Takut diserang mahasiswa Riau, kader HMI Sulselbar dipindah dari GOR
Evakuasi dilakukan Senin malam, sekitar pukul 21.00 WIB, dengan menggunakan truk Polresta Pekanbaru dan Polda Riau.
Ribuan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) asal Sulawesi Selatan Barat (Sulselbar) dipindahkan dari Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Pekanbaru di Jalan Jenderal Sudirman ke sejumlah lokasi yang dianggap aman. Hal ini dilakukan polisi guna mengantisipasi adanya serangan balasan dari mahasiswa se-Riau yang geram atas ulah mereka sejak awal datang.
Evakuasi ini dilakukan Senin (23/11) malam, sekitar pukul 21.00 WIB, dengan menggunakan truk Sabhara Polresta Pekanbaru dan Polda Riau.
"Sebagian dipindah ke gedung aula takraw, kawasan Purna MTQ, sebagian ke tempat lain," ujar Wakapolresta Pekanbaru AKBP Sugeng Putut Wicaksono.
Putut tak menampik pemindahan yang dilakukan pasca penyerangan yang dilakukan Asykar Theking (suporter PSPS) yang geram atas ulah HMI Sulselbar sejak datang sudah membuat ricuh dan merusak sarana prasarana umum, bahkan melukai Syahroni, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Susqa Pekanbaru yang mengalami luka karena ditembak peluru sumpit.
Evakuasi berlangsung alot, dan mahasiswa HMI Sulselbar tidak melakukan penolakan.
"Kita tidak mau ada lagi insiden dan keributan seperti tadi sore (dengan Askar Theking) Saya tidak tahu dari kelompok mana mereka yang kita nilai sudah memprovokasi terlebih dahulu. Maka dari itu, kami menerima saran polisi untuk segera dievakuasi," ujar Ramlin, Forkom perintis cabang Makassar.
Dengan dipindahkannya lokasi inap mereka, HMI Sulselbar mendapatkan fasilitas yang lebih memadai, khususnya terhadap kader asal Makassar.
"Karena sampai kini Panitia Kongres Nasional masih mengabaikan kami dan tidak bisa menepati janjinya. Maka itu kami berkoordinasi dengan kepolisian, kira-kira bagaimana solusinya," katanya penuh harap.
Terkait senjata tajam yang begitu banyak dibawa mahasiswa asal Sulselbar, Ramlin beralasan senjata itu untuk melindungi diri masing-masing kader HMI Sulselbar.
"Senjata tajam saya tidak tahu, bukan anggota saya. Karena begini, teman-teman Makassar itu identik dengan menjaga diri dan membawa senjata tajam, jadi bukan berarti ingin mencari lawan, namun melindungi diri," ucap Ramlin.