua. Selain itu, Sumarti juga dikenal sebagai orang yang ingin selalu membahagiakan orangtua dan anaknya.
Ahmad Kaliman juga membantah bila darah dagingnya itu seorang PSK. Berikut ini cerita Sumarti, anak yang berbakti kepada orangtuanya, seperti dirangkum merdeka.com:
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Dimana Baim Wong memberikan keterangan terkait kasus penipuan? Bertempat di Polres Tanjung Balai, Baim yang dipanggil sebagai saksi ini memberikan keterangan seputar namanya yang dicatut sebagai modus penipuan.
-
Apa yang Dara Fu lakukan di Hong Kong? Berada di Hong Kong Dara Fu menghadapi musim dingin Hong Kong dengan cara unik, ia berpose imut sambil menikmati es krim, tidak terpengaruh oleh dinginnya.
-
Apa tindakan yang dilakukan oleh pelaku utama dalam kasus pembunuhan ini? Pria di Gowa, Sulawesi Selatan, HL (60) sakit hati dan gelap mata karena istrinya Hj Nurwahidah menikah siri dengan seorang pemuda. Dia memerintahkan dua anaknya dibantu kerabatnya yang lain menghabisi Faisal Dg Rimo (22), suami baru perempuan itu.
-
Kapan Klenteng Hong San Kiong dibangun? Dibangun tepat pada tahun 1700, setiap hari raya imlek Klenteng Hong San Kiong selalu dipenuhi oleh pengunjung yang ingin melihat pertunjukan yang barongsai dan wayang potehi yang diselenggarakan oleh pengelola klenteng.
-
Apa modus penipuan yang dilakukan oleh WNA Pakistan? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
Cuma ingin bikin senang anak dan orangtua, Sumarti anak berbakti
Ahmad Kaliman, orang tua Sumarti Ningsih, warga negara Indonesia (WNI) yang dimutilasi orang Inggris di Hongkong, mengatakan putrinya itu merupakan anak berbakti kepada orangtua. Dia juga menjadi tulang punggung bagi keluarga.
Sejak kecil, Sumarti kerap mempunyai keinginan agar keluarganya bisa terlepas dari persoalan kemiskinan yang didera keluarganya. Bagi Kaliman, Sumarti kerap berusaha mengangkat derajat ekonomi keluarga dengan cara menjadi tenaga kerja di luar negeri.
Maka wajar bila Kaliman geram dengan orang Inggris yang membunuh anaknya itu. "Kalau saya melihatnya (Rurik Jutting) langsung, saya bisa membalas kekejaman yang dilakukannya kepada anak saya," ujarnya, Jumat (07/11).
Sumarti bukan PSK
Kasus pembunuhan Sumarti Ningsih ini sempat menjadi headline media asing. Sejumlah media asing, bahkan menyebut kedua korban tersebut bekerja sebagai pekerja seks, namun Ahmad Kaliman, orangtua Sumarti Ningsih menepis anggapan tersebut.
Saat ditemui di rumahnya yang berada di Desa Gandrungmangu RT 02/RW 05 Cilacap Jawa Tengah, Ahmad menegaskan anaknya bekerja di Hong Kong sebagai pelayan restoran. "Sempat saya bertanya sama dia (Sumarti) waktu sudah bekerja di Hong Kong, 'kamu di sana kerja apa?' Lantas dia menjawab kerjanya di restoran," ucap Ahmad, Jumat (7/11).
Ahmad menjelaskan, Sumarti bilang pekerjaannya dalam restoran tersebut biasanya menawarkan makan dan minum yang diminta pelanggannya. "Kerjanya di restoran bagian depan. Misalkan ada tamu, kata Sumarti, dia mendekati tamunya dan menawarkan mau makan apa? Atau mau minum apa?" tuturnya.
Dia sendiri mengemukakan, selama ini pemberitaan media yang menyebut anaknya bekerja sebagai pekerja seks membuat keluarganya tersudut. "Saya bantah itu, kalau memang benar anak saya jadi PSK saya minta buktinya dan saya minta siapa yang ngomong. Saya berani jamin, kalau anak saya seperti itu (PSK), saya bertanggung jawab," jelasnya.
Selain itu, dia mengemukakan, sehari-hari saat berada di rumah sebelum berangkat ke Hongkong pada 2 Agustus silam, Sumarti selalu sehat. "Saya berani bantah berita itu, anak saya di rumah enggak pernah bilang seperti itu. Saya melihat jasmani dan kesehatan enggak berubah. Saya enggak percaya dengan omongan seperti itu," ucapnya.
Sumarti berpakaian seksi untuk hormati teman
Ahmad Kaliman, ayahanda Sumarti Ningsih, warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban mutilasi di Hongkong mencoba mengklarifikasi foto-foto anaknya yang kerap berpakaian seksi. Sebab banyak asumsi mengalir tentang pekerjaan anaknya yang jadi korban pembunuhan dan mutilasi Rurik Jutting, pria asal Inggris itu.
Saat ditemui di rumahnya, Ahmad mengemukakan foto yang menunjukkan Sumarti Ningsih menggunakan pakaian seksi saat di Hongkong sebenarnya sudah diketahuinya. "Dia (Sumarti) bilang, cara berpakaian teman-temannya di Hongkong memang tidak sesuai dengan cara Indonesia," ucapnya, Jumat (07/11).
Ahmad mengemukakan, pengakuan Sumarti kepadanya sudah dikemukakan jauh hari sebelumnya. Menurut Ahmad, Sumarti sendiri memang terbawa mengenakan pakaian seksi.
"Dia bilang kepada saya, saya hanya ingin menghormati teman-teman. Selain itu, dia juga bilang memang gaya pakaian di Hongkong berbeda dengan di Indonesia," ucapnya.
Meski begitu, Sumarti pernah bercerita kepada Ahmad, jika dirinya tidak ingin kebablasan seperti yang terjadi pada beberapa temannya. "Dia bilang kepada saya, tidak ingin seperti teman-temannya yang sering minum dan merokok," terang Ahmad.