Takut Tsunami, Warga Pesisir Pantai Pandeglang Tak Berani Pulang ke Rumah
Takut Tsunami, Warga Pesisir Pantai Pandeglang Tak Berani Pulang ke Rumah. Minggu (23/12) sore sempat terjadi kenaikan gelombang di kawasan Pantai Labuan. Sebetulnya, kata dia, dirinya bersama keluarga sempat pulang ke rumah, namun tiba-tiba gelombang naik disertai angin kencang.
Warga pesisir pantai Pandeglang, Banten yang diterjang gelombang tsunami hingga kini belum berani kembali ke rumah karena khawatir terjadi gelombang susulan.
"Kami hingga kini masih tinggal di pengungsian," kata Yudi (40), warga Lentera Kecamatan Labuan,Pandeglang, seperti dilansir Antara, Senin (24/12).
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan EWS Tsunami? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Mengapa Indonesia sering mengalami bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa, dan gunung meletus? Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Hal itu mengakibatkan Indonesia kerap mengalami bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa, maupun gunung meletus.
Yudi mengaku lebih nyaman tinggal di pengungsian karena cuaca buruk masih berlangsung yang disertai hujan lebat disertai angin kencang.
Bahkan, Minggu (23/12) sore sempat terjadi kenaikan gelombang di kawasan Pantai Labuan. Sebetulnya, kata dia, dirinya bersama keluarga sempat pulang ke rumah, namun tiba-tiba gelombang naik disertai angin kencang.
"Kami menunggu cuaca kembali normal dan bisa pulang ke rumah," kata Yudi yang lokasi rumahnya 150 meter dari Pantai Labuan.
Begitu juga warga pengungsian lainnya Mamun (45) mengaku bahwa dirinya belum berani pulang ke rumah karena merasa ketakutan dan khawatir terjadi gelombang tsunami susulan.
Sebab, Mamun mengalami trauma ketika gelombang menerjang rumahnya begitu kuat. Beruntung, istri dan kedua anaknya selamat setelah berlarian ke lokasi perbukitan.
"Kami merasa senang tinggal di pengungsian dan jika sudah aman dipastikan kembali ke rumah yang kondisinya mengalami kerusakan," ujarnya.
Sementara itu, sejumlah pengungsi di Kantor Kecamatan Panimbang mengatakan bahwa mereka belum bisa kembali ke rumah karena gelombang pesisir pantai cukup tinggi.
Masyarakat masih ketakutan gelombang tsunami, meski durasinya selama 10 menit, namun terjangan ombaknya cukup kuat.
Bahkan, puluhan bangunan rumah roboh hingga kendaraan terseret. a Saat ini, ratusan warga masih tinggal di pengungsian.
"Kami dan anggota keluarga kembali ke rumah setelah cuaca kembali normal," kata Samsudin (55) warga Panimbang.
Baca juga:
Surati Jokowi, Pemerintah Singapura Siap Bantu Atasi Tsunami Selat Sunda
Korban Tsunami Selat Sunda di Pesisir Lampung: 58 Meninggal Dunia, 424 Luka-luka
Takut Tsunami, Warga Pesisir Pantai Pandeglang Tak Berani Pulang ke Rumah
Bani 'Seventeen' Baru 2 Bulan Bersama Keluarga Setelah Istri Pindah Tugas
Tsunami Anyer, Status Gawat Darurat Diberlakukan di Kawasan Pandeglang
Anies Siap Kerahkan Bantuan Penanganan Tsunami Banten