Syamsu hilang di laut, petugas hanya menemukan perahu dan sarung
Syamsu diduga hilang terbawa arus laut. Kemungkinan kapal kayunya itu tidak diikat di salah satu sisi bagan sehingga kapalnya hanyut saat sibuk mengurus jaring ikan pada bagan. Bisa saja Syamsu membuka baju dan sarungnya kemudian terjun ke laut untuk mengejar perahunya yang hanyut.
Syamsu Daeng Ngawing (35), nelayan Desa Puntondo, Kecamatan Mangara Bombang, Kabupaten Takalar hilang sejak, Jumat (7/7) pagi. Tim gabungan Basarnas dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Takalar hingga saat ini masih melakukan pencarian.
Kepala BPBD Kabupaten Takalar Syaharuddin menjelaskan, informasi hilangnya Syamsu disampaikan rekan korban ke pihak keluarga dilanjutkan laporan ke petugas.
"Saat menerima laporan, kami berkoordinasi dengan pihak Polsek Mangara Bombang, Polsek Mappakasunggu dan Kepala Desa setempat yang memastikan soal hilangnya warga itu. Selanjutnya segera dilakukan pencarian," tutur Syaharuddin yang dikonfirmasi.
Kronologi hilangnya Syamsu berawal dari informasi seorang nelayan yang bagannya, salah satu alat penangkap ikan berbentuk mirip rumah panggung di tengah laut, bersebelahan dengan bagang Syamsu yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari pantai. Nelayan ini melihat perahu kayu Syamsu tiba-tiba terdampar di dekat bagangnya padahal bagannya dengan bagan Syamsu berjauhan dengan jarak sekitar 500 meter.
"Saya tidak tahu siapa nama nelayan rekan korban ini, yang jelas saat melihat perahu kayu itu terapung dekat bagangnya, dia kaget karena Syamsu tidak ada di atas kapal. Dia kemudian pulang ke pesisir Desa Puntondo mencari Syamsu di rumahnya namun ternyata bersangkutan juga tidak ada. Akhirnya ditemani anak laki-laki Syamsu, nelayan itu kemudian kembali ke laut tepatnya di bagang milik Syamsu. Tapi yang ditemukan hanya baju dan sarung Syamsu yang tergantung di atas bagan," kata Syaharuddin.
Asumsi warga sekitar, kata Syaharuddin lagi, Syamsu hilang terbawa arus laut. Kemungkinan kapal kayunya itu tidak diikat di salah satu sisi bagan sehingga kapalnya hanyut saat sibuk mengurus jaring ikan pada bagan. Bisa saja Syamsu membuka baju dan sarungnya kemudian terjun ke laut untuk mengejar perahunya yang hanyut. Bisa saja memang saat mengejar perahunya itu Syamsu ikut terbawa arus dan tenggelam.
Tim Basarnas Makassar tiba di lokasi posko pencarian nelayan di Kabupaten Takalar itu pukul 11.00 wita membawa satu unit perahu karet. Namun itu tidak bisa dimanfaatkan untuk melalukan pencarian karena mesin kapal macet lantaran tiap kali jalan selalu dihalangi rumput laut. Sehingga kapal yang digunakan hanya kapal milik BPBD Pangkep.
"Tim Basarnas yang turun hanya sekitar delapan orang karena tim lainnya sementara di Kabupaten Pangkep, juga melakukan pencarian terhadap empat orang penumpang kapal tenggelam pengantar pengantin yang hingga hari ketiga pascakejadian belum juga ditemukan," kata Syaharuddin.