Sungai Citarum dengan segala permasalahannya
Kini, dalam perjalanannya, Sungai Citarum tak lagi berfungsi sebagai pemasok air untuk pertanian. Di sekitarnya, dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) serta waduk.
Penataan Sungai Citarum kini menjadi agenda yang diprioritaskan pemerintah. Sebab, sungai yang membelah Kota Bandung dan daerah sekitarnya tersebut sempat menjadi primadona lantaran kejernihannya, beberapa tahun lalu.
Sungai yang mempunyai panjang kurang lebih 225 km itu berhulu di Cisanti, lereng Gunung Wayang, salah satu anak Gunung Malabar, Bandung Selatan. Di saat masa jayanya, kehadiran Sungai Citarum yang cukup jernih dan bersih sangat membantu penghidupan masyarakat sekitar. Bahkan, penduduk sekitar juga sangat memelihara kondisinya.
-
Dimana letak awal sungai Citarum? Titik nolnya berada di kawasan Situ Cisanti, Kecamatan Kertasari.
-
Bagaimana Sungai Lobang terbentuk? Dihimpun dari beberapa sumber, Sungai Lobang ini awalnya terbentuk dari letusan bawah tanah yang berubah menjadi mata air. Usia dari lubang tersebut diperkirakan sudah mencapai ratusan tahun.
-
Kapan Danau Maninjau terbentuk? Asal usul Danau Maninjau ini bisa terbentuk adalah akibat dari erupsi vulkanik dari Gunung Sitinjau yang terjadi pada 52.000 tahun silam. Erupsi tersebut membentuk sebuah kaldera yang dari waktu ke waktu berubah menjadi sebuah danau.
-
Kenapa air di sungai Cipaniis dianggap berkhasiat? Merujuk laman Visit Kuningan, masyarakat sekitar percaya bahwa air di sungai Cipaniis konon berkhasiat. Salah satu kemanjuran air tersebut adalah saat seseorang yang terkena stroke menunjukan peningkatan kesembuhan setelah berendam.
-
Siapa yang membersihkan sampah di Sungai Ciliwung? Thariq Halilintar mengajak beberapa temannya untuk turut serta membersihkan tumpukan sampah yang menggenang di Sungai Ciliwung sebagai bagian dari aksi sosial.
Kini, dalam perjalanannya, Sungai Citarum tak lagi berfungsi sebagai pemasok air untuk pertanian. Di sekitarnya, dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) serta waduk.
Yang sangat disayangkan, keberadaan PLTA maupun waduk tidak sejalan dengan pemeliharaan lingkungan sekitar. Perlahan, Citarum tercemar. Limbah pabrik dan sampah rumah tangga menggenangi permukaan sungai.
Bahkan, penumpukan sampah yang ada di Sungai Citarum berdampak banjirnya Kota Bandung saat hujan lebat mengguyur.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Yudha Mediawan mengatakan, banjir yang menerjang wilayah Bandung ini tak lepas dari gambaran permasalahan dari citarum hulu menuju hilir. "Harus dibenahi dari hulu ke hilir agar Bandung bebas banjir," ujar Yudha kepada Merdeka Bandung saat ditemui dalam acara Seminar Solusi Penanggulangan Banjir Citarum di Grand Royal Panghegar Hotel, Selasa (15/11).
Berikut adalah permasalahan Citarum Hulu yakni lahan kritis 26,022 hektare (20 persen) dan erosi sebesar 592.11 ton per hektare per tahun, sampah 500.000 meter kubik per tahun yang tidak dapat ditampung masuk ke sistem drainase dan sungai.
Kemudian sedimentasi 7,9 juta ton per tahun masuk ke sungai Citarum akibat tingginya erosi yang terjadi di daerah hulu sunga dan sungai tercemar dari limbah industri yang dibuang ke Sungai Citarum setiap harinya.
Selanjutnya adalah permukiman berkembang tanpa perencanaan yang baik dan juga tanpa memperhatikan tata ruang yang ada serta penurunan tanah dicekungan bandung 4-5 centimeter per tahun karena pengambilan air tanah yang berlebihan oleh industri.
"Untuk permasalahan Citarum tengah satu ada keramba terapug yang melampaui daya dukung yaitu mengakibatkan menurunnya kualitas air Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur yang berdampak pada kesehatan masyarakat dan berkurangnya umur pelayanan hidromekanikal pada waduk," ujarnya.
Geram, pemerintah pun mengancam akan menutup perusahaan yang seenaknya membuang limbah ke Citarum.
"Saya hadir di sini walaupun kewenangan Luhut sebagai menko maritim, saya akan menangani masalah hukum yang masuk dalam penanganan Citarum itu," kata Wiranto usai Rapat koordinasi dan sosialisasi penataan Sungai citarum di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (16/1).
Dalam rapat tersebut dibahas bahwa ada 3.236 industri tekstil yang berada di kawasan sungai 90 persen tidak memiliki IPAL. 280 Ton limbah kimia per hari serta limbah medis (HIV). Kadar mercuri dalam ikan budidaya (lele dan ikan mas) di Citarum jauh melebihi ambang batas aman.
Dilaporkan pula laporkan bahwa perusahaan banyak yang melanggar hukum, yang membuat Citarum lebih kotor lagi.
"Jika tidak kita luruskan ya percuma. Maka saya mengawal sisi hukum, perusahaan, calo pemalak yang gak beres segera kita bersihkan sehingga simultan nanti, secara teknis menyeluruh oleh luhut, nanti kalau ada masalah hukum lempar ke saya," ucapnya.
Program penataan Sungai Citarum sendiri mempunyai target dalam 5-10 tahun mendatang, air sungai tersebut sudah bisa dikonsumsi.
"Paling tidak lima tahun. Lima tahun kita berharap airnya semakin baik, industri semuanya sudah punya IPAL (Intalasi Pengolahan Air Limbah), orang sudah punya MCK, sehingga tidak buang kotoran ke sungai," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
"Nanti limbahnya dikelola dan airnya layak untuk diminum lagi, apakah lima atau 10 tahun lagi itu terjadi, kita harus mulai. Itu generasi kamu, saya yang memulai, enggak bisa satu atau dua tahun, jadi kita harus konsisten," ujarnya.
Baca juga:
Menko Luhut targetkan 5-10 tahun lagi air Sungai Citarum bisa diminum
Wiranto ancam tutup perusahaan yang buang limbah ke Sungai Citarum
Penataan Sungai Citarum bersinergi, Luhut sebut Perpres keluar bulan depan
Selain terkotor, Citarum juga 'didapuk' sebagai sungai terhitam
Menko Luhut target dalam lima tahun air Sungai Citarum bisa diminum
Luhut akan 'sikat habis' pihak halangi penataan Sungai Citarum