Tak punya biaya renovasi, keluarga ini tinggal di rumah nyaris roboh
Pasangan suami istri Mashuri dan Marwati serta dua anaknya, tinggal di rumahnya yang sudah miring nyaris ambruk di Desa Puyuh Koneng, Kecamatan Lebak Wangi, Kabupaten Serang. Satu keluarga ini terpaksa tinggal di rumah yang dapat membahayakan dirinya, mereka tidak dapat berbuat banyak karena keterbatasan ekonomi.
Mungkin kita ingat salah satu wahana di dunia fantasi yakni rumah miring. Bangunan tersebut juga ditemukan di Kabupaten Serang, Banten. Namun rumah miring di salah satu provinsi yang tak jauh dari ibu kota ini bukan wahana permainan, tetapi salah satu rumah warga yang nyaris ambruk.
Pasangan suami istri Mashuri dan Marwati serta dua anaknya, tinggal di rumahnya yang sudah miring nyaris ambruk di Desa Puyuh Koneng, Kecamatan Lebak Wangi, Kabupaten Serang. Satu keluarga ini terpaksa tinggal di rumah yang dapat membahayakan dirinya, mereka tidak dapat berbuat banyak karena keterbatasan ekonomi.
Berdasarkan pantauan, kondisi rumah hanya terbuat dari kayu dan bilik telah ditinggalinya bersama keluarga selama bertahun-tahun. Beberapa kayu penyangga terlihat lapuk dimakan usia, begitu juga bilik bambu di dinding yang sudah mulai keropos. Jika dilihat dari luar, rumah Mashuri terlihat miring dan nyaris roboh.
Dikatakan Marwati Istri mashuri, dia terpaksa tinggal di rumah seperti gubug karena rumah yang sebelumnya juga menggunakan kayu dan bilik sudah ambruk. Karena faktor ekonomi dia pun hanya mampu membangun kembali rumah dengan kondisi apa adanya.
"Sudah lima tahun tinggal di sini, kalau miring itu juga sama sudah lima tahun. Rumah yang sebelumnya juga kaya gini tapi ambruk juga," kata Marwati.
Marwati mengaku tidak memiliki biaya untuk membangun rumah karena sang suami Mashuri hanya kerja serabutan, dan pendapatannya pun belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Belum pernah dapat bantuan. Ya suami paling dapat Rp 50 ribu, cukup buat beli beras dan jajan anak," ungkapnya.
Pasangan suami istri dengan dua anak ini mengatakan bila turun hujan dia dan anak-anaknya terpaksa berada di dalam rumah dengan kondisi becek. Karena rumah yang dihuninya beralaskan tanan dan atapnya bocor bila diguyur hujan.
"Ya kalau hujan banjir mah kena, becek ini di dalam semuanya, apalagi bocor," lanjutnya.
Marwati dan keluarga hingga saat ini hanya bisa berdoa dan menunggu bantuan agar rumahnya yang nyaris ambruk dapat dibangun.
"Cuma bisa berdoa saja (dapat bantuan), tadinya ingin kerja tapi gimana anak saya enggak ada yang jaga. Yang kecil umur lima tahun, yang gede dua belas tahun," katanya.