Tanda-tanda eksekusi mati terpidana narkoba segera dilakukan
Di antaranya menyiapkan regu tembak.
Eksekusi mati gelombang tiga diperkirakan akan segera dilakukan. Ini terlihat dari persiapan polisi untuk para gembong narkoba itu.
Seperti halnya menyiapkan regu tembak bagi terpidana. "Regu tembak sudah siap tinggal jadwal dari eksekutor JA," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar di Humas Polri, Jakarta, Senin (25/7).
Boy menegaskan, meski hanya membantu eksekusi mati, Polri akan melaksanakan tugas secara maksimal. Dengan demikian, kapan pun Prasetyo mengumumkan pelaksanaan eksekusi mati, tim penembak sudah siap melaksanakannya.
"Ketika tanggal diumumkan kami siap laksanakan, 100 persen siap laksanakan sebagai tim yang bantu eksekutor," ujarnya.
Selain itu, ada beberapa tanda-tanda eksekusi mati tak lama lagi dilakukan. Berikut ulasannya:
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
Para terpidana mati kasus narkoba mulai dipindah ke ruang isolasi
Sejak Senin (25/7), sekitar pukul 22.00 WIB, para terpidana mati kasus narkoba dikabarkan telah dipindahkan ke ruang isolasi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batu, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Namun tak disebutkan ada tidaknya gembong narkoba Freddy Budiman di antara para terpidana tersebut. Mereka tinggal menunggu waktu pelaksanaan eksekusi.
"Ada 14 orang yang dipindah ke ruang isolasi di Lapas Batu, dua orang dari Lapas Pasir Putih, dua orang dari Lapas Kembang Kuning, satu orang dari Lapas Besi, dan sembilan orang dari Lapas Batu," ujar sumber di Lapas Baru Nusakambangan, Selasa (26/7).
Ruang isolasi berada di bangunan baru yang ada di bagian belakang Lapas Batu. Pemindahan ini melibatkan personel Brimob Kepolisian Daerah Jawa Tengah.
Dengan mulai dipindahkannya terpidana mati, diperkirakan waktu eksekusi dilaksanakan paling cepat 3 hari ke depan. Sebab, dari pelaksanaan eksekusi hukuman mati di Pulau Nusakambangan dua gelombang sebelumnya, pemindahan terpidana mati ke ruang isolasi dilaksanakan 3 hari sebelum eksekusi.
Pantauan di Dermaga Wijayapura, sebuah truk yang membawa peralatan tenda tampak memasuki tempat penyeberangan khusus menuju Pulau Nusakambangan itu. Informasi dihimpun, tenda tersebut akan didirikan di sekitar Lapangan Tembak Tunggal Panaluan, Pulau Nusakambangan, sebagai tempat transit bagi jaksa eksekutor dan tamu lainnya saat pelaksanaan eksekusi hukuman mati.
Keluarga hingga Kedubes rapat bersama Kejari
Sejumlah terpidana mati kasus narkoba sudah dipindahkan ke Lapas Nusakambangan. Dengan dipindahnya para terpidana mati tersebut, kemungkinan eksekusi tak akan lama lagi dilaksanakan.
Hari ini, Selasa (26/7), keluarga dan penasihat hukum terpidana mati serta perwakilan kedutaan besar (kedubes) dari beberapa negara, mendatangi Kejaksaan Negeri (Kejari) Cilacap, Jawa Tengah.
Dari pantauan, halaman kantor Kejaksaan Negeri Cilacap tampak dipenuhi mobil berpelat nomor luar daerah dan beberapa mobil berpelat konsulat atau kedubes.
Kedatangan penasihat hukum dan perwakilan kedubes atau konsulat itu, dalam rangka memenuhi undangan Kejaksaan Agung menghadiri rapat di Kejari Cilacap terkait persiapan eksekusi hukuman mati.
Selain penasihat hukum dan perwakilan kedubes atau konsulat, keluarga sejumlah terpidana mati pun tampak mendatangi Kejari Cilacap.
Seperti sorang perempuan yang menggendong seorang anak berkulit hitam tampak mendatangi Kejari Cilacap. Mereka sempat terlihat meninggalkan Dermaga Wijayapura, setelah kedatangannya ditolak oleh petugas pos penjagaan tempat penyeberangan khusus menuju Pulau Nusakambangan itu.
Perempuan itu berupaya menghindari wartawan saat ditanya mengenai identitas terpidana mati yang akan dikunjungi. Selain itu, seorang perempuan berjilbab juga tampak mendatangi Kejari Cilacap. Tapi kedatangannya sempat dihentikan oleh petugas keamanan setempat.
"Mau ketemu keluarga? Keluarga siapa Bu," tanya petugas keamanan tersebut.
Setelah memeriksa surat-surat yang dibawanya, petugas keamanan mempersilakan perempuan berjilbab itu masuk ke dalam kantor Kejari Cilacap.
Selanjutnya, keluarga terpidana mati tersebut dipersilakan memasuki Ruang Pos Pelayanan Hukum Gratis dan Pelayanan Informasi Publik.
Tak hanya itu, Koordinator Rohaniwan Lapas se-Nusakambangan K H Hasan Makarim juga terlihat mendatangi Kejari Cilacap. Saat ditemui wartawan, Hasan mengaku kedatangannya hanya untuk pertemuan biasa saja.
"Biasa saja, ketemuan saja," katanya.
Demikian pula saat ditemui di Dermaga Wijayapura setelah meninggalkan Kejari Cilacap, Hasan juga mengaku kedatangannya ke Nusakambangan hanya untuk pertemuan biasa.
Bahkan saat ditanya mengenai kemungkinan telah adanya permintaan sebagai rohaniwan pendamping bagi terpidana mati yang beragama Islam, dia mengatakan jika hingga saat ini belum ada permintaan tersebut.
"Belum ada," katanya singkat.
Ribuan polisi mulai disebar di Dermaga Wijayapura jaga eksekusi mati
Kepolisian Resor (Polres) Cilacap menyiapkan pengamanan di sekitar Dermaga Wijayapura. Pengamanan itu dilakukan untuk memudahkan akses saat eksekusi mati akan dilaksanakan.
"Personel yang disiapkan sekitar seribuan lebih dari berbagai unsur pengamanan TNI dan polri," ujar Kepala Sub Bagian Humas Polres Cilacap, Ajun Komisaris Polisi R Bintoro Wasono, Selasa (26/7).
Dia mengemukakan, jumlah pasukan disiapkan sekitar seribuan lebih personel. Mereka nantinya akan disebar di sejumlah titik.
"Kemungkinan besok (Rabu, 27/7) sudah mulai ada pengaturan di sekitar Dermaga Wijayapura," ucapnya.
Pihaknya memastikan sudah melakukan koordinasi untuk pengamanan pelaksanaan eksekusi mati tahap tiga. "Kami hanya tinggal menunggu waktunya dari pihak kejaksaan saja," ucapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan pasukan pengamanan juga akan melibatkan personel dari polres tetangga, seperti Polres Banyumas. Sejauh ini pihaknya belum mendapat kabar tentang keberadaan regu tembak dalam eksekusi terpidana mati tahap tiga ini.
Pantauan di Dermaga Wijayapura, pejabat kepolisian daerah Jawa Tengah memeriksa kesiapan penjagaan di sekitar dermaga penyeberangan. Hingga saat ini, belum ada pihak baik dari kejaksaan dan kepolisian yang mengungkapkan kepastian waktu pelaksanaan eksekusi mati tahap tiga.
GKJ Cilacap siapkan tim pemulasaraan
Jelang eksekusi mati di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Gereja Kristen Jawa (GKJ) Cilacap menyiapkan tim pemulasaraan. Hal itu dilakukan karena saat gelombang eksekusi mati tahap pertama dan kedua, tim pemulasaraan napi jenazah Kristen dilakukan tim GKJ Cilacap.
"Kami sudah siapkan untuk tim pemulasaraan untuk jenazah beragama Kristen. Kalau untuk yang beragama Katolik kami tidak tahu, dan biasanya untuk yang Islam diserahkan ke Ustaz Makarim," kata pengurus kematian GKJ Cilacap, Suhendro Putro, Selasa (26/7).
Suhendro mengemukakan, saat eksekusi sebelumnya disiapkan 12 orang buat pemulasaraan.
"Dulu saat disiapkan 12 yang terpakai 6 orang," ujar Suhendro.
Meski begitu, Suhendro mengaku belum mengetahui kepastian pelaksanaan eksekusi mati tahap tiga. "Sampai saat ini, masih menunggu kepastiannya dari pihak kepolisian," ucap Suhendro.
Sementara itu, dari pantauan di Dermaga Wijayapura, aktivitas pengamanan masih normal. Namun, sejumlah awak media sudah berkerumun di kawasan Dermaga Wijayapura.
Kuasa hukum temui Freddy di Nusakambangan
Kejaksaan Agung (Kejagung) memastikan satu dari 14 nama terpidana yang akan dieksekusi hukuman mati adalah gembong narkoba Freddy Budiman. Kuasa Hukum Freddy Budiman langsung terbang ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, setelah memastikan terpidana kasus narkoba itu masuk dalam daftar eksekusi mati gelombang tiga.
"Ini saya masih di Tol Cipali baru mau menuju Cilacap," kata salah satu kuasa hukum Freddy Budiman, Untung Sunaryo saat dihubungi, Selasa (26/7).
Namun Untung mengaku belum mendapat kabar Freddy Budiman masuk daftar terpidana dihukum mati. Menurut Untung, tujuannya menemui Freddy untuk memberikan hasil putusan Mahkamah Agung (MA) soal Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan kliennya.
"Enggak ada pemberitahuan. Saya ke Cilacap mau nyerahin ketikan putusan MA," kata Untung.
Untung pun mengaku belum mendapat kabar bahwa Freddy menempati sel isolasi di Lapas Nusakambangan jelang dieksekusi mati. "Ini masih di Tol Cipali. Jadi perkembangannya belum tahu," kata Untung.
Sebelumnya Kejagung memastikan satu dari 14 nama terpidana yang akan dieksekusi hukuman mati adalah gembong narkoba Freddy Budiman. Nama Freddy masuk dalam daftar eksekusi mati jilid III.
Kapuspenkum Mohammad Rum mengatakan, pihaknya tengah mengurus berkas dan kelengkapan nama terpidana yang akan dieksekusi mati. Termasuk administrasi atas nama Freddy Budiman.
"Bisa semuanya dari narkoba, Freddy salah satu yang kami persiapkan administrasi. Koordinasi dengan polisi, klinik kesehatan, LP dan keluarga," kata Rum di Kejagung, Jakarta, Selasa (26/7).
Untuk mempercepat proses administrasi atas nama Freddy, Rum mengatakan pihaknya sudah meminta putusan peninjuan kembali (PK) milik Freddy di Mahkamah Agung. "Kemarin kami sudah berusaha mendapatkan putusan PK Freddy," ucap Rum.
Namun, dia belum mau mengungkap kepastian jadwal pelaksanaan eksekusi mati. Dia beralasan pelaksanaan eksekusi mati belum bisa diungkap lantaran persiapan belum rampung.
"Saya bilang waktunya sudah semakin dekat jadi persiapan sudah akhir-akhir. Tapi waktu Pastinya belum kami tetapkan," singkatnya.
Â
(mdk/cob)