Tak lelah-lelahnya debat soal pantas tidaknya Soeharto jadi pahlawan
Jika melihat ke belakang, polemik ini bukan hal baru. Polemik serupa pernah terjadi pada 2008 silam.
Debat soal pantas atau tidaknya Soeharto menjadi Pahlawan Nasional muncul lagi. Kali ini pemicunya adalah keputusan Munaslub Golkar yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, 16 Mei lalu.
"Menginstruksikan kepada Ketua Umum DPP Partai Golkar terpilih untuk memperjuangkan Jenderal Purnawirawan Soeharto sebagai pahlawan nasional," demikian keputusan yang dibacakan Sekretaris Munaslub Golkar, Siti Aisyah.
Seperti diduga, setelah keputusan itu dibacakan, polemik soal pantas tidaknya Soeharto menjadi Pahlawan Nasional merebak lagi ke tengah-tengah publik.
Jika melihat ke belakang, polemik ini bukan hal baru. Polemik serupa pernah terjadi pada 2008 silam. Pemicunya, iklan PKS menyambut Hari Pahlawan 10 November 2008 yang menyebut Soeharto, satu dari 10 tokoh yang fotonya dimunculkan, sebagai pahlawan dan guru bangsa.
"Terimakasih Guru Bangsa! Terimakasih Pahlawan! Kami akan melanjutkan langkah bersama PKS untuk Indonesia sejahtera!"
Iklan tersebut sanggup membelah publik antara yang mendukung dan menolak Soeharto disebut sebagai pahlawan dan guru bangsa.
Mereka yang menolak rata-rata adalah aktivis prodemokrasi dan aktivis partai yang menerima represi selagi di zaman Soeharto. Sedangkan mereka yang mendukung adalah yang berada pada posisi ‘aman’ ketika penguasa Orde Baru itu sedang beringas-beringasnya di atas tahkta.
Dari partai politik, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) adalah yang paling menentang rencana mempahlawankan Soeharto ini, mengingat tindakan otoriter si 'smiling general' kepada sejumlah petinggi partai nasionalis, seperti Megawati Soekarnoputri, dulu.
Sementara, Golkar, sebagai partai bentukan Soeharto sendiri, adalah yang paling terdepan dalam upaya mempahlawankan presiden ke-2 tersebut.
Dalam Pilpres 2014, salah satu kampanye partai beringin adalah mengembalikan sejumlah program Soeharto. Bahkan, Titik Soeharto, putri penguasa Orde Baru itu ikut mengampanyekan bapaknya saat kampanye Golkar.
"Yo'opo kabare arek Suroboyo? Enak jamanku tho?" kata Titik di atas panggung kampanye Golkar di Jawa Timur Expo Surabaya, 5 April 2014.
Fakta membuktikan, kampanye menjual Soeharto itu gagal, jika melihat suara Golkar yang merosot. Namun, barangkali karena demi mengenang jasa pendirinya, Partai Golkar tak kapok untuk mengangkat kembali Soeharto dengan segala risiko.
Golkar dan segenap pendukungnya seakan tak lelah-lelahnya memunculkan wacana yang selalu membuat gaduh publik ini.
Baca juga:
Deddy Mizwar dukung Soeharto jadi pahlawan nasional
'Tanpa gelar Pahlawan penghormatan terhadap Soeharto tak berkurang'
Beda sikap JK dan Luhut soal gelar pahlawan buat Soeharto
Cendana menghidupkan Soeharto lewat padi
PPP tolak Soeharto diberi gelar pahlawan nasional
Cerita Habibie umpat Soeharto 'Bapak kurang ajar' sebelum lengser
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Kenapa Soeharto diawasi ketat setelah Peristiwa G30S/PKI? Angkatan Darat tak mau Soeharto diculik oleh kekuatan PKi yang masih tersisa.
-
Kapan Soeharto bertugas di Sulawesi Selatan? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Kapan Soeharto mendapat gelar Jenderal Besar? Presiden Soeharto mendapat anugerah jenderal bintang lima menjelang HUT Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-52, tanggal 5 Oktober 1997.
-
Kenapa Kunarto membawa pengawal ke hadapan Soeharto? “Saya pun membawanya ke depan Pak Harto, agar dia bilang sendiri,” kata perwira menengah Polri itu.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.