Survei Indikator: 36 Persen Responden Nilai Indonesia Kurang Demokratis
Burhanuddin menjelaskan, kinerja demokrasi di Indonesia terus melemah dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut berdasarkan pada indeks demokrasi Economics Intelligence Unit (EIU) 2019. Kondisi tersebut pun semakin parah saat muncul pandemi Covid-19.
Hasil survei Indikator Politik Indonesia merilis terkait responden yang menilai indeks demokrasi di Indonesia. Hasilnya terdapat 36 persen mengatakan bahwa saat ini Tanah Air menjadi kurang demokratis dan 37 persen menilai tetap pada keadaan yang sama.
"Ada 36 persen yang mengatakan bahwa Indonesia saat ini menjadi kurang demokratis. Proporsi tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan yang mengatakan Indonesia semakin lebih demokratis," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat merilis Survei Nasional Indikator 25 Oktober 2020: Politik, Demokrasi, dan Pilkada di Era Pandemi, Minggu (25/10).
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Apa tujuan dari survei Poltracking Indonesia? Tujuan survei untuk mengukur sejauh mana efektivitas langkah para kandidat dalam meningkatkan elektabilitasnya, serta sejauh mana pengaruh faktor eksternal di luar kandidat dapat mempengaruhi peta elektoral terkini.
-
Kapan Survei Poltracking Indonesia tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres dilakukan? Survei ini diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023.
-
Bagaimana metode pengambilan data yang digunakan dalam survei Poltracking Indonesia? Survei dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan data melalui wawancara tatap muka langsung dengan responden terpilih (face to face interview) kepada 1.220 responden, menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling).
-
Bagaimana metode survei Litbang Kompas dilakukan? Survei dilakukan Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak. Metode penelitian yaitu dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
-
Apa saja aspek yang dinilai dalam Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kaltim? IDI diukur berdasarkan 3 aspek dan 22 indikator. Beberapa aspek penilaian IDI Kaltim yang mengalami peningkatan di antaranya, Aspek Kebebasan dari 89,46 naik menjadi 91,40. Aspek Kesetaraan dari 76,67 naik menjadi 79,25. Dan aspek Kapasitas Lembaga Demokrasi dari 77,90 naik menjadi 81,06.
Sementara itu terdapat 17,7 persen yang menilai saat ini menjadi lebih demokratis. Walaupun begitu, terdapat 62,4 persen responden menilai bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan yang terbaik.
Terus Menurun
Burhanuddin menjelaskan, kinerja demokrasi di Indonesia terus melemah dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut berdasarkan pada indeks demokrasi Economics Intelligence Unit (EIU) 2019. Kondisi tersebut pun semakin parah saat muncul pandemi Covid-19.
"Dalam indeks tersebut kita masuk demokrasi yang cacat, salah satunya yang naik, politik identitas dan penurunan kebebasan sipil," ungkap Burhanuddin.
Diketahui, survei dilakukan pada 24-30 September 2020. Menggunakan sistem wawancara telepon. Alasannya karena situasi pandemi corona. Survei menggunakan metode simple random sampling, dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Jumlah sampel sebanyak 1,200 responden dipilih secara acak, dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
Jumlah sampel yang dipilih secara acak melalui telepon sebanyak 5.614 data. Sedangkan, yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1200 responden. Margin of Error pada survei ini +2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/rnd)