Tangerang minta wacana buku pelajaran diganti tablet dikaji lagi
"Tapi kalau dibebankan ke APBD, tidak akan cukup, malah bisa habis," kata Lutfi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mewacanakan peralihan buku pelajaran berbasis fisik menjadi buku elektronik (e-book) yang dapat diakses dengan perangkat tablet.
Mendikbud Anies Baswedan beralasan perubahan fisik buku menjadi e-book adalah untuk menekan biaya pendistribusian buku-buku pelajaran ke daerah terpencil.
Menanggapi itu, Dinas pendidikan Kota Tangerang setuju saja jika fasilitasnya dianggarkan oleh pemerintah pusat. "Kalau pusat mau kasih pakai APBN kita setuju saja. Tapi kalau dibebankan ke APBD, tidak akan cukup, malah bisa habis," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Ahmad Lutfi, Kamis(8/1).
Sementara jika tablet dibebankan ke orang tua siswa, tentunya tidak semua sanggup karena kondisi ekonomi yang tidak merata. Sehingga wacana yang bertujuan untuk menekan biaya buku sekolah itu hanya dirasa oleh masyarakat yang mampu.
"Menekan biaya pada konsep orang yang sudah mampu, kalau untuk beli tabletnya saja tidak bisa gimana mau menekan biaya? Malah lebih mahal," terang Ahmad Lutfi.
Untuk itu, kata Lutfi, sebaiknya konsep tersebut harus dipertimbangkan kembali melihat banyaknya kondisi masyarakat yang masih kurang mampu. "Konsep itu bagus, tapi bisa diratakan semua, kalau masih ada beberapa kondisi masyarakat yang belum siap," ujarnya.
Sementara Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar berpendapat, Kementerian harus bisa menghitung dan mempertimbangkan secara matang rencana tersebut sebelum diterapkan nanti. Zaki meminta agar pemerintah memikirkan bagaimana kesiapan di daerah, tidak hanya dari sisi pemerintahnya saja, tetapi juga SDM yang mencakup guru, para murid dan orang tua mereka.
"Menurut saya ini harus dikaji kembali dan harus dilihat faktor kesiapan di lapangan. Selain itu, faktor kesehatan anak jangan sampai terabaikan, pasalnya bila anak harus bergelut dengan tablet selama 8 jam belajar pasti akan berpengaruh untuk kesehatan matanya," kata Zaki.
Zaki menambahkan, Pemkab Tangerang juga harus berhitung cermat terkait anggaran yang harus dipersiapkan jika wacana peralihan dari buku pelajaran berbasis fisik menjadi buku eletronik atau e-book ini mulai direalisasikan.
"Banyak pertimbangannya, terutama soal anggarannya. Pemkab Tangerang harus berhitung cermat terlebih dahulu. Harusnya Kemendikbud juga memperhitungkan apakah anggaran daerah itu mampu atau tidak, apabila pemerintah akan menerapkan hal tersebut. Karena dipastikan kesiapan anggaran setiap daerah berbeda-beda," tuturnya.
Tak hanya itu, kata Zaki, pemerintah juga harus melihat sistem jaringan telkom dan internet di setiap wilayah yang tidak semuanya sudah sempurna. "Bila diterapkan bukan cuma merubah budaya belajar dan mengajar tapi juga sarana telekomunikasinya yang benar-benar harus siap," ujarnya.