Sepertiga Wilayah di Purwakarta Gunakan Awalan 'Ci', Ternyata Ini Sejarahnya
Selain nama wilayah permukiman, toponimi ini rupanya juga dikenal di tempat-tempat dengan nuansa alam seperti gunung, lembah, dan sungai.
Daerah Sunda di Jawa Barat dan Banten banyak menggunakan awalan 'Ci' untuk penamaan wilayahnya. Bahkan di Kabupaten Purwakarta, sepertiga desa dan kecamatan di sana memakai awalan tersebut.
Selain nama wilayah permukiman, toponimi ini rupanya juga dikenal di tempat-tempat dengan nuansa alam seperti gunung, lembah, dan sungai yang juga banyak ditemukan di Kabupaten Purwakarta.
-
Bagaimana Purwakarta menjadi pusat perdagangan? Di sana terdapat peradaban kuno yang meramaikan Sungai Citarum sebagai pusat perdagangan tradisional nusantara.
-
Kenapa Cianjur jadi Ibu Kota Jawa Barat? Walau demikian, statusnya masih sebagai ibu kota Jawa Barat, karena dianggap strategis dan dekat dengan pelabuhan Cirebon, Batavia serta Jawa Tengah (sisi selatan).
-
Dimana Cianjur menjadi Ibu Kota Jawa Barat? Statusnya masih sebagai ibu kota Jawa Barat, karena dianggap strategis dan dekat dengan pelabuhan Cirebon, Batavia serta Jawa Tengah (sisi selatan).
-
Kenapa pura ini dijuluki "Bali-nya Cirebon"? Suasana kental khas agama Hindu di sana membuat pura ini kerap disebut sebagai Bali-nya Cirebon.
-
Kenapa Purwakarta disebut kota pensiunan? Mengutip laman Humas Jabar, Purwakarta sudah dikenal sebagai kota dari masyarakat yang purna tugas sejak tahun 1980-an silam. Ini terkait tata kotanya yang nyaman, serta jauh dari hiruk pikuk. Selain itu, wilayah Purwakarta juga masih teduh dan banyak ditanami pepohonan dan berada di kawasan dataran tinggi yang membawa suasana tenang.
-
Kapan Cianjur menjadi Ibu Kota Jawa Barat? Kejayaan Cianjur sebagai ibu kota Priangan harus berakhir di tahun 1864 akibat bencana alam besar di masa itu.
Banyak yang menyebut bahwa awalan 'Ci' sebenarnya diambil dari kata 'Cai' yang berarti 'Air'. Alasannya karena daerah masing-masing ini kebanyakan terletak di wilayah perbukitan yang dikelilingi sungai.
Namun apakah benar demikian? Mari simak asal usul mengapa banyak wilayah di Purwakarta menggunakan nama awal 'Ci'
Ada 200-an Tempat yang Gunakan Awalan 'Ci'
Mengutip disipusda.purwakartakab.go.id, setidaknya ada ribuan tempat yang tersebar luas di kabupaten yang diapit oleh Bandung dan Karawang itu. Dari jumlah ini, sebanyak 294 atau 29 persen di antaranya mengawali namanya dengan 'C'.
Beberapa contoh penggunaan 'Ci' bisa dilihat pada nama-nama berikut, seperti Cianting, Cibatu, Cibodas, Cibingbin, Ciherang, Cihideung, Cijaya, Cikadu, Cimaung, Ciracas, Citamiang, dan Ciwareng.
Dan tak sedikit juga ditemukan penggabungan kata dengan nama hewan, atau tumbuhan yang banyak ditemukan di sana.
Tidak Sepenuhnya Soal Air
Di Purwakarta sendiri, rupanya awalan 'Ci' tidak selalu berkaitan dengan air. Ini terbukti dengan adanya tempat yang bernama Cibeureum yang tidak selalu berarti “air berwarna merah“.
Rupanya di sana merupakan daerah perbukitan dengan mayoritas tanah merah. Hal yang sama juga ada di Cibatu, yang ternyata merupakan sebuah daerah yang memiliki banyak bebatuan.
Ini turut membuktikan bahwa tidak selalu penggunaan 'Ci' karena wilayah tersebut berada di perairan berupa sungai ataupun danau.
Berkaitan dengan Hewan
Kemudian, penggunaan awalan 'Ci' juga banyak dikaitkan dengan unsur-unsur hewan yang konon banyak ditemukan di wilayah tersebut pada masa lampau seperti Cibadak yang berada di Kecamatan Sukamukti dan Maniis.
Jika ditinjau dari sejarahnya, nama Cibadak kemungkinan diambil dari wilayah Purwakarta yang dahulu banyak ditemukan hewan bercula tersebut. Ini juga terkait sejarah Situ Buleud yang dekat dengan kantor pemerintahan, di mana danau tersebut dahulu merupakan kubangan air yang jadi tempat favorit badak untuk beristirahat.
Nama-nama hewan dengan awalan 'Ci' lainnya di Purwakarta di antaranya Cikidang di Kecamatan Pamoyanan dan Plered, Cikuda di Kecamatan Karyamekar dan Cibatu, Cilandak di Kecamatan Cilandak dan Cibatu sampai Cilutung di Wanakerta dan Bungursari.
Kemudian ada juga Cimaung di Ciwangi dan Bungursari, Cipeucang yang masuk Kecamatan Gandasoli dan Plered hingga Cipeusing di Kecamatan Bojong Barat serta Bojong.
Terkait Tumbuhan
Selain memakai nama hewan, daerah di Purwakarta juga tak sedikit yang menyangkut tumbuhan. Ini terkait dengan daerah tersebut yang dekat dengan wilayah hutan atau tempat yang banyak ditumbuhi pepohonan.
Di Kampung Ciasem, Desa Cicadas, Kecamatan Babakancikao misalnya. Sampai sekarang wilayah tersebut masih banyak dijumpai pohon-pohon asem (buah asam) yang menjadi ciri fisik di sana.
Tak jauh dari Ciasem, masih ada tempat di Kecamatan Babakancikao, yang ditumbuhi banyak pohon gelam. Dari sana, tempat itu kemudian dinamai Cigelam. Serta banyak tempat lainnya yang identik dengan tumbuhan.
Asal Mula Penggunaan 'Ci'
Tidak ada informasi yang jelas menyebut mengapa banyak daerah di tatar Sunda yang menggunakan awalan 'Ci'.
Namun, menurut catatan sejarah, orang Sunda pada masa lampau memang membangun permukiman yang dekat dengan sumber air seperti sungai atau walungan (danau).
Bukan tanpa alasan, karena air merupakan sumber kehidupan di mana sungai akan mengalirkan air dar pegunungan untuk minum dan mandi, lalu menyediakan ikan dan di sekitarnya akan ditumbuhi banyak pepohonan.
Penggunaan 'Ci' Agar Mudah Dikenali
Merujuk jurnal Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) oleh Linda Sari Wulandari berjudul: Toponimi “Cilacap” Berdasarkan Perspektif Linguistik dan Sejarah, penggunaan istilah 'Ci' memang merujuk pada banyaknya sumber air yang tersedia di tempat tersebut seperti sungai, danau atau mata air.
Namun, ia juga menemukan bahwa 'Ci' dalam perspektif linguistik bisa merujuk agar nama daerah tersebut mudah dikenali.
Penggunaan istilah sekitar seperti pohon, batu, tegalan (tanah lapang) hingga gunung merupakan objek yang mudah dilihat dan disebut. Ini akan memudahkan orang-orang luar daerah datang dan mengunjungi tempat yang memakai istilah depan 'Ci'.