Jadi Inspirasi Nama Sungai Citarum, Intip Fakta Menarik Tanaman Tarum yang Kini Dilupakan
Konon, nama Citarum diambil dari sebuah tumbuhan "ajaib" bernama Tarum yang dahulu digilai Belanda.
Konon, nama Citarum diambil dari sebuah tumbuhan "ajaib" bernama Tarum yang dahulu digilai Belanda.
Jadi Inspirasi Nama Sungai Citarum, Intip Fakta Menarik Tanaman Tarum yang Kini Dilupakan
Citarum merupakan nama sungai yang membelah bumi Jawa Barat, dari ujung selatan hingga pangkal Muara Gembong di Kabupaten Bekasi. Sungai dengan panjang 297 kilometer itu memiliki kisah yang menarik, termasuk dari penamaannya.
Asal-usul kata Citarum pun tidak muncul begitu saja. Kabarnya, nama ini terinspirasi dari sebuah tanaman yang unik dan langka. Ini sesuai dengan topomini masyarakat Sunda dari masa ke masa yang selalu mengidentikkan suatu tempat dengan kondisi di sekitarnya.
-
Apa yang istimewa dari Sungai Citumang? Pesona alam Sungai Citumang dapat dinikmati dengan berbagai cara. Pengunjung dapat merasakan kesegaran sungai dengan berenang di airnya yang jernih. Selain itu, wisatawan juga bisa melakukan snorkeling di sungai ini untuk melihat keindahan bawah airnya.
-
Kenapa Tarsius Selayar terancam punah? Populasi Tarsius ini semakin menurun dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan rumah-rumah asli mereka banyak yang dirusak oleh orang tidak bertanggung jawab. Dikabarkan jumlahnya kini kurang dari 1.800 ekor.
-
Di mana Tari Tanduak berasal? Tari Tanduak atau biasa disebut Tari Tanduk merupakan kesenian tradisional yang diwariskan dari Kerajaan bernama Jambu Lipo di Sumatra Barat.
-
Kenapa Tari Sining hampir punah? Sayangnya, seiring berjalan zaman yang semakin modern, Tari Sining sudah semakin menghilang dan memudar keberadaannya. Bahkan, terakhir kali Tari Sining ditampilkan sekitar tahun 1946.
-
Dimana Tari Piriang Suluah berasal? Begitu juga dengan para petani di Padang Panjang, Sumatra Barat. Mereka memiliki kesenian tradisional yang terinspirasi dari aktivitas para petani yaitu Tari Piring Suluah.
-
Mengapa temuan di Timor Timur signifikan? Penelitian yang dilakukan arkeolog dari beberapa universitas Australia dan Inggris ini mengatakan, ribuan artefak batu dan tulang binatang yang ditemukan di sebuah gua, yang dikenal sebagai tempat perlindungan batu Laili, di bagian utara Timor Timur, menunjukkan manusia purba hidup di sana sekitar 44.000 tahun lalu.
Konon, nama Citarum diambil dari sebuah tumbuhan bernama Tarum yang dahulu populer sebagai pewarna.
Tak sekedar pewarna, karena tanaman ini juga memiliki keajaiban lainnya yang tak dimiliki tanaman-tanaman lain.
Penasaran dengan kisahnya? Berikut fakta nama Citarum yang berasal dari tanaman dan kini mulai dilupakan.
Mengenal Tanaman Tarum
Dalam catatan di Wikipedia, tanama tarum atau biasa disebut nila memiliki nama latin Indigofera Tinctoria.
(Foto: upnyk.ac.id)
Tanaman ini termasuk ke dalam suku polong-polongan, dengan daun yang berjajar tunggal di tulang daun berukuran kecil.
Tarum juga memiliki bunga berwarna ungu kebiruan, dengan beberapa sisinya berwarna putih dan terkadang kemerahan.
“Sungai Citarum ini ada hubungannya dengan pohon tarum yang menjadi sumber inspirasi penamaannya,” kata pelestari tanaman Tarum, Gelar Taufik, mengutip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX.
Jadi Pewarna Alami
Dalam keadaan mekar, tanaman tarum memiliki tampilan yang indah dengan warna cerah menyala. Bunganya berbentuk mengerucut, dengan kelopak-kelopak kecil berwarna nila atau ungu kebiruan yang dominan.
Banyaknya tanaman tarum di sekitar sungai, akhirnya masyarakat di zaman dahulu menamai sungai besar itu dengan nama Citarum (Ci=cai atau air dan Tarum=bunga tarum).
Tinggi tanaman tarum diketahui mencapai 1,5 meter, dengan banyak cabang dan bisa muncul di batang bawah.
(Foto: Wikipedia)
Disukai Belanda
Di masa silam, tanaman ini menjadi salah satu komoditas yang diandalkan Belanda terutama untuk kemajuan industri tekstil.
Sebab, warna biru yang dihasilkan sangat pekat dan cocok diaplikasikan di selembar kain.
Untuk mendapatkan warna biru, sejumlah tanaman tarum direndam di dalam air selama semalaman. Kemudian, warna bisa diaplikasikan ke beberapa jenis bahan seperti kain dan batik.
Di rentang abad ke-20, sekitar tahun 1917 sampai 1930-an, pemerintah Hindia Belanda pun mengekspor tanaman ini sebagai komoditas untuk industri kain di luar negeri.
Tanaman Tarum Kini Dilupakan
Sayangnya pamor tanaman tarum tak segemilang masa penjajahan Belanda. Semakin ke sini, tanaman itu sudah kurang dikenal.
Mengutip laman citarumharum.jabarprov.go.id, dahulu tanaman ini banyak dijumpai di pinggiran Sungai Citarum. Kemudian, banyak juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai pewarna dan pakan ternak.
“Pamor tanaman Tarum kini merosot, bahkan hanya tinggal sejarah karena munculnya zat pewarna kimia yang banyak diproduksi pabrik,” kata Komandan Sub 4 pembibitan Citarum Harum, Serka Agus.
(Foto: Citarum Harum)
Bermanfaat bagi Lingkungan
Selain memiliki keindahan, tanaman tarum juga memiliki manfaat yang baik bagi lingkungan. Kehadirannya mampu menyaring sampah, dan menghijaukan aliran sungai.
Satuan tugas Citarum Harum pun mengajak masyarakat untuk menanam kembali tanaman tarum sebagai bentuk pelestarian lingkungan dan membangkitkan nilai sejarah Sungai Citarum yang sudah menopang kehidupan warga sejak ribuan tahun silam.
“Bukan tidak mungkin, jika pamor tanaman Tarum ini kembali digaungkan oleh masyarakat sekitar, dengan cara kembali menanam tanaman Tarum. Jika sudah difungsikan kembali, otomatis keberadaan sampah di sungai bisa terkontrol,” tambahnya.