Tak Ada Perundungan, Ternyata Begini Isi Buku Harian Dokter Muda FK Undip yang Diduga Bunuh Diri
Polisi mengungkap isi sembilan lembar catatan di buku harian korban yang ditemukan di dalam kamar tempat indekosnya.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar memastikan, polisi belum menemukan bukti yang berkaitan dengan motif perundungan terhadap ARL, mahasiswi Program Studi Anastesi Universitas Diponegoro (Undip) yang diduga meninggal dunia akibat bunuh diri.
"Belum ada fakta atau bukti korban meninggal bermotif perundungan, begitu juga sebaliknya belum ada bukti yang menguatkan kematian itu bukan karena perundungan," kata Irwan di Semarang, Jumat (16/8).
- Menguak Fakta di Balik Kasus Bunuh Diri Dokter Muda Undip, Diduga Korban Perundungan hingga Sempat Curhat ke Ibunya
- Dokter Muda di Jambi Tewas Kecelakaan Usai Difitnah Diteraki Maling Dikejar Warga dan Polisi
- Kasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
- Perjuangan Dokter Kandungan Diungkap Istri, Tetap Layani Pasien di Bandara Padahal Mau Liburan
Termasuk, lanjut dia, sembilan lembar catatan di buku harian korban yang ditemukan di dalam kamar tempat indekosnya. Dia menjelaskan, sembilan lembar catatan buku harian tersebut berisi keluhan tentang kondisi kesehatannya kepada Tuhan serta keluhan kepada seseorang yang diduga kekasihnya.
"Di sembilan lembar catatan buku harian itu tidak ada yang terkait dengan perundungan," katanya, dikutip dari Antara.
Menurut dia, berkaitan dengan dugaan perundungan tersebut akan dilakukan investigasi oleh Kementerian Kesehatan. Mengenai kepastian penyebab meninggalnya korban, kata dia, masih didalami apakah bentuk kesengajaan atau kelalaian.
Dari hasil visum, kata Irwan, ditemukan tiga luka yang diduga bekas suntikan. Selain itu, di tempat kejadian juga ditemukan alat suntik serta bekas botol obat Roculax yang diduga dipakai korban untuk meredakan rasa nyeri.
Dia menyebut dari informasi sementara diketahui korban memiliki riwayat penyakit saraf kejepit di punggung.
"Sebagai tenaga medis, korban seharusnya tahu berapa ukuran bahaya obat yang disuntikkan tersebut. Apakah sengaja atau lalai sehingga berefek pada kematian," katanya.
Polisi sendiri, kata dia, masih mendalami jika memang motif kematian korban akibat bunuh diri dengan memeriksa para saksi, seperti teman-teman di sekitar korban, termasuk rekan seprofesinya.
Kronologi Mahasiswi Kedokteran Undip Bunuh Diri
ARL mahasiswi kedokteran Undip ditemukan tewas bunuh diri di kos yang ada di Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, pada Senin, 12 Agustus 2024. ARL merupakan peserta didik PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis).
Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono mengatakan, saat ditemukan wajah korban sudah dalam keadaan kebiruan serta posisi miring seperti orang tertidur.
"Mukanya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur," kata Kompol Agus Hartono, Rabu (14/8).
Dari hasil pemeriksaan saksi dan bukti di lokasi, polisi menemukan curhatan di sebuah buku harian bahwa korban berniat mundur karena bersinggungan dengan seniornya.
"Kita cek bukti buku harian, bahwa ia merasa berat pelajarannya dan senior-seniornya," ungkapnya.
Dari informasi, korban sudah menempati kos selama setahun ini. Sebelumnya korban sempat bercerita kepada ibunya ingin resign karena tidak kuat.
"Jadi memang pernah cerita tidak kuat dengan sekolahnya. Ada kemungkinan lain sama seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," ungkapnya.