Tak diberi jimat, 4 penculik siksa dukun & minta tebusan Rp 225 juta
Imam Mahdi diculik dari rumahnya oleh para pelaku pada Jumat (17/4) lalu.
Tim gabungan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Subdit III Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah dan Reskrim Polres Batang membekuk empat orang pelaku penculikan dan pemerasan di sebuah rumah di wilayah hukum Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Keempat pelaku penculikan itu adalah; Nasir, warga Indramayu, Jawa Timur; Didik, warga Lampung; Mutamin warga Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dan Abdul Qohar warga Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Nasir merupakan otak penculikan dan pemerasan tersebut. Sementara tiga tersangka lainnya berperan sebagai kaki tangan alias pembantu dalam aksi penculikan dan pemerasan terhadap korban yang bernama Imam Mahdi warga Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang berprofesi sebagai seorang dukun atau paranormal.
Dari informasi yang dihimpun merdeka.com di Mapolda Jateng di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, aksi penculikan itu terjadi karena korban Imam Mahdi menjanjikan Nasir sebuah jimat ampuh.
"Syaratnya jimat yang katanya ampuh akan diberikan dengan catatan pelaku Nasir harus membayar mahar dari jimat tersebut sebesar Rp 70 juta," ungkap sumber merdeka.com di Mapolda Jateng di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (20/4) malam.
Namun, jimat ampuh yang dijanjikan ternyata tak kunjung diberikan. Akibatnya, Nasir nekat mendatangi rumah Imam Mahdi di Sumenep, Madura kemudian menculik korban.
Imam Mahdi diculik dari rumahnya oleh para pelaku pada Jumat (17/4) lalu. Para pelaku kemudian membawanya ke Batang dengan mengendarai sebuah mobil berpelat H. Selama tiga hari dalam penyekapan, tangan dan kaki Imam diborgol.
Pelaku tega menyiksa korban dengan kondisi tangan dan kaki korban diborgol. Bahkan, mereka juga menyekap korban, Imam Mahdi. Selama tiga hari menyekap, korban disekap dalam kondisi tangan diborgol dan disiksa.
Tidak hanya itu, para pelaku juga berusaha melakukan pemerasan kepada keluarga korban dengan meminta uang tebusan sebesar Rp 225 juta.
"Pihak keluarga korban sendiri sempat mentransfer uang Rp 3 juta kepada pelaku," ungkap sumber tersebut di Mapolda Jateng di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Sampai akhirnya, pihak keluarga korban lantas melaporkan aksi penculikan itu ke polisi. Mendapat laporan, Polres Sumenep akhirnya berkoordinasi dengan Direskrim Polda Jateng untuk melakukan pengejaran dan penangkapan.
"Kami hanya membantu menangkap pelaku. Kasus ini sebelumnya ditangani oleh Polres Sumenep, korban membawa pelaku ke wilayah hukum Jateng," Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jateng, Kombes Purwadi Ariyanto saat dikonfirmasi wartawan.
Selain mengamankan keempat pelaku, penangkapan yang dipimpin oleh Kanit Jatanras Subdit III Ditreskrimum Polda Jateng, Kompol Agus Puryadi juga berhasil mengamankan barang bukti berupa borgol dan sebuah senjata tajam. Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi, para pelaku membeli borgol di Pasar Turi, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Korban Imam Mahdi dibebaskan dalam kondisi luka-luka pada sekujur tubuh dan pergelangan tangan dan kaki akibat penganiayaan. Menurut rencana, keempat pelaku penculikan ini nanti akan dijemput dan diserahkan ke Sat Reskrim Polres Sumenep, Madura, untuk menjalani proses penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut karena Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penculikan tersebut berada di Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Baca juga:
Rumah warga di Binjai diserang orang tak dikenal, 4 orang luka
Ini kondisi pengusaha Thalib Abbas pasca diculik selama 5 hari
Tegur penumpang kereta merokok, satpam stasiun dipukul hingga kritis
Manager kafe dikeroyok pria bersenjata mengaku anggota Polda Kepri
Polisi ngaku kesulitan usut kasus istri Bupati Kampar aniaya petani
Wali kelas tepergok orangtua sedang pukuli anaknya
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Siapa yang mengeroyok warga di Semarang? Sementara itu, usai kasus sekelompok Bonek mengeroyok warga di Semarang pada Februari 2023 lalu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengundang perwakilan Bonek tiap tribun, Panpel, serta Manajemen Persebaya untuk menjajaki kemungkinan suporter tim Bajul Ijo berbadan hukum.
-
Siapa yang mengungkapkan kekagumannya terhadap Semarang? Sementara itu Prapan Disyatat mengaku terkesan dengan pelayanan yang ramah dan kebersihan sejak dari Bandara Internasional Ahmad Yani sampai Rumah Dinas Gubernur Jateng Puri Gedeh.
-
Kapan wabah kelaparan terjadi di Semarang? Pada tahun 1901, muncul wabah kelaparan di Semarang dan Demak.
-
Kapan banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.