Sumber Melimpah, Bahan Bakar Mobil Dinas Musi Banyuasin Segera Diganti Bensin Sawit
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, sedang mematangkan rencana penggunaan bahan bakar bensin dari kelapa sawit untuk seluruh mobil dinas. Penerapan ini bertujuan memanfaatkan sumber daya alam yang berlimpah di daerah itu.
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, sedang mematangkan rencana penggunaan bahan bakar bensin dari kelapa sawit untuk seluruh mobil dinas. Penerapan ini bertujuan memanfaatkan sumber daya alam yang berlimpah di daerah itu.
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex mengungkapkan, rencana memproduksi bahan bakar nabati bersumber sawit itu sudah hampir matang. Pemanfaatannya dinilai dapat menekan polusi udara.
-
Kapan Lenggogeni dan Reza bertukar senyuman? Reza dan Lenggogeni dengan senang hati bertukar senyuman sambil saling mencium pipi.
-
Kenapa Doa Sapu Jagat penting? Bukan hanya menambah pahala, doa sapu jagat juga akan meningkatkan keimanan dan dekat dengan Allah SWT.
-
Kapan Bagindo Aziz Chan meninggal? Pada sore hari tanggal 19 Juli 1945, Aziz Chan bersama keluarga sedang dalam perjalanan menuju Padang Panjang.
-
Kapan Rasulullah SAW membaca doa angin kencang? Salah satu hadist Imam Muslim meriwayatkan bahwa, saat hujan disertai angin kencang Rasulullah SAW membaca sebuah doa angina kencang seperti berikut ini:
-
Kapan Sobikhan mulai menanam sawo raksasa? Pada waktu awal Sobikhan menanam sawo raksasa pada tahun 2015, belum banyak orang yang mengenal sawo raksasa.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
"Bensin sawit akan digunakan ke seluruh mobil dinas Pemkab Musi Banyuasin. Kita ingin manfaatkan SDA yang ramah lingkungan," ungkap Dodi, Selasa (22/6).
Selain itu, kata dia, bensin sawit juga diproyeksikan dalam meminimalisir penggunaan anggaran daerah dalam operasional mobil dinas. Untuk memudahkan dalam pemakaian, bensin sawit akan disediakan di stasiun pengisian bahan bakar khusus.
"Jelas cost anggaran bisa ditekan dengan pemakaian bensin sawit," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Musi Banyuasin Iskandar Syahrianto menjelaskan, bahan baku sawit di wilayah itu terbilang cukup untuk menunjang program itu. Saat ini pihaknya sudah memproduksi kelapa sawit menjadi Industrial Vegetable Oil (IVO) tahap ketiga untuk 1.000 ton yang akan dijadikan sampel di Pertamina. Bensin sawit itu akan didistribusikan ke pabrik pengolahan lainnya yang akan dijadikan green food.
"Seribu ton IVO itu dihasilkan selama satu sampai dua minggu di PT Berkat Sawit Sejahtera Sukamaju, Sungai Lilin," kata dia.
Ditanya kapan direalisasikan, Iskandar menyebut hanya tinggal menunggu waktu. Dia memastikan Pemkab Musi Banyuasin siap melaksanakan program terobosan itu.
"Kita masih menunggu perkembangan, prinsipnya sudah sangat siap untuk menjadikan Musi Banyuasin sangat ramah lingkungan," pungkasnya.
Untuk diketahui, IVO merupakan hasil pengolahan buah kelapa sawit dengan kadar asam lemak bebas atau free fatty acid yang masih tinggi yang direncanakan akan diproduksi di kilang biohidrokarbon. IVO berpotensi diolah menjadi bahan baku bensin super dengan kadar Oktan 110 dan disebut juga bisa jadi avtur.
Keuntungan lain IVO adalah traga oil mill yang lebih efisien, biaya produksi rendah, serta rute produksi yang lebih pendek. Selain itu, harga tandan buah segar (TBS) sawit juga bakal lebih tinggi lantaran biaya pengolahan TBS di pabrik biohidrokarbon itu lebih murah daripada di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) konvensional.
(mdk/bal)