Tampil di pura, penari kerasukan tusuk murid SMP sampai tewas
Korban ditusuk menggunakan keris karatan.
Seni tari Calonarang di Bali yang memerankan tokoh ilmu hitam 'Rangda Girah', menjadi cerita drama yang dipentaskan desa adat setempat di Bali. Bahkan di setiap pementasan, selalu ada yang kerasukan dan melakukan aksi menghujamkan keris dalam tubuh, aksi ini disebut 'ngurak atau ngunying'.
Ironisnya, pementasan Calonarang yang digelar di Pura Jati Luih, Desa Pangkung Jangu, Mendoyo Jembrana, memakan korban. Seorang penari yang mementaskan tarian rangda tewas setelah dihujamkan keris oleh salah seorang penari yang kerasukan, Rabu (14/10).
Semua warga yang menyaksikan pementasan ini di dalam pura dibuat berhamburan dan teriak histeris, tatkala darah langsung mengucur di pelataran pura. Lebih miris lagi, penari rangda yang jadi korban ini adalah I Komang Ngurah Trisna Para Merta (14), pelajar SMP dari lingkungan setempat.
"Ini pertama kalinya terjadi di kabupaten Jembrana ini pementasan Calonarang, memakan korban. Ini pasti ada kesalahan, apalagi penarinya masih belia," ujar Dewa Putu, seorang warga yang menonton acara ini semalam.
Katanya, puncak pementasan Calonarang ini sudah dini hari saat bulan mati (di Bali disebut hari tilem). Keluarga korban hingga saat ini masih tidak percaya kalau putranya tewas saat pementasan Calonarang, karena sudah sering kali korban jadi penari Rangda Calonarang.
Kasus ini sempat ditutupi desa adat setempat, karena dianggap desa terkena bencana kekotoran akibat darah manusia bersimbah di pelataran pura sungsungan desa adat setempat.
Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Gusti Made Sudarma Putra menuturkan bahwa kasusnya tetap dalam proses penyelidikan.
"Menurut keterangan bapaknya yakni Ketut Gayada, anaknya saat itu sudah kerangsukan atau kesurupan," terang Sudarma Putra, Kamis (15/10) di Jembrana, Bali.
Informasinya, korban sempat dibawa ke rumah sakit dan berhasil diselamatkan nyawanya oleh tim medis. Bahkan, usai mendapat penanganan dan menerima jahitan akibat luka tusuk yang mengenai lambung, korban sempat dibawa pulang keluarga.
Lanjut Sudarma Putra, baru sehari di rumah, korban mengalami mundah-muntah dan kembali dibawa ke RSUD Negara, namun akhirnya meninggal saat akan ditangani. Dugaan keris yang digunakan mengujam saat itu dalam kondisi karat.
"Info resmi hasil pemeriksaan medis, korban meninggal diduga akibat asam lambung," kata Sudarma Putra.
Saat ini kasus tersebut masih dalam proses lidik untuk mengetahui siapa pemeran Nying (tukang tusuk) yang melukai korban. Mengingat pada saat kejadian banyak pemeran Nying yang melakukan adengan penusukan.