Tak dipinjami uang oleh ayah korban, Noval tega bunuh bocah 7 tahun
Pelaku juga melukai ibu korban hingga mengalami luka parah.
Lantaran kesal meminjam uang ditolak dengan cara mengenakan bunga terlampau tinggi, Noval Fajar Bakti (31) buruh pabrik asal Ciracas, Jakara Timur, nekat menghabisi nyawa Sarah Jessica Sitoris, bocah berusia 7 tahun, anak bungsu Binaharma Sitorus (40), Kamis (11/02). Korban tak lain adalah rekannya sendiri warga Perumahan Taman Kenari, Blok 4 C, Nomor 17, RT 01 RW 013, Desa Puspasari, Citeureup, Kabupaten Bogor.
Selain menghabisi nyawa bocah kelas I SD di Citeureup itu, pelaku juga melakukan penganiayaan berat hingga membuat Yunita Nainggolan (38) ibu korban kritis dan hingga saat ini masih belum sadarkan diri usai menjalani operasi akibat luka parah yang dialaminya di Rumah Sakit Sentra Medika, Cibinong, Kabupaten Bogor.
Informasi yang diperoleh merdeka.com menyebutkan tindakan keji yang dilakukan buruh salah satu perusahaan besar di Citeureup itu terjadi sekitar pukul 08.30 WIB, saat Yunita sedang menyisir rambut Sarah saat hendak berangkat sekolah. Tiba-tiba pelaku datang mengenakan masker agar tidak dikenali.
"Sebetulnya, tujuan pelaku itu untuk membunuh ayah korban karena sudah menolak memberikan pinjaman uang, tapi karena tidak berada di tempat dan saat itu yang ada malah ibu korban (istri Bina Sitorus), sambil meneriaki maling. Pelaku langsung menghujamkan pisau dapur yang memang dibawa dan disiapkan untuk melakukan aksi pembunuhan," ujar Kapolres Bogor AKBP Suyudi AS dalam keterangan persnya, Jumat (12/02).
Lebih lanjut dia mengungkapkan, korban tewas setelah pelaku terlebih dahulu menikam dada dan perut Yunita. Setelah itu, pelaku menghujamkan pisau tepat di dada Sarah hingga tembus ke paru-paru.
Pelaku tidak sadar, di dalam rumah meski Bina Sitorus tidak berada di tempat, ternyata masih ada Steven (9) kakak korban yang melihat adik dan ibunya dianiaya langsung melakukan penyerangan dengan memukul pelaku.
"Pisau pelaku terlepas dari tangannya saat anak korban yang laki-laki (Steven) memukulnya, pelaku yang panik, langsung melarikan diri," kata AKBP Suyudi.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, sebetulnya saat kejadian korban (Sarah) masih bernyawa namun sekarat seperti ibunya. Namun, karena luka yang dialami Sarah lebih parah, sehingga saat sudah dalam penanganan medis nyawanya tidak bisa tertolong tepatnya sekitar pukul 17.45 WIB.
Kedua korban yang mengalami luka parah dengan sejumlah luka tusukan pisau itu langsung dibawa ke Rumah Sakit Sentra Meika Cibinong untuk mendapatkan perawatan.
"Karena luka tusukan yang mengenai paru-paru, putri korban meninggal dunia, sedangkan ibunya menjalani operasi dan harus dirawat," ungkapnya.
Pelaku berhasil diringkus di kediamannya di Jakarta, setelah tim penyidik yang dipimpin Kapolsek Citeureup Kompol Muhammad Chaniago melakukan pemeriksaan terhadap Bina Sitorus, suami Yunita bahwa aksi pembunuhan ini diduga dilakukan oleh rekannya yang sempat datang dua pekan sebelum kejadian untuk meminjam uang.
Berbekal keterangan tersebut, petugas langsung memburu pelaku ke Jakarta dan melakukan penangkapan. Di hadapan petugas pelaku mengakui kalau kedua korban bukanlah target kekesalannya.
"Sasaran utama saya awalnya akan menghabisi nyawa teman saya. Namun pada saat saya datang ke rumahnya ternyata suaminya tidak ada, hanya ada istri dan anaknya saja," tutur Noval.
Terlebih, menurutnya, saat itu istri rekannya malah meneriaki maling, sehingga terpaksa pelaku membungkamnya dengan cara menusuk ke arah dada korban
"Sebetulnya enggak ada maksud saya menyakiti bahkan membunuh anaknya. Tapi karena saat saya datang ke rumah tersebut menggunakan penutup muka (masker) sehingga saya dianggap pencuri," tuturnya.
"Saya nekat karena saat ibunya saya tusuk, anaknya yang sedang disisir rambutnya malah melindungi ibu. Sehingga ikut terkena tusukan juga," tuturnya dengan wajah menyesal.